Sampai di mall terbesar yang aku pilih, aku langsung meminta kami makan di salah satu restoran korea langgananku dengan Shely, yang mungkin Rai juga jadi mulai menyukai restoran itu karna seringnya aku dan Shely makan disana.
saat aku sedang memesan Rai mengambil alih Gemi dari pangkuanku, menciumi pipi gembul menggemaskan Gemi lalu menarunya dengan nyaman pada pangkuannya. setelah aku memesan semua pesanan kami, atau mungkin lebih tepatnya pesanan aku dan Rai, yang semuanya aku yang menentukan, karna Rai tidak pernah mau memilih menunya sendiri.
"aku ajak Gemi keliling dulu ya sambil nungguin makanannya dateng, sekalian nyari bubur untuk Gemi"
"hemmm, terus aja tiggalin aku sendirian"
"bentar aja ko, paling muterin lantai ini aja" sepertinya memang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan akan sulit di ubah secara langsung juga, jadi aku memutuskan untuk mengizinkan seperti biasanya.
"yaudah tapi cepet balik" setelah aku mengatakan itu dia mengangguk sampai kaca matanya sedikit turun, membuatnya harus membenarkan kaca matanya terlebih dahulu dan harus aku akui bahwa tindakan kecil itu mampu membuat aku terpesona.
tubuh jangkungnya meninggalkanku dan perlahan hilang di antara pengunjung mall yang lain, dengan menggendong Gemi aku yakin banyak mata yang memandang dia adalah ibu yang perfect, sudah cantik, terlihat pandai, karna memang Rai sangat pandai, sangat menunjukan aura penuh kasih sayang dan yahh dia seorang ibu yang sangat cantik, semoga Gemi yang sedang gencar memanggilnya Appa tidak membuat orang lain menatap mereka dengan heran.
aku juga sudah mulai terbiasa saat sedang jalan dengan Rai dan Gemi tak jarang beberapa pasang mata warga negara ini memandang kami dengan tatapan menyelidik yang lumayan membuat perasaan tidak nyaman, namun juga tidak jarang banyak pasang mata yang menatap kami dengan tatapan kagum, bahkan instingku berkata beberapa manusia lain sudah menangkap gaidar kami sebagai pasangan, dan gaidarku mengatakan mereka juga memiliki perasaan aneh yang seharusnya tidak di rasakan oleh manusia yang di kodratkan berpasangan dengan lawan jenis, ah aku tidak perlu mengatakannya dengan rumit namun juga tidak begitu nyaman mengatakannya secara gamblang.
memang tidak membutuhkan waktu lama sampai akhirnya makanan pesanana kami datang namun Gemi dan Rai belum juga kembali, biasanya mereka hanya menghabisakan sepuluh menit dan ini sudah lima belas menit, apa yang menghambat mereka datang telat kali ini?
aku mencoba menelpon Rai namun gagal saat tas tangan Rai berdering, aku mengurungkan niat dan memilih menunggu sambil melihat beberapa pengunjung yang juga menyinggahi restoran yang aku pilih.
sampai mataku terpana pada satu sosok, yang sangat cantik dan tentu saja aku sangat mengenalinya, dengan senang aku memanggilnya, sepertinya ia pun kaget dengan aku yang memanggilnya dengan semangat.
"kamu sendirian aja, Rai sama Gemi mana?"
"Mami ko pulang gak bilang?" ya, yang aku panggil adalah mami Claudia Clay Benji.
"Mami nanya Rai sama Gemi, kamu malah nanyain Mami"
aku terkekeh kecil, lalu menunjuk seseorang yang sedang di tanyakan wanita paruh baya nan masih terlihat cantik itu. karna mataku sudah menangkap sosok mereka saat Mami menanyakannya.
"ayo Mih, gabung sama kita aja"
"iya pasti dong, durhaka kamu kalo gak nyuruh Mami gabung, tapi Mami juga sama Brisata loh" ucap Mami entah mengejek tentang kedekatan Brisata dan Rai yang tidak ada kemajuan, atau menggodaku karna selalu protes kepada Rai tentang sikapnya kapada Brisata.
"gapapa kok Mih" sahutku
lalu Rai dan Gemi duduk disampingku, Rai meletakan satu paper bag yang menunjukan brand ternama, aku agak bingung dengan datangnya paper bag itu yang di letakan Rai tanpa sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geminions
Dla nastolatkówGendre GxG. Jangan salah lapak⚠ Semua berawal dari pernikahan terpaksa. Pernikahan kontrak, bahkan perceraian yang sudah diatur waktunya. Namun semua berubah, Raigemi begitu mampu memikatku. Apa aku akan berhasil mempertahankan pernikahan pura-pura...