Perjalanan menuju Negeri Sakura dimulai dengan senyuman, Mega Bersama Gemi yang akan melakukan perjalanan ke luar negri untuk pertama kalinya, dan Rai yang melakukan perjalanan bisnis untuk pertama kalinya, banyak rasa bahagia dan rasa tegang yang baru mereka rasakan, namun lebih bahagia lagi karna menyadari ini adalah perjalanan keluarga ke luar negri mereka untuk pertama kalinya.
Rai membawa koper mereka sedangkan Mega mendorong troli bayi Gemi, Gemi sangat lucu saat meneliti sekeliling seperti sedang ekspolor, mobilan dan juga pipet penumbuh gigi masing-masing ada di genggaman Gami seperti sudah ada misi antara Gami dan mainannya.
"kalian hati-hati di jalan ya, kakak percayain Mamih, Mega dan Gemi ke kamu" ucap Brisata dengan serius, bahkan Brisata tidak pernah seserius sekarang. Rai tersenym lalu mengangguk, Brisata kembali menggunakan jas yang sejak tadi ia lipat di lengannya, kembali dengan tampilan kerjanyayang sudah pasti habis mengantar mereka ke bandara Brisata akan langsung menuju kantor.
tatapan lebut Brisata saat menepuk bahu Rai membuat Rai nyaman, secara singkat Rai memeluk Brisata, membuat Brisata memaku sebentar sebelum akhirnya membalas peluk Rai dan mengelus punggung adik kecilnya itu. "hubungi kakak jika ada sesuatu yang di butuhkan ya dek" Rai mengangguk dalam peluakan, lalu melepaskan pelukan mereka. Brisata yang ada di hadapannya sekarang benar-benar sosok seorang kakak, tidak seperti biasanya Brisata yang selalu membuat Rai jengkel.
Claudia yang melihat kedua anaknya dari jarak yang tidak terlalu jauh menunjukan senyum terbaiknya, senyum yang mungkin tidak akan luntur, bahkan Mega juga tersenym menyaksikan interaksi Rai dan Brisata yang tidak seperti biasanya. kali ini terlihat hangat dan penuh kasih sayang.
saat dalam perjalanan menuju ruang tunggu keberangkatan, sambil menunggu Rai yang sedang ke smoking room bandara, saat Mega sudah menemukan kursi tunggu yang pas dan juga nyaman Mega sempat melihat seseorang yang seperti tidak asing, saat Mega mencoba mempertagas seseorang itu tiba-tiba saja bahunya di tepuk pelan membuatnya sedikit terkejut.
"nih, kamu makan dulu ya, mamih mau ajak Gemi jalan sebentar, sekalian ke market" ucap Claudia, Mega mengangguk dengan senyumnya, lalu membiarkan Claudia membawa trori bayi yang sudah pasti ada Gami di dalamnya.
saat Mega kembali memutar kepala untuk melihat kembali ke posisi dimana dia seperti mengenali seseorang, orang tersebut sudah tidak ada. kening Mega mengerut tidak yakin, bahkan Mega berharap itu bukan kemungkinan.
sampai Mega melihat Rai berjalan kearahnya, memang sudah sering Mega melihat Rai dalam kondisi menggenakan pakaian formal, namun masih saja Mega menganguni Rai saat berpenampilan rapih, kemeja Rai yang di masukan kecelana tidak pernah sekalipun keluar dari cekana seolah tampilannya tidak akan berubah, hanya kerah kemeja panjang Rai sering kali nampak tidak terlalu rapih namun memberikan kesan badas pada sosok Rai.
saat Rai sampai di hadapan Mega dan berdiri tepat didepan Mega, Rai langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan sekotak susu coklat ukuran kecil kepada Mega, Mega menerimanya dengan senyum lebar sampai matanya menyipit.
"Gemi sama mamih?"
"hem" deham Mega karna sudah terselip sedotan di bibirnya, rai mengangguk lalu duduk di samping Mega, membongkar tas laptopnya dan mengeluarkan map yang akan di bacanya, Mega hanya membiarkan saja sambil memperhatikan sekitar, saat matanya menatap kesembarang arah sosok yang tadi sempat di lihatnya kembali nampak di matanya, tubuh Mega menegang seketika saat wajah itu kini begitu jelas di penglihatan Mega, Mega mengalihkan pandangannya, menunduk sebisanya agar orang yang baru saja dilihatnya tidak bisa mengenalinya juga.
tanpa sadar tangan Mega meraih tangan Rai dan meremas tangan Rai begitu kuat, nafasnya agak sesak sekarang, Mega ingin menangis.
saat jaket membalut tubuh Mega, Mega langsung mengangkat kepalanya yang tertunduk, jaket Rai sudah bertanggar di bahunya, saat matanya beradu pandang dengan Mata Rai sorotan mata Rai begitu kebingungan namun bisa menenangkan Mega, Mega menyadari jika ada Rai di sisinya.
dia tidak akan khawatir.
****
Resah, hanya itu yang tampak di wajah Mega sejak kejadian di ruang tunggu bandara, Rai menyadari perubahan dari Mega walau Mega berusaha menutupinya. genggaman tangan Mega tidak pernah terlepas bahkan walau hanya memegang pergelangan tangan Rai.
hati Rai jadi merasa aneh, merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Rai sudah mengirim pesan kepada Claudia selama perjalanan pesawat Rai meminta bantuan Claudia untuk menjaga Gemi, dengan senang hati juga Claudia menyetujui, bahkan berkata memang itu tujuannya selama Rai perjalanan bisnis Claudia akan membantu Mega menjaga Gemi. posisi kursi merekapun hanya depan belakang karna mereka mengambil kursi penumpang kelas bissnis, Rai duduk bersama Mega, sedangkan Claudia berada di depan mereka hanya duduk sendirian karna tidak ada penumpang lain yang menduduki kursi di sebelahnya.
Rai yang merasakan tangan dingin Mega kembali khawatir, "kamu mau apa?" tanya Rai yang hanya di balas dengan gelengan kepala juga senyuman Mega yang tidak seperti biasanya.
"ada sesuatu yang mau kamu ceritain ke aku?"
"engga ada Rai, mungkin karna udah lama aku gak naik pesaawat aja, agak nervous"
Rai mengangguk, walau sebenarnya alasan Mega tidak dapat meyakinkannya, jelas saja Mega tidak mungkin bersikap aneh hanya karna sudah lama tidak naik pesawat, namun Rai bisa menunggu sampai Mega siap menceritakan kecemasannya.
Rai merapihkan dokumes yang sudah di bacanya walau tidak dengan fokus Rai membaca namun ia merasa sudah cukup karna ini bukan waktu yang tepat, Rai menyandarkan kepala Mega ke bahunya, mengelus pelan rambut lembut Mega, Rai juga mengambil selimut yang di sediakan lalu menyelimuti tubuh mereka, sampai cukup lama Rai baru merasakan kepala Mega bertumpu sepenuhnya di bahunya, pertanda mungkin kesadaran Mega sudah menghilang.
tangan Rai tidak di genggam Mega sedari tadi tidak berhenti mengelus kepala Mega, kini tangan itu ia gunakan untuk menahan kepala Mega agar tidak terjatuh, kemeja Rai yang digulung hingga siku membuat Rai bisa merasakan sapuan nafas mega di kulit lengannya, nafasnya hangat namun nafas itu seolah tidak nyaman karna sesekali memburu.
Rai jadi menduga-duga apa yang telah terjadi, juga khawatir tanpa alasan karna mengkhawatirkan Mega yang tiba-tiba menjadi pendiam.
---
pesawat mendarat dengan nyaman, karna mereka duduk di clas bisnis jadi sudah pasti mereka akan turun terlebih dahulu dari pada penumpang lain, Mega juga menggendong Gemi sejak turun dari pesawat, masih tidak berbicara apapun, hanya senyumnya yang sesekali muncul namun terlihat di paksakan.
Rai selalu menggengam tangan Mega selama perjalanan menuju apartemen Claudia, berharap ia bisa mentransfer ketenangan kepada Mega yang gelisah sejak tadi.
sampai di apartemen pun Rai membiarkan Mega istirahat, beruntung Gemi juga tertidur setelah selesai menyusu, jadi kini Rai bias membca lebih fokus pada format materi yang harus ia pelajari, Rai harus menyiapkan diri. sesungguhnya kini mimpinya seperti sudah didepan mata dan akan segera di raihnya, namun Rai tidak ingin memikirkan hal yang mudah karna dia tau mimpinya tidak mungkin bisa diraih dengan mudah jika dia terlena terlalu dalam.
malam ini mereka akan beristirahat, mungkin besok ketika Rai mulai bekerja ia akan meminta pertolongan Claudia kembali untuk menjaga Mega dan Gami, walau sebenarnya Mega tidak perlu di titipkan karna dia sudah dewasa, namun sikap anehnya membuat Rai khawatir.
GEMINIONS
KAMU SEDANG MEMBACA
Geminions
TeenfikceGendre GxG. Jangan salah lapak⚠ Semua berawal dari pernikahan terpaksa. Pernikahan kontrak, bahkan perceraian yang sudah diatur waktunya. Namun semua berubah, Raigemi begitu mampu memikatku. Apa aku akan berhasil mempertahankan pernikahan pura-pura...