Butuh beberapa waktu bagi seorang Jimmy memahami situasi yang ada, bahkan ia tak menyadari berapa lama ia menatap interaksi sang adik kandungnya dengan Sea dan juga Neo yang terlihat akrab?
"Kalian saling mengenal?"
Kalimat tanya itu yang pada akhirnya di lontarkan oleh Jimmy yang masih kebingungan atau bisa di bilang ragu dengan segala praduga yang ada di kepala nya saat ini.
"Tentu saja kami saling mengenal Hia, karena Neo sahabatku dan Phi Sea adalah alumni kampus ku, jadi bisa di bilang Phi Sea adalah senior ku."
Sebuah cengiran lebar terlihat dari wajah Nanon.
"Hia? Dokter Jimmy kakak mu?"
Kali ini Sea lah yang bersuara menyadari hal yang menjadi sebuah tanya sebelumnya bagi Jimmy.
Dengan gerakan cepat Nanon menganggukan kepala nya, dan jangan lupakan bahwa pemuda itu segera memegangi lengan Jimmy memberitahu secara pasti bahwa Jimmy memang adalah kakak kandungnya.
"Woah, aku tak menyangka bahwa Dokter Jimmy adalah adalah kakak dari Nanon, padahal Nanon sering main ke rumah," ujar Sea mengingat Nanon adalah sahabat dekat Neo sebelum terjadi perselisihan di antara keduanya tentunya.
"Aku juga baru tahu kalian saling mengenal," ujar Jimmy pada akhirnya sembari mengangguk anggukan kepala nya pelan setelah memahami situasinya.
Seulas senyum Jimmy yang tak dapat ia hindari terlihat begitu saja secara alami. Nanon yang lebih dahulu menyadari sebuah kejanggalan dari seorang Jimmy, secara refleks menyikut sang kakak, disertai ucapan yang membuat sang pemuda yang lebih tua secara usia darinya berdiri kaku di tempatnya.
"Apakah Phi Sea adalah orang special bagi Hia? Sepertinya aku kalah pamor dengan Phi Sea sehingga senyuman saja Hia berikan pada Phi Sea dibandingkan aku," ujar Nanon seenak nya tanpa di filter dengan setengah berbisik tepat di samping Jimmy.
Rasanya ingin sekali Jimmy menjitaki adiknya itu jika saja saat ini ia tak berada di kamar pasiennya. Ia harus tetap profesional bukan?
"Sepertinya adik kecilku sekarang sudah banyak bicara," lirih Jimmy dengan senyumannya yang sulit di artikan menatap ke arah Nanon.
Nanon hanya tersenyum kaku melihat Jimmy.
"Phi Sea, kapan kau akan keluar dari sini?" ujar Nanon sedikit berlari kecil mendekat kembali pada Sea.
Sungguh Nanon kini benar benar berniat mendapat perlindungan ataupun pembelaan dari Sea.
Sea mengendikkan bahunya, dan sorot maniknya refleks menatap ke arah Jimmy.
"Nanti kita akan periksa ulang kembali apakah kau sudah boleh pulang atau tidak."
Hanya kalimat itu yang dikatakan oleh Jimmy atasan tatapan yang di berikan oleh Sea sebelumnya.
Layaknya seorang yang patuh pada Jimmy spontan Sea mengangguk anggukan kepala nya mendengar ucapan dari dokter tersebut.
'Semoga saja aku sudah di perbolehkan pulang.'
***
Suara detak jantung yang kini mulai terdengar jauh stabil di bandingkan beberapa menit lalu akhirnya dapat mengurangi ketegangan beberapa dokter yang ada di ruang ICU tersebut. Pemuda yang beberapa hari lalu tergeletak disana sudah seringkali mendapatkan serangan jantung secara tiba tiba terhitung dari pemuda itu di tempatkan disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chance [END]
أدب الهواةBerawal dari kehidupan seorang pemuda yang terasa monokrom-tak berwarna sedikit pun, di dukung dengan lingkungan yang membentuk pribadi nya menjadi disiplin, kaku dan acuh. Tak menyangka akan mendapatkan sebuah kesempatan untuk membalas 'hutang bud...