Chapter 9

881 79 2
                                    

Semula niat Jimmy merebahkan tubuhnya menyamankan pada ranjangnya sembari berdoa supaya ia dapat memimpikan hal hal yang indah.

Namun baru beberapa menit ia memejamkan kedua maniknya ia justru mendapatkan sebuah panggilan telefon.

Jujur saja jika ia tak ingat bahwa ia memiliki profesi sebagai dokter, dimana tugas yang dia emban untuk menyelamatkan orang, maka sudah di pastikan ia akan abai pada dering telefon nya itu.

Hanya saja...

Ia adalah dokter!

Maka dari itu ia segera menggeser tombol telefonnya untuk mengangkat telefon tersebut.

Tak berselang lama spontan Jimmy beranjak dari ranjangnya dengan perasaan cemas tak seperti biasanya.

"Tunggu aku! Aku akan kesana sekarang, pastikan tekanan darah nya dan juga detak jantungnya di ambang batas normal, jika dalam lima menit tak kunjung membaik kabari aku," ujar Jimmy tegas dan tak lupa ia memberi pesan pada sahabat nya yang ia tahu memiliki jam jaga hari ini untuk segera memeriksa pasien nya itu.

'Kau akan baik baik saja Sea.' Monolog Jimmy dengan wajah nya yang jauh dari kata baik ketika melangkah keluar dari kamar nya.

"Hi—"

Baru saja Gemini hendak mengambil air minum di dapur karena kehausan di buat berhenti saat mendapati wajah sang kakak yang berbanding terbalik dengan sebelumnya.

'Ada apa dengan Hia?'

"Hia! Hia Jim mau kemana?"

"Ah, aku harus ke rumah sakit kembali, pasien ku membutuhkan ku," lirih Jimmy sebelum benar benar melangkahkan kaki nya ke arah pintu utama rumah nya.

Di pandang nya sang kakak lekat dari kejauhan yang lambat laun hanya dapat memandangi punggungnya.

Ceklek

"Ada apa Gem?"

"Hia Jim tak jadi menginap, wajah nya terlihat serius dan cemas. Seperti nya pasiennya memburuk."

Nanon mengerutkan keningnya. Ia tahu sang kakak memang tak jarang secara tak terduga kembali ke rumah sakit di tengah acara atau apapun itu.

Namun biasanya wajah Jimmy masih dapat di kondisikan dan tak terlihat jelas kecemasan nya.

"Kau tak salah liat jika Hia Jimmy terlihat serius dan cemas?"

Anggukan kepala di berikan oleh Gemini.

'Mungkinkah ada kaitannya dengan orang itu?'

"Semoga pasien Hia baik baik saja."

Celetuk Nanon secara tak terduga. Oh ayolah ia tak ingin jika wajah sang kakak yang baru pertama kali nya ia lihat tersenyum akan kembali padam seperti sedia kala.

Gemini yang tak tahu apa apa hanya sibuk menganggukan kepala nya mengiyakan perkataan Nanon.

***

Neo tengah berada di luar ruang rawat inap Sea, lantaran dokter meminta nya untuk keluar terlebih dahulu.

Jujur saja rasa nya ia ingin sekali mengutuk dirinya karena sempat tertidur sesaat.

Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang