Aku Jatuh Cinta

165 15 0
                                    

Hao Lan membuka kotak panjang ditangannya itu
"sebuah pedang" ucap Hao Lan
ia membuka sarung pedang itu

"bagus sekali, kau memilihnya sendiri?" tanya Hao LanYuan Wei tersenyum, "bagaimana seleraku dalam memilih pedang, bagus bukan?"Hao Lan mengangguk, "terimakasih" ucapnya sambil tersenyum Yuan Wei terdiam, begitu pula Abei dan Anliu "pangeran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bagus sekali, kau memilihnya sendiri?" tanya Hao Lan
Yuan Wei tersenyum, "bagaimana seleraku dalam memilih pedang, bagus bukan?"
Hao Lan mengangguk, "terimakasih" ucapnya sambil tersenyum
Yuan Wei terdiam, begitu pula Abei dan Anliu
"pangeran.. ini pertama kalinya anda berterimakasih pada orang lain" ucap Anliu
"s-sama sama" jawab Yuan Wei gugup
"aku akan membawa pedang ini kemanapun aku pergi" ucap Hao Lan
"baguslah jika kau suka, aku jadi puas sudah membelinya" Yuan Wei meneguk secangkir teh di tangannya

"aku merasa pangeran kedua mulai membuka hatinya untuk nona ku" ucap Abei pada Anliu saat mereka menjauh dari Hao Lan dan Yuan Wei
"tapi sepertinya nona Zhang belum membalas perasaan pangeran kedua" balas Anliu
"apa kau merasa mereka berdua cocok?" Abei ragu
"nona Zhang yang sebelumnya terkenal angkuh, pendiam dan licik ternyata setelah aku mengenalnya dia tidak seperti itu. Dia perempuan yang ceria, pintar dan suka berbaur dengan semua orang. Aku rasa pangeran kedua memang berjodoh dengan nona Zhang" ucap Anliu
"semoga saja alam merestui mereka berdua, aku senang bila nona Zhang memiliki sandaran untuk dirinya"

"ada apa jendral Zhang sampai anda ingin menemuiku mendadak hari ini?" tanya Kaisar Li
Jendral Zhang memberikan hormat, "maaf mengganggu waktu anda, kaisar. saya hanya ingin menyampaikan permohonan saya sebagai seorang ayah agar anda menarik mundur Zhang Fei Ran dari tugas tugas yang berbahaya di negara konflik" ucap jendral Zhang sembari membungkukkan badannya
"tiba tiba sekali? memangnya kenapa?" tanya kaisar
"saya sudah tua, saya takut di akhir hidupku, saya tidak bisa memiliki banyak waktu bersama dengan anak anak" ucap Jendral Zhang
"tetapi menarik mundur Zhang Fei Ran dari tugas yang sering ia lakukan, itu tidaklah mudah. aku tidak menemukan orang yang sehebat putramu itu untuk ku tugaskan ke daerah konflik" ucap kaisar Li
Jendral Zhang berlutut, "apabila ada sebuah kericuhan atau konflik, saya siap menggantikan anak saya untuk maju dan menyelesaikan masalahnya" Jendral Zhang bersujud
"berdirilah, aku tau kau juga memiliki kompetensi seperti anakmu, tetapi aku merasa putramu lebih hebat darimu. dia juga setia padaku, apakah kau bisa menjamin bahwa kau setia pada kekaisaran Li?" kaisar tersenyum licik
jendral Zhang seperti tersadar, "apa kaisar mengetahuinya?"

"ngide banget ngajak Hao Lan keliling kediaman, gue nervous banget disini"
"ternyata kolam di kediamanmu lebih besar daripada milikku" ucap Hao Lan
Yuan Wei mengangguk angguk, "ikannya juga lebih banyak" ucapnya
"aku pernah mendengar dari seseorang bahwa kau sering menangkap ikan sendiri untuk makan, apa hal itu benar?"
Yuan Wei mengangguk
"aku pernah mengatakan padamu jika aku berasal dari masa depan, bukan? untuk bertahan hidup aku mencari dan menangkap sendiri makanan yang ada saat aku tidak punya uang. kadang aku memancing ikan, mengambil beberapa siput bahkan saking tidak ada makanan aku juga pernah mencuri beberapa daun sawi untuk aku masak" Yuan Wei bercerita dengan senyumnya yang pait
Hao Lan diam, ia sebenarnya tidak percaya apa yang diucapkan oleh wanita didepannya, tetapi ia pintar menghargai perasaan orang.
"apakah kau menikmati ada disini?" tanya Hao Lan
"hmm.. sebenarnya aku rindu dengan kehidupanku di masa depan, tapi aku terlalu kesepian disana tidak ada ayah, kakak, dan orang menyebalkan seperti mu yang selalu merecokku" gurau Yuan Wei
Hao Lan ikut tersenyum
"jika kau diberi kesempatan untuk kembali ke masa depan, apakah kau ingin kembali kesana?"
Yuan Wei terdiam, langkahnya berhenti. ia merasa hati dan pikirannya berubah seiring waktu ia tinggal di zaman ini
"padahal dulu gue bisa jawab pertanyaan kaya gini dengan gampang, tapi kenapa pas Hao Lan tanya gue bingung jawabnya?"
Yuan Wei menggeleng, "aku tidak tau"
ucapnya bimbang
"kau menyukai tinggal disini?" tanya Hao Lan
"jujur saja saat awal aku disini aku tidak suka segalanya, tetapi seiring berjalannya waktu bertemu dengan orang orang yang baik, memiliki kakak dan ayah yang baik aku merasa nyaman ada disini" tak terasa air mata disudut mata Yuan Wei menetes
Hao Lan menyeka lembut dengan tangannya
kedua mata Yuan Wei bertemu dengan sepasang maya Hao Lan yang bersih
"Zhou Yuan Wei" ucap Hao Lan pelan
entah kenapa beban hati Yuan Wei terasa runtuh dan lepas
"kau.. kau tau namaku?" tangisnya kembali menetes, ia mendongak menatap Hao Lan
Hao Lan mengusap kembali air mata Yuan Wei yang mengalir, ia menangkup wajah kecil Yuan Wei dengan kedua tangannya
Hao Lan mengangguk, "kau pernah mengatakannya"
"kau mengingatnya?"
Hao Lan mengangguk
Yuan Wei menangis, telinga dan jiwanya rindu namanya disebut dengan benar
"aku tidak menyangka ada orang yang mengingat namaku, aku tidak menyangka kau bisa percaya padaku" ucapnya terharu
tiba tiba saja Hao Lan mencium kembali kening Yuan Wei dengan lembut

 kau tau namaku?" tangisnya kembali menetes, ia mendongak menatap Hao Lan Hao Lan mengusap kembali air mata Yuan Wei yang mengalir, ia menangkup wajah kecil Yuan Wei dengan kedua tangannyaHao Lan mengangguk, "kau pernah mengatakannya""kau menginga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuan Wei memejamkan matanya
"aku tidak peduli entah Zhang Fei Fei atau Zhou Yuan Wei, tapi aku mencintaimu" ucap Hao Lan tiba tiba
Yuan Wei mematung
"aku tau kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku saat ini, tetapi aku yakin perasaan itu akan tumbuh. Aku akan menunggunya" ucap Hao Lan dengan lembut sembari merapikan rambut Yuan Wei
Yuan Wei masih terdiam, namun ia segera menjauhkan jarak dirinya dari Hao Lan dan mengalihkan topik pembicaraan
"mataharinya sudah mulai terbenam" ucap Yuan Wei sembari menyeka bekas air matanya
Hao Lan melihat ke langit barat, "benar, kalau begitu aku akan kembali ke kediamanku" ucap Hao Lan
"aku akan mengantarmu ke depan pintu" ucap Yuan Wei yang berjalan mendahului Hao Lan sembari memegang dadanya yang masih berdegup setelah mendengar pernyataan cinta dari Hao Lan

"aku akan pergi. jika kau ingin kembali ke kediaman segeralah, aku akan menunggumu" ucap Hao Lan sebelum menaiki kudanya
Yuan Wei hanya mengangguk, ia tidak bisa berkata kata lagi. Hao Lan hari ini membuatnya menjadi aneh
"sampai jumpa" ucap Hao Lan yang kemudian menaiki dan memacu kudanya pergi
"nona, apa yang kalian berdua lakukan saat berduaan tadi?" tanya Abei menggoda
"apasih" Yuan Wei pergi menuju kamarnya
"nona, kenapa pipimu merah? kau malu?" abei berteriak sembari tertawa kecil
Yuan Wei memegang pipinya, "masa iya merah" gumamnya saat berbaring di ranjang
"haiss.. kenapa ada romantis romantisan gini? padahal rencana gue abis ini bakalan pergi jauh ke gunung atau nggak ke pantai gitu buat jauhin diri dari masalah. Tapi kenapa semakin kesini gue semakin betah disini?"
"jangan jangan perasaan pribadi Zhang Fei Fei campur sama perasaan gue? jadinya gue labil gini"
Yuan Wei tengkurap dan menenggelamkan wajahnya di bantal, "aargg!!!" teriaknya yang tidak didengar oleh orang diluar kamar
Yuan Wei mengangkat wajahnya, "tapi Hao Lan, dia inget nama gue padahal waktu itu dia kaya ga peduli sama cerita gue yang dianggapnya ga masuk akal itu" gumam Yuan Wei

 Tapi kenapa semakin kesini gue semakin betah disini?" "jangan jangan perasaan pribadi Zhang Fei Fei campur sama perasaan gue? jadinya gue labil gini"Yuan Wei tengkurap dan menenggelamkan wajahnya di bantal, "aargg!!!" teriaknya yang tidak didenga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang