3

3.7K 256 31
                                    

Raigemi's Pov

Usia pernikahanku sudah sebulan. bersamaan dengan usia kandungan Mega yang memasuki 14 minggu.
Aku sedang mengantarnya chack up kandungan sekarang.

Tatapan Mega kepadaku masih sama, dia masih menatapku penuh benci. Walau begitu aku tidak masalah, aku sangat mengerti anak bosku itu sama sekali tidak menginginkan aku, apa lagi pernikahan kami.

Akhir-akhir ini Mega juga menatapku aneh, dia selalu menghindari kontak mata deganku, tapi sekalinya kontak mata tatapan itu seperti ingin membunuhku, aku jadi takut.

Padahal wajah Mega sangat cantik. apa lagi hidung mancungnya itu, aku sangat terpesona dengan kebengiran hidungnya. tapi sekali lagi aku bilang, setiap dia melihat wajahku dia seperti ingin membunuhku.

Apa yang salah sebenarnya dari wajahku? sampai dia sebenci itu melihatku. Padahal aku cakep. Hehe, kata bu Mela si gitu.

"ayo pulang"

"apa kata dokter mbak?"

"stop panggil aku mbak! Dan stop mempertanyakan kata dokter!" tuhkan dia marah lagi.

Padahal aku benar mau tau apa kata dokter. lagian kenapa si, Mega selalu melarangku ikut masuk keruangan dokter, padahal kan aku istrinya. Buru-buru aku menepis pikiran itu.

Selama perjalanan pulang aku mengendarai mobil dengan pelan, aku berhati-hati saja sih. Kan aku lagi bawa ibu hamil, bahaya juga kalo tiba-tiba perutnya sakit. Bisa-bisa aku di sleding oleh mertuaku. Ralat- bosku.

Saat aku sedang fokus menyetir aku merasakan tatapan Mega lekat menatapku, tapi kenapa ya?

Aku buat salah apa lagi nih?

"kenapa mbak?"

Aku mendengar dia mendengus. Tuhkan, pasti aku melakukan kesalahan lagi. "kamu kenapa?" tanyaku, lagi.

"aku mau batagor bandung yang tadi di gerobak"

Aku berpikir sebentar. kami melewati tukang batagor?
Tapi seingatku jajaran makanan pinggir jalan sudah terlewat sejak tadi.

Dengan hati-hati aku memutar arah, masih mengendarai mobil dengan laju pelan. Mencari tukang batagor bandung yang dimaksud istriku itu.

Ketemu!

Aku memarkirkan mobil dan keluar menuju tukang batagor bandung. jajaran makanan pinggir jalan, tepat didepan gerbang sekolah. Disamping rumah sakit yang tadi kami kunjungi. Kalau sejak tadi dia minta batagor ini, kenapa harus menunggu jauh dulu baru dia bilang.

Hah, wanita hamil memang memusingkan. Apa ini yang disebut ngidam?

Aku membawa dua kantong pelastik berisi batagor bandung dan siomay. Tentu saja siomay itu milikku, aku juga kan mau jajan.

Aku menyerahkan batagor yang terdapat tusuk sate untuk Mega, sedangkan aku sudah mengikat plastik siomayku. Makan siomay dengan cara yang umum.

Aku mengendarai mobil sambil memakan siomayku langsung dari pelastiknya, plastik yang aku bolongi salah satu dibagian ujungnya, sedangkan aku lirik Mega dia tidak menyentuh batagornya sejak tadi.

"kenapa ga dimakan batagornya?" tanyaku,

Aku masih enggan memanggilnya dengan nama saja. tapi juga tak mau dengan iming-iming mbak, dari pada dia protes lagi.

"aku mau siomay aja" ucapnya ragu-ragu

Aku membuang nafasku pelan, ini berarti harus kembali kesekolah tadi kan?
Kenapa aku tidak membelikannya siomay juga tadi, bila perlu aku angkut abang-abangnya sekalian jika dia mau.

GeminionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang