Keberangkatan Pasukan

102 10 1
                                    

Yuan Wei membuka matanya setelah beberapa saat ia tertidur
"Hao Lan?" cari nya
Hao Lan tak ada disampingnya, padahal sebelum tidur Hao Lan mendekap tubuh Yuan Wei untuk tidur bersama
"kemana dia?" Yuan Wei hendak berdiri namun kakinya terasa lemas, ia tidak kuat untuk berdiri diatas kedua kakinya
"Hao Lan.." panggil Yuan Wei
"Hao-" panggilnya terpotong
"anda mencari tuan muda Hao Lan? beliau ada di dapur bersama para pemasak" ucap seorang wanita muda yang mendengar suara Yuan Wei memanggil nama Hao Lan
"oh.. apa yang dia lakukan disana?"
wanita itu tersenyum, "sebaiknya biar tuan muda yang mengatakan hal ini, saya akan memanggilnya kemari"
Yuan Wei terdiam melihat wanita itu pergi
"gue sama Hao Lan tadi beneran udah sejauh itu? kenapa gue mau mau aja ya? masa iya gue mulai suka sama orang itu?"
__
Hao Lan masuk kedalam gubug menemui Yuan Wei yang masih duduk ditepi ranjang
"kau sudah bangun?" tanya Hao Lan
Yuan Wei mengangguk
"kau lelah?"
seketika wajah Yuan Wei memerah, ia mengalihkan pandangannya
"bisa bisanya dia tanya kaya gitu, emang ga malu apa?"
"aku membuat sebuah makanan, cobalah" Hao Lan membawa sepiring ikan yang telah ia masak
"kau yang memasaknya?" Yuan Wei melihat makanan yang dibawa ke hadapannya itu
Hao Lan mengangguk, "yahh.. ini baru pertama kalinya aku memasak. cobalah jika rasanya buruk aku tidak akan lagi pergi ke dapur untuk memasak sesuatu"
Yuan Wei mengambil satu suap ikan yang sudah dimasak oleh Hao Lan dengan seluruh kemampuan memasaknya
"bagaimana? katakan sesuatu"
Yuan Wei tersenyum, "untuk pengalaman pertama aku beri nilai 7 dari 10" ucapnya
"aku sudah menduganya, aku memang ahli dalam hal ini"
"tapi jika orang yang berpengalaman dalam memasak masih saja menyajikan makanan seperti ini, aku akan memberikan angka 3 dari 10" Yuan Wei tertawa
"memangnya rasa ikannya seburuk itu?" Hao Lan memang belum menyicipi masakannya. ia akhirnya mengambil satu suap untuk ia coba sendiri
"cuih.. kenapa pahit sekali? sudah kau tidak boleh makan ini lagi" ucap Hao Lan
"kau memasaknya terlalu lama, ikannya gosong"
"sebaiknya memang aku tidak boleh masuk ke dapur" gumam Hao Lan meletakkan piring di meja kamar itu
Yuan Wei tertawa

terdengar suara orang orang berjalan dengan cepat
Hao Lan berjalan keluar dari gubug untuk melihat apa yang terjadi
"mereka pergi di tengah malam ini?"

"ingat tujuan kita, jangan mundur sebelum jendral ditemukan. tak peduli tubuh atau nyawa yang dikorbankan" ucap panatua yang menjadi pemimpin pasukan untuk menyelamatkan jendral Zhang
"berharap bahwa alam merestui tiap langkah kita" tambah panatua
Hao Lan melangkahkan kakinya keluar dari gubug untuk menemui pasukan yang akan berangkat
"tuan Hao Lan, kami akan segera berangkat. Dengan adanya kau disini kami berharap kau bisa melindungi para wanita dan anak anak yang kami tinggalkan" ucap panatua
Hao Lan mengangguk dengan wajahnya yang datar
gagak yang telah di didik oleh panatua sudah terbang untuk menunjukkan jalannya
"kami akan berangkat" ucap panatua lalu memacu kudanya pergi
Hao Lan membungkuk lama memberikan sikap menghormati tiap pasukan yang akan pergi perang.

setelah seluruh pasukan pergi, Hao Lan masuk kembali kedalam gubug. ia mendapati Yuan Wei yang melihat ke arah jendela
"istriku.." panggil Hao Lan lembut
Yuan Wei menoleh
"mereka sudah berangkat berjuang menyelamatkan kakak dan juga ayahmu" ucap Hao Lan sembari berjalan menuju sisi Yuan Wei

" panggil Hao Lan lembutYuan Wei menoleh"mereka sudah berangkat berjuang menyelamatkan kakak dan juga ayahmu" ucap Hao Lan sembari berjalan menuju sisi Yuan Wei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuan Wei menatap lekat Hao Lan, "mereka akan berhasil membawa pulang kakak dan ayah" ucap Yuan Wei pelan
Hao Lan memeluk Yuan Wei menguatkan. surai rambut halus milik Yuan Wei yang terurai dielusnya dengan pelan dan penuh kasih sayang
"maafkan aku untuk yang sudah terjadi dan yang akan terjadi esok"

Yuan Wei yang terbangun sangat pagi, meninggalkan Hao Lan yang masih terbaring diranjang. Ia berjalan keluar dari gubug
"sepi sekali" gumamnya
Yuan Wei berjalan untuk menemui para wanita yang mungkin tengah sibuk mengurus ladang yang ditinggalkan oleh suami mereka
tiba tiba Yuan Wei mendengar suara desis an perintah untuk diam
"siapa disana?" mata Yuan Wei tertuju pada hutan yang masih gelap
ia mendekat kearah hutan
"anak anak?" panggil Yuan Wei
"Putri Zhang?" panggil seorang wanita dari belakang Yuan Wei
"iya?" jawab Yuan Wei
"anda kenapa berjalan menuju hutan? disaat ini hewan liar masih sangat aktif, bahaya untuk pergi ke hutan"
"paling juga suara ular"
"aku hanya ingin melihat suasana hutan saat pagi buta seperti ini" jawan Yuan Wei
"putri ingin melihat aktifitas kami diladang?" tanya perempuan itu
Yuan Wei mengangguk
"mari" ajak perempuan itu

"hampir saja"
"kapan kita akan menyerang mereka?"
"kita harus menunggu tuan muda disini sebelum melakukan aksi"
"tuan muda akan tiba sebentar lagi, kita harus mempersiapkan diri dengan baik"

Hao Lan terbangun, ia tidak mendapati Yuan Wei disisinya.
"dimana dia?" gumamnya. kemudian ia bergegas mencari istrinya
namun perasaannya saat keluar dari gubug menjadi aneh, seperti ada yang mengawasi
tetapi Hao Lan abai, ia langsung berjalan pergi mencari istrinya

"pangeran kedua ada disini?"
"benar, maka dari itu kita harus menunggu perintah tuan muda. jangan sampai kita menyakitinya"
____
Yuan Wei tengah belajar memanen kentang diladang bersama para wanita disana
"putri, suamimu datang" bisik seorang wanita yang berdiri di samping Yuan Wei
Yuan Wei menoleh ke arah Hao Lan
"kenapa kau tidak memberitahuku? jangan membuatku panik" ucap Hao Lan serius
"lihatlah aku bisa memanen kentang, ibu ibu disini mengajariku cara mengambil kentang yang sudah siap panen"
Hao Lan menghela nafasnya
suasana menenangkan dengan anak anak yang bermain dengan lumpur dan juga air sungai yang mengalir bening membuat Yuan Wei merasakan ketenangan sejenak
"kau suka melihat anak anak bermain lumpur seperti itu?" tanya Hao Lan
Yuan Wei mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya yang masih melihat anak anak bermain
"apa kau akan membiarkan anak anak kita nanti bermain seperti itu?"
"tentu saja, biarkan mereka menjelajahi dunia kecil mereka. aku tidak mau anakku nanti merasa terkekang dengan banyaknya larangan" ucap Yuan Wei tanpa sadar
Hao Lan tersenyum kemudian ia berbisik pada Yuan Wei, "kalau begitu kau harus segera mengandung dan melahirkan anakku"
Yuan Wei terbelalak, ia merinding
sementara Hao Lan tetap tersenyum melihat ekspresi wajah Yuan Wei yang terpaku diam karenanya

_____
"tuan muda datang"
"bagaimana?" tanya seorang pria dengan penutup wajah
"tuan xiao, kami sudah memastikan tidak ada ancaman lain saat kita melakukan penyerangan"
"baiklah, aku akan memberikan kode pada Hao Lan"
merpati putih diterbangkan oleh Xiao Lie

"tumben sekali ada merpati disini" ucap seorang wanita yang melihat merpati hinggap di tanah
Hao Lan menyadarinya
"ternyata mereka"
Hao Lan menggandeng Yuan Wei pergi dari tempat itu
"eih? kau mengajakku kemana?" tanya Yuan Wei
Hao Lan memberikan senyumannya, "anak anak" ucapnya
wajah Yuan Wei memerah

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang