"Ini rumah kalian?"
Neo dengan cepat menganggukan kepala nya, dan setelah nya Neo, beserta Jimmy turun dari mobil tersebut.
Lalu bagaimana dengan Sea?
Pemuda manis itu masih setia memejamkan kedua manik nya dengan tenang.
Semula Neo hendak membuka pintu Sea sembari membangunkan sang kakak dari tidurnya yang terlihat lelap, tetapi dengan cepat Jimmy memberikan kode gelengan kepala tak mengizinkan Neo untuk membangunkannya, serta menyuruh Neo untuk membukakan pintu rumahnya saja.
Dengan sangat hati hati Jimmy mengangkat tubuh Sea yang terlelap di dalam gendongan ala bridal ke dalam kediaman Anukoolprasert.
Sea yang merasa nyaman dalam gendongan Jimmy justru kini seakan tengah menyamankan tubuhnya masuk ke dalam dekapan Jimmy.
Jimmy yang menyadari pergerakan kecil Sea hanya dapat tersenyum puas.
Sungguh ia senang jika Sea merasa nyaman dengan dirinya.
"Ah, maaf anakku merepotkan mu," lirih Mix yang baru saja hendak keluar mennyusul kedua putranya saat tahu bahwa mereka telah sampai di rumah.
Jimmy tersenyum sembari menggelengkan kepala nya. Ia tak merasa demikian!
Justru ia merasa senang bisa membantu putra dari sang penyelamat dirinya di masa lalu.
"Mom, tenang saja pasti Phi tak merasa kerepotan, karena Phi justru saat ini merasa senang dapat menemui calon mertuanya," Celetuk Neo tanpa ada filter sedikit pun.
Spontan wajah Jimmy memerah mendengar perkataan Neo.
Sejujurnya kalimat Neo tak salah sepenuh nya, hanya saja tak bisakah Neo lebih menjaga kalimat nya itu?
Ia masih memiliki rasa malu yang tinggi, dan jangan lupakan ia juga memiliki ego yang sama tingginya.
Mix hanya menggeleng-gelengkan kepala nya saat menyadari kekikukan Jimmy atas perkataan putra bungsunya itu.
"Lebih baik kau antarkan Jimmy ke kamar kakak mu."
Neo menganggukan kepalanya cepat, dan sesuai dengan perkataan nya pada Ibunya, maka Neo kali ini menjadi pemandu jalan menuju kamar Sea yang berada di lantai 2.
"Hati hati Phi, apakah Phi Sea berat?"
Jimmy hanya mengendikkan bahunya pelan. Ia tak merasa demikian!
Walaupun ia tak pungkiri bahwa Sea bukanlah pemuda manis yang bertubuh kecil, melainkan pemuda manis bertubuh tinggi dengan perawakan yang menggemaskan untuknya.
.
.Setelah Sea ia tempat kan di ranjang empuk yang berada di kamar Sea. Untuk beberapa saat manik Jimmy tampak mengedar ke seluruh ruang kamar Sea yang bisa di katakan rapi dengan tak terlalu banyak ornamen yang menghiasi dinding ruangan tersebut.
Semula Jimmy hendak beranjak dari kamar Sea hingga maniknya tak sengaja menangkap layar handphone Sea yang tergeletak di meja menampilkan banyak nya notifikasi email yang masuk pada Sea.
Manik Jimmy membulat sempurna ketika melihat rentetan email dari satu alamat pengirim email yang sama tetapi memberikan beberapa pesan yang memang terihat seperti di set 5 menit sekali.
"Apa - apaan ini," geram Jimmy ketika pada akhirnya memilih membaca notifikasi pada pesan email Sea.
"Ada apa Phi?" tanya Neo yang semula sudah berada di ambang pintu kamar Sea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chance [END]
FanfictionBerawal dari kehidupan seorang pemuda yang terasa monokrom-tak berwarna sedikit pun, di dukung dengan lingkungan yang membentuk pribadi nya menjadi disiplin, kaku dan acuh. Tak menyangka akan mendapatkan sebuah kesempatan untuk membalas 'hutang bud...