13

2.2K 150 24
                                    

Mega's Pov

saat aku memilih untuk meredam rasa cemburuku, saat itu juga aku percaya bahwa cintaku terhadap Rai memang tumbuh secara alami, dengan terang-terangan aku cemburu dibalik rasa benar dan salah yang luar biasa, sudah bisa aku simpulkan sejak awal bahwa ini salah, namun berkali-kali kebenaran yang menghujam lagi-lagi adalah status kami yang sah.

perasaan ini salah, salah karna Rai bergander sama sepertiku, salah karna Rai sudah memiliki Sekar yang begitu baik, salah karna Rai sudah mempercayakan bahawa aku akan menjaga kepercayaanya tentang janji mommy yang akan menikahkan dia dengan Sekar kelak.

Aku tidak bisa berbuat banyak ketika Rai menginginkan hal yang dijanjikan mommy dari pada memilih bersama denganku, lagi pula memang sejak awal kami hanya sebuah perjaian, apa lagi setelah akhir akhir ini aku sering bertemu dengan Sekar, aku jadi tau jika memang wanita yang di cintai Rai adalah wanita yang sangat baik. bahkan memiliki kesabaran yang luar biasa. apa lagi Sekar begitu cantik. sangat cocok mengimbangi Rai yang cantik dominan tampan.

melihat kebersamaan dan kedekatan mereka memang membuat hatiku perih, namun ada yang dinamakan iklas dan aku seperti merasakan itu, di saat hatiku pedih melihat betapa saling mencintanya mereka, namun juga merasa damai dan tenang saat ada kebahagiaan diantara mereka. aku tidak ingin menjadi rancuh dalam hubungan mereka yang memang sejak awal damai dan bahagia, dan setelah kehadiranku harapanku memang mereka tetap saling menjaga seperti semula.

saat aku jatuh cinta bukan berarti harus ada balasan cinta juga, dan di saat aku terluka tidak ada yang harus terluka juga. saat aku mencintai Rai tidak harus Rai membalas cintaku, saat aku sakit hati tidak harus Sekar sakit hati juga.

aku tidak ingin Sekar sakit hati karna kedekatanku dengan Rai yang sebenarnya Rai tidak pernah menanggapi perasaanku, terlihat sejak awal pertemuanku dengan Sekar bagai mana. cara Rai menunjukan cinta dengan cara Rai berlaku sopan sangatlah berbeda.

aku tau sejak itu bahwa selama ini Rai hanya berlaku sopan kepadaku dan hanya sebatas itu, karna hingga detik ini aku belum pernah melihat mata Rai yang ternyata sangat indah jika sedang membulat dan berbinar, sayangnya tatapan itu hanya berlaku ketika melihat Sekar.

aku tidak pernah melihat pupil mata Rai yang mengembang membulat sempurna membuat sinar matanya nampak jelas, sehingga saat pertama kali aku melihat itu, aku tau benar siapa yang mampu membuat mata kucing yang tegas itu menjadi mata kucing yang memohon untuk dimanjakan.

seperti sekarang saat aku melihat dari atas kasur rawatku, mommy sedang berbincang dengan Rai dan Sekar, banyak kebahagiaan di antara mereka saat Rai selalu mencoba menyentuh tangan Sekar secara diam-diam, dan Sekar menghindari itu dengan malu-malu, percayalah mereka tidak terlihat seperti orang dewasa sekarang, malah seperti remaja yang baru saja kasmaran. lucu sekali walau sekali lagi aku katakan jika aku lumayan sedih dengan momen mereka berdua, tapi sudah tidak menyakitiku.

entah hanya perasaanku atau memang hatiku sudah di penuhi oleh anakku, rasanya aneh sekali saat aku melihat wajah anakku aku selalu melihat wajah Rai, bahkan aku merasa mereka mirip. padahal sudah jelas tidak ada yang mengatakan begitu kecuali mataku yang memang berharap anak itu adalah anak Rai dan bukan orang lain.

seperrtinya memang aku sudah tidak mengharapkan hati Rai lagi karna hatiku sudah di ditawan oleh anakku sendiri, rasanya aku begitu bahagia memilikinya, membuatku penuh dengan rasa cinta terhadapnya.

harapku memang sejak awal anakku akan mirip dengan wajah Rai agar aku dapat dengan mudah melupakan kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupku, menggunakan banyak nama Rai dalam nama anakkku membuatku sedikit tenang setiap kali mendesirkan namanya di setiap detak jantungku.

tapi aku jadi mengingat mommen menyusui Gemi, apakah ini wajar, saat aku sedang menyusui anakku Rai menatapi Gemi dengan sangat intens, kadang tersenyum saat Gemi begitu kuat menyusu padaku, kadang terlihat khawatir saat tiba-tiba Gemi berhenti menggerakan mulutnya sesaat. Aku hanya malu saat aku merasa ikut terciprat perhatian Rai, walau dengan jujur aku katakan aku sering menggoda Rai, tapi aku tidak pernah menunjukan bagian tubuhku. rasa maluku muncul hanya karna Gemi menyusu padaku dan Rai memperhatikannya.

bagai mana aku ini yang baru saja menyebut Rai dan Sekar bagai remaja yang kasmaran, jika tingkah malu-maluku terhadap Rai saja masih begitu membuatku gerah.

GeminionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang