"hiks.. gue pengen pulang, gue ga pengen disini selamanya" tangis Yuan Wei
"hiks, kenapa ge harus terjebak disini.. hiks"
"gue pengen pulang, gue pengen main hp, gue pengen ketemu temen sekelas, gue pengen ngumpulin tugas"
Yuan Wei masih tengkurap sambil menangis, ia merasa tidak bisa jika tinggal didunia seperti ini
______
___
disebuah ruangan
"Hao Lan? siapa wanita itu? kenapa Hao Lan meletakkan pedangnya di lehernya?" batin Yuan Wei ia bersembunyi agar tidak terlihat oleh orang orang itu
Wanita itu memohon
"hah? aku?" Yuan Wei tidak percaya wanita itu adalah dirinya
"tidak, jangan bunuh aku! aku benar benar tidak membunuh Ratu Lan! tolong percayalah padaku!" mohon seorang wanita yang serupa dengan Yuan Wei
"semua bukti mengarah padamu Zhang Fei Fei! apa kau masih ingin berbohong?!!"
"jadi.. dia Zhang Fei Fei?" Batin Yuan Wei yang masih bersembunyi
"tidak! aku tidak berbohong!! aku benar benar dijadikan kambing hitam!! aku mohon jangan bunuh aku"
"YAAKH!!" pria itu mengayunkan pedangnya menebas leher Zhang Fei Fei
"Hentikan!!" teriak Yuan Wei keluar dari persembunyiannya
nafas pria itu memburu
"apa yang kau lakukan??!!" Yuan Wei berusaha membantu menghentikan darah yang keluar dari leher wanita itu, namun apa daya ia seperti arwah yang hanya bisa melihat tapi tidak bisa menyentuh juga memegang
Hao Lan pun tidak melihat keberadaan Yuan Wei
"bereskan mayatnya dan kuburkan dia"
"Baik Pangeran"
mata wanita itu masih melotot, hingga akhirnya terpejam dengan perlahan
__"sakit..." Yuan Wei yang melihat kejadian itu memegang dadanya
"apa.. apa yang terjadi?" Yuan Wei tidak percaya apa yang sudah ia lihat
kejadian pembunuhan terjadi didepan matanya
__tiba tiba tempat Yuan Wei berada kini berubah menjadi ruang pertemuan megah
"aku tidak menyangka hal ini bukan salah keluarga Zhang" ucap pria dengan baju berbalut emas dan mahkota mewah
"a-apa?! ayah apa kau mengatakan hal yang sebenarnya?!" Hao Lan meninggikan suaranya
"Menteri Yao menjadikan keluarga Zhang sebagai umpan untuk melancarkan tujuannya menguasai parlemen istana"
Hao Lan mengeraskan kepalan tangannya, ia bergegas pergi keluar ruang pertemuan itu
"Hao Lan! jangan gegabah, menteri Yao bekerja sama dengan seluruh parlemen kiri!" Ayah Hao Lan, raja Li mencegah langkah anaknya
Hao Lan tidak bergeming ia tetap melangkahkan kakinya
"dimana mayat istriku?" tanya Hao Lan pada pengawalnya
"sedang dibawa menuju kediaman Zhang untuk dikubur disana"
"siapkan kuda!" perintah Hao Lan
jantung Hao Lan berdegup kencang seperti saat ia menghadapi medan perangia berkuda dengan penuh amarah
tiba tiba
"Pangeran!! Awas!!" teriak pengawal
Hao Lan tiba tiba terhenti, ada sebuah panah yang melintas dan mengenai pundak Hao Lan
"sial!"
"lindungi pangeran!!" perintah Anliu pengawal setia Hao Lan
seluruh pasukan mengelilingi Hao Lan
tiba tiba peluit berbunyi, seperti menandakan sebuah sinyal penyerangan
tak diduga, pasukan yang seharusnya melindungi Hao Lan malah menyerangnya habis habisan
Hao Lan terkejut begitu juga dengan 4 orang pasukan yang benar dipihak Hao Lan
"kenapa bisa?!" Hao Lan melindungi dirinya
ia tak menyangka akan ada penyerangan seperti ini
pasukan musuh datang lagi dari dua arah mengepung Hao Lan
"Pangeran! Pergilah!!" ucap Anliu
Hao Lan tak menggubris, ia berjuang bersama 4 prajuritnya
"jika aku mati, aku akan menemui istriku dan meminta maaf padanya" ucap Hao Lan
panah pun diluncurkan menembus lengan kiri Hao Lan
"akh!"
"pangeran!"
"maafkan aku jika kau harus mati di situasi ini" ucap Hao Lan disela pertarungannya
"aku akan mati dengan terhormat saat melindungi anda" tegas Anliu
Tak lama kemudian seorang pria datang dengan pedangnya menghampiri Hao Lan
Hao Lan sudah lemas, tubuhnya banyak mengeluarkan darah"Zhang Fei Ran" ucap Hao Lan lemah
"aku akan mengakhiri rasa sakitmu"
Hao Lan tersenyum miris, "lakukan lah agar aku bisa segera menemui istriku"
"adikku tidak sudi melihat orang yang sudah menuduh dan membunuhnya"
Hao Lan menunduk
"kau membunuh ayahku, membakar kediaman keluargaku, meracuni, menuduh dan dan membunuh adikku juga. Aku bersumpah akan membagi tubuhmu menjadi tiga bagian dan membakarnya disini" ucap Zhang Fei Ran marah
ia mengayunkan pedangnya yang tajam itu ke leher Hao Lan tanpa penyerangan balik
"Jlesh!!" kepala Hao Lan terpisah dari tubuhnya
tak puas dengan itu, Fei Ran menebas perut Hao Lan menjadi dua bagian dan menyiramnya dengan minyak
"Ayah, Fei Fei maafkan aku yang datang terlambat. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membalas kejahatan yang sudah dilakukannya pada kalian" Fei Ran membakar tubuh Hao Lan
_____
___ "Hah!!!" Yuan Wei terbangun dahinya basah karena keringat akibat mimpi buruknya
"apa.. apa apaan itu??" gumamnya
"gue ga inget ada adegan pembunuhan Zhang Fei Fei dan Hao Lan. Apa jangan jangan gue belum baca bab itu?"
Yuan Wei mengatur nafasnya
"jangan jangan gue disini buat ngerubah nasib Zhang Fei Fei?"
"nasib supaya dia ga dibunuh sama Hao Lan?"
"tapi gue sendirian mana bisa? nyokap Zhang Fei Fei udah mokad, bokapnya jahat, kakaknya minggat, gue sendirian mana kuatt??" Yuan Wei menghela nafasnya kasar
"bentar.. gue kudu merancang nasib gue sendiri, setelah ini masuk bab apa?" Yuan Wei mengingat ingat apa yang akan terjadi padanya setelah ini
"adegan kecil ga penting tapi ada peristiwa pernikahan, nanti gue disana bakal dipermalukan sama keluarga kakak ipar gue kan?" Yuan Wei mencoba mencari cara agar ia tidak mendapatkan pengalaman buruk itu
"gue kudu minta bantuan ke Abei"
"Abei!.." panggil Yuan Wei
"iya nona" Abei langsung memenuhi panggilan nona nya itu
"apa Jendral Zhang sudah memastikan kapan pernikahanku terjadi?" tanya Yuan Wei
"saya mendengar pembicaraan tuan jendral dengan beberapa orang istana tadi mereka mengatakan tiga hari lagi adalah pernikahan anda"
"benar, tiga hari lagi. apakah baju pernikahanku sudah dikirim?" tanya Yuan Wei
"belum nona, mungkin malam nanti atau esok"
"kau tau tempat menjual baju pernikahan? atau persewaan?" tanya Yuan Wei
"saya tau nona, didekat pasar ada beberapa penjual baju pernikahan"
"temani aku kesana"
"baik"
____
_____
Yuan Wei dan Abei mengenakan penutup muka agar tidak ada yang mengenali merekaYuan Wei memasuki butik kuno itu
"nona, silahkan pilih gaun dan busana yang cocok kami menyediakan dari yang sederhana hingga mewah" ucap penjualnya
"apakah ada baju pengantin wanita?" tanya Yuan Wei pelan
"nona datang di tempat yang tepat, mari saya perlihatkan gaun terbaik yang ada di butik ini" ucap penjual itu
Yuan Wei dan Abei mengikut langkah penjual untuk melihat gaun yang akan ia beli
"ini nona, ada beberapa motif gaun pengantin. Motif bunga teratai, motif salju, motif matahari juga motif anggrek semuanya dibuat dengan penuh ketelitian"
Yuan Wei melihat lihat, "phoenix..." gumamnya
"nona kau memang memiliki selera yang bagus, ini adalah motif phoenix kebanggaan kedai ini. Namun sayangnya hanya tersisa satu gaun saja dan ini salah satu lembar gaunnya juga cacat karena kesalahan pegawai disini" jelas penjual
"saya tidak akan menawarkan benda cacat seperti ini pada pembeli"
"jika aku membeli gaun ini apakah bisa mendapatkan potongan harga?" tanya Yuan Wei
"nona, gaun ini sudah rusak apa anda yakin masih ingin membelinya?"
"benar aku tertarik dengan motif phoenix ini"
"saya bisa memberikan setengah dari harga aslinya"
"berikan uangnya"
"ini"
"terimakasih nona, terimakasih"
_____
_______
"liat aja lo yang malu atau gue" batin Yuan Wei saat berjalan pulang
"nona untuk apa anda membeli baju pernikahan yang sudah sobek ini?" tanya Abei
"untuk mencegah terjadinya hal yang memalukan. oh ya apa dirumah ada jarum dan benang untuk menjahit?" tanya Yuan Wei
"ada, nyonya jendral dulu sering menjahit sehingga ada banyak peralatan jahit dirumah" jelas Abei
"bagus, bantu aku lagi untuk memperbaiki pakaian ini"
"baik nona"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Battles Of Prince's Lady (End)
RomantizmZhou Yuan Wei mengalami transmigrasi ke masa lalu yang membuatnya memiliki identitas baru sebagai seorang anak dari jendral istana yang kejam dengan nama Zhang Fei Fei. Di masa itu ia harus melakukan pernikahan politik dengan pangeran kedua kerajaan...