EPILOG

600 43 4
                                    

Waktu yang di nantikan oleh Jimmy dan Sea pada akhirnya datang.

Keduanya telah memakai jas putih lengkap dengan riasan tipis menunjang penampilan mereka di acara sakral mereka hari ini.

Degup jantung semakin berdetak cepat ketika menyadari bahwa hanya beberapa menit lagi acara di mulai dan itu artinya beberapa menit lagi juga mereka dapat meresmikan hubungan mereka menjadi pelengkap seumur hidup!

"Calm down Sea," ujar Mark yang kali ini berada di ruang tunggu Sea.

Sea mengambil nafas dalam dalam dan menghela nya.

"Aku gugup Mark," ujar Sea jujur tak dapat membohongi dirinya sendiri.

"Aku tahu. Sangat terlihat jelas Sea," ujar Mark sembari mengusap kening Sea yang cukup berkeringat.

Sea menggigiti bibirnya demi mengurangi kegugupannya.

"Relax Sea," ujar Mark sekali lagi menenangkan sahabat nya itu.

Sea kembali mengambil nafasnya dalam dalam dan menghela nafasnya secara perlahan.

"Bagaimana penampilan ku? Apakah aku cukup tampan bersanding dengan Hia?"

Mark memutar manik nya malas, mengapa ia sedikit kesal kali ini dengan kalimat pertanyaan polos dari sahabat nya itu?

Ingatkan Mark tak suka memuji jika bukan karena tak terpaksa!

"Well, kau tampan," ujar Mark dengan berat hati.

Cengiran khas dari wajah Sea terlihat jelas di mata Mark. Jika saja bukan Sea yang bertanya sekaligus menampilkan deretan gigi nya, maka rasa nya ia ingin ....

.... Memukul nya.

Hanya saja pengecualian untuk Sea!

Dia terlalu manis untuk seorang laki laki yang seumuran dengannya. Ia harus mengakui itu!

"Ah, bagaimana hubungan mu dengan adik ku yang berisik?"

Mendengar hal itu untuk beberapa saat Mark tampak terdiam seperti ada hal yang enggan ia bicarakan pada Sea.

"Mark?"

"Ck, kau suka sekali mengalihkan pembicaraan dan mengubah suasana. Please Sea, untuk kali ini kau nikmati hari bahagia mu. Tugas ku hari ini akan mendamping sahabatku, yang aku tak menyangka ia akan menikah duluan dariku."

Gelak tawa tiba tiba saja terdengar dari belah bibir Sea.

"Aku juga tak menyangka. Jika aku tak bertemu dengannya, maka hari ini tak akan ada."

Mark antusias menganggukan kepalanya, karena memang benar adanya hal yang Sea katakan.

Jadi semuanya ada hikmah nya bukan?

Maybe!

Dibalik hari yang menyedihkan pasti akan ada hari kebahagiaan.

Pada akhirnya hal itu yang dapat Sea simpulkan sebagai manusia baru yang berhasil melalui hal kelam nya.

"Terimakasih kau tetap hidup menjadi sahabat ku Mark."

"You're welcome Brother," balas Mark.

.
.

Suara riuh para undangan yang hadir di acara pernikahan Sea dan Jimmy tampak terdengar memenuhi ruangan ketika keduanya telah mengucap janji suci menyatukan mereka. 

Air mata tak dapat Sea tahan dari kedua maniknya. 

"Kau menangis?" tanya Jimmy khawatir saat melihat malewife nya itu.

Sea tak langsung menjawab melainkan ia hanya menatap Jimmy dengan penuh arti. "Tangisan bahagia," celetuk Sea pada akhirnya. 

Jimmy terkekeh pelan dan dengan cepat tangannya memeluk Sea. "Terimakasih kau telah menjadi pasangan hidup ku Sea," ujar Jimmy berbisik di telinga Sea. 

"Hia! Kiss Phi Sea nya!" pekik Nanon cukup keras di tengah riuh-an para undangan yang hadir. 

Blush!

Pipi Sea terlihat merona mendengar kalimat seruan Nanon yang terdengar bersemangat itu. 

"Bolehkah?" tanya Jimmy sebelum melonggarkan pelukannya dengan Sea. 

Tentu saja Sea memperbolehkannya. Mana mungkin ia menolak ciuman dari suaminya bukan? Sea tahu tempat dan situasi. 

Tanpa berlama lama keduanya saling menyalurkan kasih sayang nya, tetapi tentu saja keduanya masih mengingat waktu dan tempat, dan karena alasan itu pula mereka tak melewati batas hanya sebagai syarat untuk memenuhi permintaan para undangan. 

"Hia, terimakasih untuk semuanya," ujar Sea pada Jimmy setengah berbisik. 

"Ugh, istriku manis sekali. Aku tak sabar menunggu malam tiba." 

Deg!

Sea dengan malu malu memalingkan wajah nya ke arah lain. 

'Mengapa hawa di ruangan ini mendadak panas? Bukankah ini ruangan ber - AC?' 

Tak ada yang pernah tahu akan garis takdir seseorang, bahkan hal yang tak pernah kita duga mungkin akan menjadi garis permulaan bagi orang tersebut, sebagaimana perjalanan cinta seseorang juga tak akan dapat di rencanakan ataupun di paksakan kehendak oleh seseorang, melainkan garis takdir lah yang nantinya akan menuntun ke arah mana seharus nya cinta itu berlabuh selayaknya kisah cinta Jimmy dan Sea yang semula tak pernah mereka bayangkan akan menjadi pasangan mereka sendiri. 

.

.

END 


Real tamat yaaa ... Epilog nya akhirnya done ... siap baca other story Jimmy dan Sea?? 


Berikut spoiler nya .... 


"Tolong aku --" lirih Sea susah payah mengeluarkan suara nya yang terdengar melemah.

'Ada apa dengannya? Dan apa maksud gestur tangannya?' Monolog Jimmy--pemuda yang kini tengah menolong Sea.

Jimmy yang peka segera meraih tas yang kebetulan menurut pemahaman gestur yang Sea berikan menunjuk pada tas nya.

"Am..-bil obatku ... sunti..-kan.'




Bye Bye 

Sampai bertemu di cerita lainnya. 


.

CA




Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang