Chapter 24

877 82 5
                                    

Keesokan harinya keadaan Sea jauh membaik di bandingkan sebelumnya, bahkan Sea dapat bercengkrama dengan beberapa dokter ataupun perawat yang datang memeriksa nya tak seperti sebelum sebelumnya.

Tak jarang Jimmy terlihat menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Tak bisakah pemuda manis nya, tak tebar pesona pada para dokter dan perawat yang datang? Belum lagi semenjak kedatangan Book yang secara random berbasa basi datang ke ruangan Sea mengatasnamakan sebagai penggemar tulisan Sea dan secara terang terangan meminta tanda tangan Sea di bubuhkan pada novel yang sebelumnya sempat ada di rumah nya.

Sejak kapan novel itu kini telah berada di tangan Book kembali?

Rasanya ia ingin sekali menjambak rambut Book, lantaran akibat ulahnya itu membuat para dokter, perawat, bahkan pasien yang tak sengaja mendengar gosip menyadari keberadaan Sea sebagai penulis yang nyata nya terkenal!

"Sepertinya ada yang sedang kesal," lirih Neo yang berdiri di samping Jimmy yang berada di ambang pintu ruang rawat inap Sea.

"Apakah sangat jelas?"

Kekehan suara terdengar dari belah bibir Neo. Sungguh ia tak menyangka bahwa seorang Jimmy yang ia kira memiliki gengsi yang tinggi, justru memiliki respon di luar ekspektasi nya.

Jimmy sama sekali tak menutupi apapun dari pemuda yang merupakan adik dari pemuda manis yang ia taksir.

"Sejak kapan kakak mu menjadi penulis terkenal yang memiliki banyak penggemar? Apakah aku memiliki banyak pesaing?"

Lagi lagi kalimat tak di sangka oleh Neo keluar begitu saja dari belah bibir Jimmy.

"Sejak beberapa tahun lalu, hanya saja biasanya Phi Sea merahasiakan identitasnya sebagai penulis beberapa novel yang ia tulis, hingga awal tahun ini ia memberitahu kan penggemarnya, walaupun sekali lagi terpaksa Phi menutupi identitasnya kembali karena situasi yang membuatnya demikian."

Informasi yang sama kembali di dengar oleh Jimmy sebagaimana yang di katakan oleh Nanon sebelumnya.

"Apakah baik baik saja jika membiar kan Phi mu seperti sekarang? Ah, sebaiknya Sea di pulangkan saja," ujar Jimmy sebelum melangkah kaki nya keluar dari ruang rawat inap Sea menuju ruangan kolega nya yang merupakan DPJP dari Sea.

Sungguh ia tak mau Sea dalam keadaan yang nantinya membuat pemuda itu kesulitan.

***

Seorang pemuda tampak duduk di bangku nya dengan ruangan yang memiliki minim pencahayaan. Satu satunya cahaya hanyalah dari cahaya laptop yang menyala serta lampu belajar yang di tempatkan di samping laptop yang masih menyala menampilkan sebuah tayangan cctv yang tengah berjalan.

"I got you."

Senyuman dengan kedua ujung bibir tertarik ke atas dapat di lihat jelas pada wajah pemuda itu.

Beberapa kali ujung ujung jarinya mengetuk ngetukkan pada meja belajar nya.

"Hei manis, seharusnya kau mendengarkan aku. Mengapa kau sangat nakal sekali sih? Apakah belum cukup dengan kejutan ku beberapa waktu lalu?"

Suara tawa cukup nyaring terdengar pada ruangan yang tak terlalu besar itu.

Setelah nya ia mempause-kan tayangan gambar yang terus bergerak, dan jangan lupakan ia mencoba memperbesar gambar tersebut.

"Kau harus menulis apa yang aku inginkan manis."

Dengan cepat jari jemarinya membuka sebuah icon yang muncul pada layar laptop nya dan memberikan sebuah pesan singkat pada seseorang. Harapannya sang penerima mau mengikuti permainannya.

Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang