Hilang

118 16 0
                                    

sebuah ledakan dari bubuk mesiu menjadi tanda dimulainya perburuan
para ksatria memacu kudanya untuk masuk kedalam hutan mencari buruan utama dalam kompetisi kali ini
Zhang Fei Ran memiliki keteguhan dimana ia akan menjadi pemenangnya, ia berambisi sangat kuat
sementara itu, Hao Lan malah terus memacu kudanya ia tidak berhenti. Tidak ada yang tau apa yang dilakukan Hao Lan kecuali pangeran mahkota
"semoga kau kembali dengan selamat dan berhasil" gumamnya melihat Hao Lan yang melaju kencang

Yuan Wei cemas, ia tau perasaan buruknya ini bukan hal yang sepele, pasti akan ada sesuatu yang buruk. tetapi ia tidak tau apa yang akan terjadi
"nona anda baik baik saja?" tanya Anliu yang diminta Hao Lan untuk mengawasi Yuan Wei
"aku baik baik saja, hanya perasaanku sedikit tidak tenang"
"apa anda membutuhkan sesuatu?"
Yuan Wei menggeleng, "tidak"
"apa yang bakalan terjadi disini?"

"hei pemuda, menyingkirlah. kau jangan menghalangi jalan kami" ucap jendral Zhang yang membawa beberapa pasukan yang hendak menuju perbatasan Sian pada pria yang menutupi wajahnya itu
tiba tiba pasukan dengan penutup wajah mengepung pasukan yang dibawa oleh jendral Zhang
"apa apaan ini?" tanya jendral Zhang

 kau jangan menghalangi jalan kami" ucap jendral Zhang yang membawa beberapa pasukan yang hendak menuju perbatasan Sian pada pria yang menutupi wajahnya itutiba tiba pasukan dengan penutup wajah mengepung pasukan yang dibawa oleh jendral Zhang "ap...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pria itu tiba tiba menyerang jendral Zhang, targetnya adalah membunuh jendral istana itu dengan cepat
Jendral Zhang yang hanya berbekal sebuah pedang tidak menduga ia akan diserang saat perjalanan menuju Sian
para pasukan misterius itu turut menyerang jendral Zhang

"pangeran mahkota.. apa anda juga berambisi untuk membunuh rubah putih itu?" tanya Zhang Fei Ran saat bertemu dengan pangeran mahkota
"tentu, bukankah seru jika kita semua memburu rubah itu"
"hutan ini luas, tapi aku merasa anda mengikutiku" gurau Zhang Fei Ran
"instingmu di alam liar cukup bagus, bukankah wajar jika aku memanfaatkanmu?" Li Dong tersenyum
"asalkan kau tidak mengambil rubah itu aku bisa menghiraukan kau yang membuntuti ku" Zhang Fei Ran memacu kudanya kembali
"bisa bisanya pangeran mahkota yang bijak itu memanfaatkanku saat berkompetisi seperti ini, mengapa dia tidak membuntuti adiknya saja? bukankah dia lebih andal dalam berburu dialam liar?"

"ahk.." Yuan Wei merasa dadanya nyeri seketika itu
"nona Zhang" Anliu khawatir
"Anliu.. kapan perburuan ini berakhir?"
"jika sudah ada ksatria yang membunuh rubah putih atau hingga matahari tenggelam" ucap Anliu
"ini masih sekitar jam 10 pagi, gue yakin ada sesuatu yang terjadi"
"tapi Zhang Fei Ran jelas ada disana, dia masih hidup mana mungkin ksatria disini pengen ngebunuh dia"
Yuan Wei duduk dengan segala kekhawatirannya

"bawa mayatnya ke tepi sungai, jangan sampai ada yang tahu. dan usahakan mayatnya mudah ditemukan"
"baik pangeran"
"Zhang Fei Fei... maaf"
Benar, Hao Lan lah yang membunuh jendral Zhang dengan brutal. Ia meletakkan mayat ayah mertuanya di tepi sungai dan membersihkan area pertarungan itu. ia tidak meninggalkan jejaknya sama sekali

"hari sudah mulai sore, belum ada ksatria yang membunuh rubah putih itu. Aku hanya membawa rusa dan burung parkit haiss ini memalukan" gumam Zhang Fei Ran
terdengar suara grasak grusuk dari bawah jurang
Zhang Fei Ran turun dari kudanya
"jangan jangan disana"
Zhang Fei Ran melangkah mendekat jurang itu, ia berdiri ditepi
tiba tiba seseorang mendorong Zhang Fei Ran
untung saja Zhang Fei Ran menyadarinya ia menghindar dengan cepat dan balik mendorong orang yang menjebaknya
"ternyata kau, Yao Dian" ucap Zhang Fei Ran
Yao Dian, putra semata wayang menteri Yao yang sifatnya tak jauh dari ayahnya, bedanya Yao Dian memang lebih payah dan ceroboh
"bantu aku! aku bisa membuatmu terkena hukuman jika sampai aku terjatuh!" Yao Dian menggantung disebuah akar pohon besar
Zhang Fei Ran hanya tersenyum tipis dan langsung meninggalkan lelaki pecundang yang sedang bergelantungan dibawah sana
"hei!! Zhang sialan! kau mau kemana?!" teriak Yao Dian
Zhang Fei Ran memacu kudanya kembali

Hari mulai gelap, beberapa ksatria pun sudah memutuskan untuk kembali dengan buruan mereka. Belum ada yang membawa rubah putih itu
Yuan Wei menyipitkan matanya, "Zhang Fei Ran" gumamnya melihat Zhang Fei Ran yang kembali dari hutan
"ternyata semuanya sudah kembali, tapi belum ada yang membawa rubah putih. apa kaisar sengaja menipu para ksatria? tapi untuk apa?"
Yuan Wei menghampiri Zhang Fei Ran diikuti oleh Anliu
Zhang Fei Ran turun dari kudanya
"kakak, kau baik baik saja, kan??" tanya Yuan Wei khawatir
Zhang Fei Ran mengangguk, "aku baik baik saja, kau terlalu khawatir. luka ku kemarin sudah pulih total, jangan terlalu risau" Zhang Fei Ran mencoba mengurangi kekhawatiran yang dirasakan Yuan Wei
"sukurlah.."
"berarti firasat gue tadi bukan pertanda apa apa, gue cuma terlalu panik aja. gue udah terlanjur sayang sama keluarga gue disini, wajar kan kalo gue khawatir habis dapet firasat buruk?"

Pangeran mahkota pun sudah kembali, semua mata tertuju pada Li Dong"apa dia membawa rubahnya?""sepertinya tidak, aku rasa kompetisi perburuan kali ini hanya mengada ada saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pangeran mahkota pun sudah kembali, semua mata tertuju pada Li Dong
"apa dia membawa rubahnya?"
"sepertinya tidak, aku rasa kompetisi perburuan kali ini hanya mengada ada saja. mana mungkin ada rubah putih disini"
beberapa ksatria berbisik saling membicarakan suatu hal
tiba tiba suara ledakan diatas langit terdengar
"suara apa itu?" beberapa orang laing bertanya
"ada yang sudah membunuh rubahnya" ucap Zhang Fei Ran lirih
suara ledakan yang terdengar itu merupakan tanda bahwa ksatria telah berhasil membunuh hewan utama dalam kompetisi perburuan. Dan apabila seseorang telah membunyikan ledakan itu, maka seluruh ksatria yang ikut dalam kompetisi berburu harus berhenti melakukan perburuan dan segera berkumpul pada tempat awal keberangkatan
Yuan Wei menoleh pada kakaknya itu, "benarkah? bukannya para ksatria sudah disini?"
"pangeran kedua belum datang" Anliu menyela
"Hao Lan lagi" kesal Zhang Fei Ran

selang beberapa saat
Hao Lan tiba dengan buruannya
"dia benar benar hanya menggunakan pedang itu untuk berburu" Yuan Wei melirik
"wah.. hebat sekali pangeran kedua, anda tidak bersama ksatria yang lain karena anda menyusuri hutan sendirian untuk menemukan rubah ini" ucap salah satu ksatria
Hao Lan diam, dengan tatapan nanarnya ia melihat Yuan Wei yang berdiri dekat dengan Zhang Fei Ran
"Feifei.. maaf" Hao Lan tak mendekat pada Yuan Wei, ia berlalu begitu saja diikuti oleh Anliu
"kenapa dia natap gue kaya gitu?"
"Feifei, ayo ikut kakak" ajak Zhang Fei Ran
Yuan Wei mengikuti

"kak.." ucapnya saat mengikuti langkah Zhang Fei Ran
"hm? ada apa adikku?" Zhang Fei Ran meletakkan busur panahnya, ia duduk untuk meneguk beberapa anggur untuk menyegarkan tenggorokannya
"perasaanku dari tadi sedang tidak baik saja. tapi jangan khawatir, hatiku sudah sedikit tenang melihatmu baik baik saja, tapi.. rasanya masih ada yang mengganjal" Yuan Wei mengatakan yang sebenarnya
Zhang Fei Ran menepuk tempat di sampingnya, meminta Yuan Wei untuk duduk disampingnya
Yuan Wei pun duduk disamping Zhang Fei Ran
"adikku, terimakasih sudah mau mengatakan kekhawatiranmu ini. jangan terlalu dipikirkan ya, ini bisa menyiksa batin dan pikiranmu" ucap Zhang Fei Ran lembut
"kakak.. aku disini hanya merasa nyaman dan aman dekat denganmu, berjanjilah padaku untuk selalu melindungi dan ada di dekatku"
Zhang Fei Ran tersenyum lembut, "baiklah.. kalau begitu aku akan menjadi pengawal pribadimu" canda nya
Yuan Wei terkekeh
"hari sudah mulai malam, apa kau masih ingin disini? atau.-" ucapan Zhang Fei Ran terpotong
"aku ingin pulang bertemu dengan ayah" ucapnya memotong ucapan Zhang Fei Ran
"baiklah, ayo kita pulang" ucap Zhang Fei Ran dengan berdiri dan hendak beranjak
"aku yang akan menunggangi kudanya" pinta Yuan Wei
"eih.. kau saja susah naik keatas punggung kuda, jangan sembarangan ingin menungganginya sendiri" Zhang Fei Ran meledek
"kau mengejekku pendek? kau meremehkanku?? kakak macam apa kau inii"
Zhang Fei Ran tertawa, puas sekali ia menjahili adik tersayangnya ini

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang