Chapter 21

1.1K 94 2
                                        

"Phi, kulihat kau cocok bersama dengan dokter Jimmy," ujar Neo yang secara acak ketika di kesunyian sepanjang perjalanan menuju rumah mereka.

Spontan Sea menautkan alisnya dan menatap ke arah Neo penuh kebingungan.

Mengapa sang adik seperti seorang mak comblang saja yang hendak menjodoh-jodohkan seseorang?

"Aneh sekali, tak biasanya kau mengatakan demikian? Bukankah seingat ku kau menjadi garda paling depan ketika ada orang orang yang mendekati ku, baik itu laki laki ataupun perempuan sekalipun?"

Neo menolehkan wajah nya sejenak menatap Sea memamerkan deretan gigi putih nya.

"Karena kurasa Dokter Jimmy tak akan membahayakan mu, dan cenderung akan melindungimu, lagi pula ia dokter, jadi ketika kau sakit dia akan mengobati mu."

Neo dengan seenak jidat nya mengatakan demikian pada Sea. Oh ayolah tak ingatkah spesialisasi Jimmy? Ia memang dapat mengobati orang yang sesuai dengan case nya. Namun hal itu tak membuat dirinya dapat mengobati segala jenis penyakit!

"Dasar bocah, sok tahu sekali," ujar Sea sedikit ketus sembari memutarkan kedua maniknya.

"Aku serius Phi, kau tahu sendiri aku sering memfilter orang orang yang ingin dekat denganmu, tetapi kali ini aku justru memberikan keleluasaan ku padamu jika bersama nya, itu berarti dia telah melewati beberapa hal yang menjadi pertimbanganku."

Sejenak Sea terdiam mendengar ocehan Neo, yang semakin lama semakin terdengar serius dari seorang Neo yang biasanya pemuda itu tak pernah membicarakan hal hal semacam itu!

Demi meyakinkan dirinya atas keseriusan ucapan sang adik, kini Sea sudah menatap sang adik lekat, mencoba membaca raut wajah pemuda yang tengah mengendarai mobil, dimana memang tak terlihat bahwa Neo yang seakan tengah menyentil nama Jimmy ke permukaan itu bercanda.

"Kau yakin dengan ucapanmu?"

Sea dengan ragu akhirnya bertanya akan hal yang mengganggu pikirannya.

Neo mendengung pelan tak langsung mengatakan secara gamblang pada Sea akan pendapatnya mengenai Jimmy, melainkan pemuda itu justru terdiam beberapa saat, seakan ia tengah mencoba merangkai kata sebelum ia utarakan pada kakak kesayangannya itu.

"Aku memang belum lama mengenal dokter Jimmy, hanya saja mengingat ia dekat dengan Mommy, kemudian cara ia merawat Phi serta belum lagi ternyata ia kakak dari Nanon, maka semua batasan batasan yang biasanya seringkali menjadi sebuah hambatan Phi dekat dengan orang lain selain sahabatmu kini luntur semua untuknya."

Anggukan kepala Sea berikan ketika mendengar sebuah penjelasan atas ucapan Neo yang masuk akal untuknya, terlebih di mata Sea, Jimmy adalah orang yang tampan, memiliki hati yang baik.

Ia tak memungkiri jika dirinya memang jatuh hati pada dokter itu, hanya saja ia terlalu gengsi dan malu jika Neo tak menyudutkan nya seperti itu, seolah kini dirinya berada di posisi tak enak menolak perkataan dari Neo mentah mentah, yang padahal ia cukup menyukai ungkapan Neo yang bisa di bilang satu pemikiran dengannya.

"So, kau setuju denganku bukan Phi?"

Sea tak langsung mengiyakan melainkan ia sibuk memainkan jari jemarinya yang kini berada di atas pahanya, dengan sesekali ia mengusap tengkuk leher nya yang terasa gatal.

"Mungkin."

Hanya satu kata itu yang pada akhirnya keluar dari belah bibir Sea.

"Ah, kudengar Phi sudah mulai menulis kembali?" tanya Neo yang kini mulai mengalihkan pembicaraannya dari pembahasan sebelumnya.

Sea tersenyum merekah dengan anggukan kepala cepat.

"Jadi genre kali ini?"

"Menurutmu?"

Neo mengendikkan bahunya pelan. Bagaimana ia tahu jika Sea saja tak memberitahu dirinya. Lagi pula yang membuat ide cerita tentu saja Sea sendiri bukan?

Sea terkekeh sendiri melihat tanggapan sang adik yang memang wajar menjawab demikian.

"Seperti nya fantasy," ujar Sea pada akhirnya memberitahu pada Neo akan ide genre yang akan ia tulis, walaupun Sea tak akan membiarkan memberitahu pada Neo akan detail ceritanya.

"Ku kira P'Sea akan menggunakan genre seperti sebelumnya, tetapi kali ini Phi akan membuat cerita yang berakhir bahagia bukan?"

Sea tak mengatakan apa apa, lagi pula mana seru jika ia beritahu pada Neo hal yang paling sensitif jika ia beritahukan pada pemuda itu.

"P'Sea."

"Hng?"

"Jadi?"

"Secret."

Di saat mobil yang di kendarai Neo sebelumnya berjalan dengan tenang tiba tiba saja bunyi suara klakson cukup kencang di arah kan pada mereka.

Manik Neo segera seluruh kaca spion guna memerhatikan dengan baik dari mobil mana suara klakson itu berasal.

Mobil dengan kecepatan tinggi tiba tiba saja melewati mobil yang di kendarai oleh Neo.

"Shit!" pekik Neo geram.

Semula Neo yang cukup tersulut emosi hendak mengambil ancang ancang menginjak pedal gasnya untuk mempercepat laju kendaraannya.

Hanya saja ....

"No!! No!! Arggghhh!!" pekik Sea tiba tiba yang kini sudah sibuk memegangi kepala nya dengan bulir keringat yang terus menerus membasahi pemuda yang duduk di bangku penumpang sebelah Neo.

"P'Sea!" panik Neo ketika mendengar jeritan penuh kesakitan yang ia dapati ketika hampir melupakan keadaan Sea yang berada di sebelahnya.

Perlahan Neo mulai menurunkan kecepatannya, guna berusaha membuat Sea jauh lebih tenang. Walaupun kenyataannya tidak demikian.

Tubuh Sea seakan membuat tembok besar bagaikan sebuah temeng tak terlihat di mata orang lain yang tengah memerhatikan dirinya.

Suara tangis di selingi isakan, dan juga tarikan nafas berat kini semakin terdengar dari seorang Sea.

"Phi tenang lah, maaf kan aku. Aku tak akan mengemudi secara cepat Phi," ujar Neo yang sebelah tangannya mulai bergerak mengusap pundak Sea yang terasa bergetar.

Tak ada jawaban dari seorang Sea.

.

.

Mobil yang sebelumnya tengah di kendarai oleh Neo kini telah berhenti di pinggir jalan.

"Phi," ujar Neo lembut.

Lagi lagi tak ada jawaban dari Sea. Melainkan tangan Sea yang sebelumnya bebas kini mulai mengetuk ngetuk kepala nya, seolah jika ia melakukan hal itu rasa sakit yang semula ada apat tertinggal begitu saja..

"Arggh!!! First! Khao! Mark! Salah ku  ... Argghh ... salahku."

"Phi ... Phi sadarlah, tatap aku P'Sea."

Tangis yang semula Neo tahan dengan baik, perlahan tak sanggup ia tahan kembali, dan terjatuh begitu saja tanpa sebelumnya ada kesepakatan di dalamnya.

——•••——

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa 🥰

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

CA

Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang