Bertemu Keluarga Ibu

48 6 0
                                    

"k-kau anak kakakku? kau anak Fei Ming?"
Yuan Wei mengangguk
"h-hah.." pria itu merasa lututnya lemas ia terjatuh
"sudah sebesar ini, kau.. kau keponakanku"
Yuan Wei mengangguk pelan, "paman"
pria itu berdiri tergopoh, Yuan Wei membantunya berdiri
"kenapa kau terlihat lusuh seperti ini? apakah kau sakit? tubuhmu pucat sekali" tanya pria itu
Yuan Wei menggeleng, "aku baik baik saja"
"dimana ibumu? aku merindukannya. sudah lama sekali dia tidak kembali kemari"
Yuan Wei menghela nafasnya menyeka air matanya, "paman.. ibu sudah tiada, ibu meninggal"
bagai disambar petir, pria itu terkejut dengan ucapan Yuan Wei
"a-apa? Fei Ming? kau.. apa kau mengatakan yang sebenarnya?"
Yuan Wei mengangguk
pria itu menghela nafasnya dalam dan panjang
"siapa namamu?"
"FeiFei, Zhang Fei Fei"
"aku Fei Shui, adik dari ibumu. kau pasti mengalami perjalanan panjang, aku akan mengenalkanmu pada keluargamu yang lain" ucapnya
Yuan Wei mengikuti ucapan pamannya dan berjalan bersama

"Fei Shui, kau kemana saja? kenapa tidak kembali bersama dengan rombongan? membuatku khawatir saja" ucap pria tua tanpa melihat kedatangan orang yang masuk kedalam halaman rumahnya
"ayah"
pria tua itu menoleh, ia menyipitkan matanya
"siapa dia? tampak seperti putriku cantik sekali, ah mari duduk"
"dia putri dari Fei Ming"
"apa? anak Fei Ming? sebesar ini?" pria tua itu membelai rambut Yuan Wei lembut, memegang tangannya yang kecil dan lemah
"kenapa kau terlihat tidak sehat begini nak? kau sudah makan? Fei Shui siapkan makanan untuk cucuku. Dia harus dijamu dengan baik" ucapnya
Fei Shui menuruti
"duduklah nak, duduklah. aku kakekmu, keterlaluan ibumu itu tidak pernah mengajakmu pulang ke kampung halamannya. kau benar-benar mirip dengan Fei Ming, katakan padaku apakah ibumu sehat?"
Yuan Wei terdiam sejenak, "kakek, ibu sudah tiada" ucapnya menunduk
senyum bahagia pria itu kini tercampur dengan duka
"aku sudah menduganya"
Yuan Wei menatap kakeknya itu
"dia tidak mungkin melupakan ayahnya disini jika ia masih hidup. setidaknya aku masih diberi umur untuk melihat cucuku yang mirip dengannya" ucap pria tua itu
"apakah ibu sangat mirip denganku?"
"kau mewarisi mata hidung dan rambut ibumu. aku sempat menatapnya lama sebelum jendral bangsa Li membawanya pergi setelah menikah. oh ya apakah anak itu masih hidup?" tanya kakek
"anak itu? siapa yang kakek maksud?"
"anak laki-laki suami anakku"
"maksud anda kakakku? Zhang Fei Ran?"
"mereka menamai anak itu dengan nama itu?"
"kakek, kenapa anda terlihat kesal?"
"aku yakin tidak ada yang menceritakannya padamu, tetapi anak laki laki itu bukanlah anak ibumu. dia anak dari ratu kedua kekaisaran Li"
"apa?"
"cukup lama aku diam, jika bukan aku tidak akan ada yang mengatakan hal sebenarnya padamu"
"tolong kakek jelaskan, apa maksud ucapan kakek?"
"jendral bangs Li itu pernah memiliki anak dengan ratu kedua yang bernama Lan Ning. Fei Ming diperdaya oleh suaminya untuk mengangkat anak itu menjadi anaknya setelah ia keguguran. Aku sempat datang kesana setelah mendengar kabar anakku jatuh sakit dan kehilangan bayinya. Tetapi aku menaruh curiga karena ayahmu itu seperti menyembunyikan sesuatu. Akhirnya setelah aku mencari tahu hal sebenarnya pun harus aku pendam sendiri. Kakek takut ibumu akan semakin menderita jika mendengar hal yang sebenarnya"
"kakek!" ucap Yuan Wei dengan berdiri hingga menghentikan ucapan pria tua dihadapannya
"apakah mungkin selama ini yang berusaha mencelakai keluargaku adalah ratu kedua Lan Ning?"
"nak? maafkan kakek karena mengatakan hal ini terlalu cepat, seharusnya kau istirahat dulu. ayo masuklah, kau bisa beristirahat di kamar ibumu" ia beranjak mengajak Yuan Wei masuk
"apakah kakek tau sesuatu tentang ratu Lan Ning?"
pria tua itu terhenti
Kakek mengangguk, "dia tidak gila, dia hanya berpura-pura supaya tidak ada yang mengusiknya"
"kakek, seharusnya aku bertemu denganmu lebih awal. Aku mengalami banyak sekali kejadian buruk, ibu dan ayah dibunuh, aku hampir dibunuh dan kakakku myawanya juga sedang terancam. Kakek, aku tau meskipun anda tidak memiliki hubungan darah dengan kakakku Zhang Fei Ran tapi aku mohon padamu kek, bantu aku menyelamatkan kakakku" Yuan Wei memohon
"nak.. nak, cucuku bangunlah"
"Feifei? bangunlah" Feng shui membantu Yuan Wei berdiri
"kakek akan membantumu, tapi kau harus kembali bugar. tubuhmu sangat lemah" ucap kakek
"terimakasih kakek, terimakasih"
"mungkin ini adalah alur yang ga pernah ditulis di novelnya. Zhang Fei Fei maafin gue, gue izin ubah cerita hidup lo"

"gencatan selama beberapa hari ini telah berlangsung, semua warga di perbatasan wilayah sudah digiring menuju pusat kerajaan" ucap pemimpin pasukan kerajaan Hui
"kita harus menunggu apa lagi untuk menyerang?" tanya menteri kerajaan Hui
"pria itu belum terlihat, tidak mungkin dia bersembunyi dan tidak mengikuti perang" gumam raja Hui
"aku akan memimpin pasukan terdepan untuk melawan kekaisaran Li" tawar Zhang Fei Ran
Ibu ratu terdahulu menatap lega, memang ini yang dia harapkan
"aku tidak tau apakah adikku masih hidup atau sudah dibunuh oleh bajingan-bajingan Li" tangan Zhang Fei Ran menggenggam kencang sebelum akhirnya dia berdiri dan berjalan keluar dari istana
Bai Sang mengikuti langkah Zhang Fei Ran
"Pak Bai, pasukanmu cukup banyak. izinkan aku untuk mengambil komando atas mereka" ucap Zhang Fei Ran disela jalannya
"kehormatan besar bagi kami jika anda bersedia memimpin kami"

"Raja, apakah tidak terlalu gegabah jika membiarkan orang yang baru masuk kedalam kubu kita untuk memimpin pasukan?" tanya panglima pasukan Hui
"tidak. apakah kau tidak melihat dendam yang menutupi matanya? dia adalah pemimpin pasukan yang tidak takut akan apapun, dia adalah yang paling pantas" ucap ibu ratu terdahulu
"panglima, kau akan berperang bersama dengannya. aku harap kau bisa memenangkan peperangan ini"
"Baik Raja"

"kemungkinan anak jendral itu akan memimpin pasukan untuk maju esok hari dan menyerang pasukan Sian. Semoga saja mereka bisa membawa kemenangan dengan meletakkan kepala keturunan Li di bawah kaki ku" Batin Ibu ratu terdahulu
___

"kau kedinginan?"
"eoh? paman? iya, disini rasanya selalu dingin" ucap Yuan Wei
"ini, pakaian dari bulu rubah putih. bulunya tebal dan hangat, pakailah"
"cantik sekali. terimakasih"
Fei Shui tersenyum, "kau benar-benar mirip ibumu"
Yuan Wei tersenyum anggun
"kenapa dada gue kerasa sesak, apa ini dendam dari jiwa Zhang Fei Fei?" Yuan Wei mengatur nafasnya
"ada apa?"
"paman, aku merasa sesak seperti ada sesuatu yang memenuhi tubuhku"
"rasa sedih kesal dan marah kini tengah memenuhi dirimu. apakah kau menaruh dendam? atau kau sedang sangat bersedih tentang sesuatu?" Tanya Fei Shui sambil menyalakan api untuk menghangatkan ruangan
"aku.." ucap Yuan Wei pelan
"dendam" lanjutnya dengan suara sedikit lantang
Fei Shui menengok pada Yuan Wei, "aku mengerti, melihat keadaanmu saat pertama kali bertemu sudah memberikanku pikiran bahwa kau menyimpan banyak dendam"
"paman, apakah aku bisa membunuh seseorang?"
Fei Shui sedikit terkejut

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang