15

2K 130 14
                                    

sekembalinya aku dan Sekar ke hotel, subuh sudah hampir datang, aku yang biasa beraktifitas pagi merasa bosan di kamar, sedangkan Sekar yang biasa bangun siang pasti sudah nyaman kembali kekasur dengan selimutnya.

aku membuka leptop untuk mencari kesibukan, ternyata setelah 3hari di sibukan dengan urusan di jogja membuatku melupakan pekerjaanku, E-mail masuk dari mbak Lovan lumayan banyak, walau sepertinya bukan kerjaan yang harus segera di selesaikan karna masih terlalu jauh dari tanggal digunakan, aku memilih tetap mengerjakannya untuk mengisi waktu luang  sambil berbalas e-mail dengan mbak Lovan.

 dan aku baru tau jika mbak Lovan dan CEO prusahaan sedang berada di Jogja dan mbak Lovan berkata Bosku itu ingin sekalian menjenguk anakku yang baru lahir.

memang sangat baik Bosku itu, sudah memberikan jatah cuti seminggu, padahal aku baru dua bulan bekerja diprusahaannya, ditambah lagi kebaikannya memberikan bonus ekstra untuk kelahiran istriku.

tanpa membangunkan sekar aku memilih membersihkan diriku kembali untuk bersiap kerumah sakit, tidak lama memang waktuku untuk bersiap namun jika aku sudah rapih aku bisa pergi mencari makan nanti, ketika Sekar sudah bangun dan menungguinya bersiap.

sambil terus bertukar pesan dengan mbak Lovan melalui Gmail, aku baru tahu jika mbak Lovan dan bos ku sedang berada di Jogja juga untuk mengurus pekerjaan dan mereka berniat mampir untuk menjenguk Mela. aku menyetujui mereka yang ingin menjenguk karna tidak baik jika menolak.

"hallo kenapa sayang?"

mendengar itu aku jadi mulai terbiasa dengan panggilan manis Mega,

"bos aku mau jenguk kamu, nnti aku dateng agak cepet yaa"

"hemmmm, kayanya kamu baru kerja di prusahaan itu dua setengah bulan deh , udah jadi karyawan kesayangan yah?"

"karna kebetulan mereka lagi ada urusan di Jogja"

"yaudah, aku tunggu kamu kesini, aku juga mau nyusuin Gemi junior dulu ya"

mendengar itu aku agak kaget dan malu, bisa-bisanya dia sebut Gemi junior, memangnya gemi senior pernah menyusu kepadanya? aku kan tidak pernah!

sepertinya memang aku akan datang lebih cepat, aku sudah merasakan rindu kepada bayi kecil lucu yang akan memanggil aku Appa kelak. ahh tuhan wajahku terasa hangat memikirkan bayi kecil itu akan menyipitkan mata saat melihatku seolah mengejek.

*****

sesampainya aku di rumah sakit aku langsung menemui dokter yang menangani Mega, karna katanya dokter Rianti ingin menemui aku, saat aku masuk keruangannya ternyata ada seseorang juga disana, dokter cantik seumuran mamaku itu sedang bersama lelaki tua yang masih nampak keren di umur tak mudanya

"sore dok"

"iya Rai duduk aja yah, tunggu disitu sebentar" ucap dokter Rianti menunjuk sofa tunggu di ruangan pribadinya, aku hanya mengangguk lalu duduk.

tidak menunggu lama laki-laki tua itu beranjak, dokter Rianti pun memanggil aku untuk duduk di mejanya, saat aku duduk aku langsung di hadapkan dengan dokumen, perlahan aku mengamati dokumen yang dokter Rianti berikan kepadaku, semuanya tentang Gemi, akta lahir dan dokumen rumahsakit yang mengatas namakan aku dengan Mega, aku agak khawatir saat di negara seperti ini Mega mengambil keputusan besar ini, namun juga aku menerimanya dengan hati yang entah mengapa merasakan senang menjadi orang tua tertulis yang sah atas Gemi.

"saya tau ini tidak mudah tapi juga saya mengerti banyak tentang hubungan seerti kalian, sahabat saya juga seperti kamu dan Mega, hubungan mereka sangat murni dan indah, saya harap kamu tidak mudah menyarah untuk hubungan ini ya Rai"

mendengar itu keluar dari mulut Dokter Rianti aku agak kaget, namun aku jadi mengerti mengapa mommy mempercayakan semuanya pada dokter Rianti "trimakasih dok"

*****

indahnya senyuman, masisnya kebersamaan dan banyaknya kebahagian tercipta hanya karna bayi mungil ada di antara kami, hatiku sangat hangat menerima suasana seperti ini.

aku tidak pernah menyalahkan tuhan atas cinta yang di larangnya tun=mbuh kepadaku, aku hanya mahluk kecilnya yang masuk kedalam lubang yang tidak pernah di ciptakannya, terperangkap terlalu jauh, lebih gelap dan lebih lama lagi.

saat aku masih sibuk memandangi Gemi di gendongan Sekar pintu kamar terbuka menunjukan Lovandraly dengan kakek tua yang sempat aku lihat di ruangan Dokter Rianti, dan aku menyadari sesuatu 'dia bosku'

"Rai" Mommy memanggilku, aku pun segera beranjak dan menyambut tamuku yang membawa begitu banyak bingkisan aku jadi malu sekarang karna tidak kenal bosku sendiri bahkan tadi aku hanya melemparkan senyuman saat di ruangan bu Rianti

"selamat sore pak" sapaku

"sore Rai, ternyata kamu ya orangnya yang di bahas-bahak anak baru memiliki kinerja terbaik di kantor" senyum lelaki tua itu terlihat sangat bersinar 

"biasa saja pak, saya juga masih sering bertanya kepada mbak Lovan"

mbak Lovan tersenyum saat bosku itu meliriknya dengan senyuman, aku jadi ikut tersenyum melihat mbak lovan bersemu seperti itu.

aku mengobrol dengan bosku dan mbak Lovan di ruang tamu yang ada di kamar rawat Mega, kamar yang memang cukup untuk menampung tamu lumayan banyak ini tidak terasa pengap sama sekali, karna Mega, Sekar dan mommy berada di kasur Mega disana juga tersedia sofa yang nyaman, sedangkan Gemi sedang di gendonganku, mengingat tamu terhormat yang datang menengokinya.

tidak terlalu lama, yang mungkin hanya setengah jam bosku dan Mbak Lovan berkunjung, kini mereka sudah mau berpamit, saat mereka berdiri tiba-tiba saja Sekar menghampiriku dengan membawakan ponselku yang memang sejak tadi aku titipkan padanya, saat aku melihat ada apa pada ponselku ternyata sejumblah uang masuk ke rekeningku yang jumblahnya sangat banyak, sepertinya aku terpaku cukup lama sampai sekar harus menepuk pelan bahuku.

"maaf saya tidak bisa memberikan bnayak, tapi itu untuk menambahkan  biaya dan kebutuhan kamu di rumah sakit"

benar dugaanku "tapi pak ini"

"sudah sudah, saya haarus cepat pulang ke hotel sudah hampir larut, saya duluan ya" ucapnya dengan senyum yang sangat menawan

sebaik ini bosku?

kebaikan apa yang aku buat dimasa lalu sampai mendapatkan bos yang selalu baik kepadaku, sudah bu Mela yang sekarang jadi mertuaku dan sekarang pak Gumilar bos prusahaan yang baru dua bulan tempatku bekerja, sudah seloyal ini?

"bos kamu?" tanya Mega saat aku sudah duduk di samping Gemi yang sedang tertidur

"hemm, baru hari ini ketemu"

"kamu tau barang-barang yang di kasih bos kamu untuk Gemi mainan sama pakaian ber brand ternama semua?"

"itu berarti rezeki Geni bagus sayang"

aku berkata jujur, aku merasakannya, saat menikah dengan mega semua terasa lebih lancar dari sebelumnya, bahkan saat Gemi lahir rasanya tidak ada hambatan dalam hidupku









GEMINIONS

GeminionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang