Chapter 20

665 72 4
                                    

Jimmy yang kini sudah berada di apartemen milik nya tampak menyandarkan dirinya di sofa, menatap langit langit apartemen nya itu.

Jujur saja hari ini adalah hari dimana dirinya dapat pulang lebih cepat dari hari biasanya.

Rasanya ingin sekali ia benar benar merebahkan dirinya sembari menutup kedua maniknya memasuki alam mimpinya.

Hanya saja ....

Pemikiran pemikiran mengenai Sea kembali muncul di kepala nya, membuatnya urung untuk benar benar memejamkan kedua maniknya itu.

Apa benar Sea penulis terkenal?

Hal semacam itu yang muncul di kepala nya!

Jimmy mengambil nafasnya dalam, dan mulai mencari handphonenya guna mencari identitas Sea.

Namun...

Nihil, ia tak menemukannya!

Apakah ia memiliki nama pena di bandingkan nama asli nya yang di cantumkan pada setiap buku nya?

Hal tersebut yang kini menjadi rasa penasarannya. Oh ayolah mengapa ia tak tahu apa apa?

Dengan segala keraguan yang ada dalam dirinya, Jimmy pada akhirnya berusaha memberanikan dirinya untuk menghubungi sang adik.

Bukankah Nanon terlihat dekat dengan Sea bukan?

Dering telefon tak langsung di jawab oleh Nanon saat ia menghungi adiknya itu.

Melihat sang adik yang slow respon, pada akhirnya Jimmy memberikan sebuah pesan singkat pada sang adik, menanyakan keberadaan dari adiknya tersebut.

From : Nanon

Hia, aku masih ada kelas. Ada apa?

Jimmy menghela nafasnya pelan ketika ia menyadari bahwa sang adik tentu saja masih memiliki kesibukannya sendiri.

Bagaimana bisa ia melupakan bahwa sang adik masih merupakan mahasiswa aktif yang tentu saja memiliki tanggung jawab nya untuk berkuliah.

Tak lama setelah nya Jimmy segera menanyakan pada adiknya mengenai jam pulang kuliah nya, dan tentu saja ia mengatakan bahwa dirinya akan menjemput samg adik.

Jawaban singkat segera di balas oleh Nanon pada Jimmy.

Tanpa berlama lama di dalam apartemen nya itu, Jimmy segera mengganti pakaian nya dan segera menuju salah satu kampus yang masih berada di satu kawasan yang sama dengannya.

.
.

Sang adik sebelumnya mengatakan bahwa ia akan pulang pukul 16.30, yang itu artinya ia datang dua puluh menit lebih cepat di banding kan jam yang di beritahu oleh Nanon.

Jimmy menyandarkan tubuhnya di kursi pengemudi dengan enggan turun dari mobil tersebut. Ia memilih untuk menunggu sang adik hingga adiknya selesai proses belajar tersebut.

Namun tentu saja Jimmy tak lupa dengan mengirimkan pesan pada sang adik bahwa ia telah berada di parkiran kampus Nanon, menunggu kepulangan Nanon.

Beberapa kali hembusan nafas kasar terdengar dari belah bibir Nanon. Pemikiran pemikiran atas rasa penasarannya terus saja mengusik isi kepala nya.

Sungguh ia memiliki rasa penasaran yang tinggi mengenai identitas Sea secara menyeluruh. Oh ayolah ia merasa tertantang atas apa yang di katakan oleh Book sebelumnya. 

Apakah Sea memang memiliki banyak penggemar?

Hal semacam itu yang bersarang di kepala nya.

Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang