Ratu Pertama

58 6 0
                                    

"tuan Zhang!" panggil seseorang
Zhang Xin menoleh
"siapa kau?" tanyanya
"saya pelayan nona Lan Ning"
mata Zhang Xin menyipit tajam
"apa? kenapa kau kemari? kau bisa menghancurkan hidupku, beritau Lan Ning bahwa aku sudah tidak ingin memiliki hubungan apapun dengannya" Zhang Xin hendak pergi
"tapi tuan nona Lan sudah lama menunggu anda"
"maka dari itu aku menyuruhnya untuk segera pergi dan tidak menungguku lagi" ucap Zhang Xin
"tuan, nona Lan Ning telah melahirkan seorang anak, dan itu adalah anakmu"
"lancang!" Zhang Xin hendak menebas leher wanita yang dihadapannya
pelayan itu memejamkan matanya
"aku dan a-Fei kehilangan seorang anak, apakah ini adalah takdirku untuk membawa anak Lan Ning masuk kedalam keluargaku? tetapi apakah mungkin a-Fei bisa menerima anak ini?"
Zhang Xin menutunkan pedangnya
"bawa aku bertemu dengan wanita itu" ucap ketus
"b-baik tuan, mari"
____
_______
Lan Ning menunggu diteras paviliun yang ia sewa
langkah kaki Zhang Xin terdengar, senyum Lan Ning terukir indah
"Tuanku Zhang Xin.." lirihnya saat langkah itu sudah tepat di depan pintu
Zhang Xin membuka dengan pelan
nafas dalam Lan Ning berhembus lega, seakan mengatakan inilah penantian lama yang telah usai
"Zhang.." panggilnya
Zhang Xin masuk menutup pintu itu
"entah apa yang terjadi selama aku pergi, tetapi perjodohanmu dengan pangeran mahkota tidak bisa kita elak kan. Untuk menghapus semua dosa kita yang telah berlalu aku akan membesarkan anak ini dan kita akan hidup dengan kehidupan masing masing" ucap Zhang Xin tiba tiba
ucapannya tidak memperhatikan hati dan perasaan wanita dihadapannya
Air mata bahagia kini turun menjadi marah
"apa?" tanya nya pelan
"aku tau kau perjodohanmu dengan pangeran mahkota, tetapi kau tidak jujur padaku. Perjodohan yang telah disetujui sejak kecil oleh ayahmu dan kaisar. Aku tidak bisa ikut campur, biarlah takdirmu menjadi ratu bangsa ini sedangkan aku adalah prajurit bawahan yang setia pada negara. Maafkan aku telah menyiksamu selama ini. Aku berjanji akan membesarkan anak ini dengan baik"
"Sialan kau!!" Lan Ning membanting kursi yang ada dihadapannya
"aku menunggumu berbulan bulan, aku mengandung dan menyembunyikannya dari semua orang, aku rela pergi jauh dan menipu keluargaku sendiri demi kau!! Kau!.. anak ini, lihat!!" Lan Ning menunjuk bayi yang terlelap diatas ranjang
"kau lihat bayi itu! anak kita! aku menjaganya sepenuh hati, berharap kita bisa bertemu dan membangun keluarga yang bahagia, tapi kenapa saat kau datang kau menghancurkan semuanya??!"
"Putri.. sudah seharusnya kita tidak memperpanjang dosa ini. Aku harus mengakhirinya, dan bertobat. Sejauh ini putra mahkota masih mengharapkan anda untuk menjadi istrinya, saya tidak bisa berbuat apa apa" Zhang Xin menjawab dengan hormat layaknya pelayan berbicara dengan tuannya
"Lan Ning mencabut pedang dari tangan Zhang Xin, aku akan membunuhmu!" Lan Ning hendak menebas leher pria didepannya
tetapi ia tak kuasa
"kenapa.. setelah sekian lama aku menunggumu tapi kau datang menghancurkan hidupku? aku memiliki harapan besar kita bisa bertemu dan berkumpul kembali.. tapi kenapa semua hancur? memang aku memiliki ikatan perjodohan dengan putra mahkota, tetapi aku tidak bisa hidup dengan pria yang tidak aku cintai" ucapnya dalam tangis
pedang ditangannya pun jatuh
Zhang Xin terdiam, ia tau seharusnya dari awal ia tidak memadu kasih dengan wanita pilihan pangeran mahkota
"kenapa?!!" teriaknya
sontak pelayan pribadi Lan Ning masuk
"putri.." panggilnya
"usir dia! usir dia!!!" perintahnya
Zhang Xin bangkit
"Tuan Zhang, sebaiknya anda segera pergi" ucap pelayan
Zhang Xin pun menuruti
pecundang memang si Zhang Xin. tetapi jika ia meneruskan dosanya, ia akan hidup semakin sengsara dan selalu dibalut ketakutan
_____
"suamiku? kau darimana?" tanya Fei Ming
"ah.. istana memanggilku untuk melatih pasukan, kenapa kau diluar? udara diluar belum baik untuk kesehatanmu" ucap Zhang Xin sembari mengecup kening istrinya lembut
Fei Ming tersenyum, "aku menatap langit. putra kita ada disana bukan?"
Zhang Xin menatap sendu mata istrinya yang lesu
pasangan itu kehilangan putra pertama mereka karena kelelahan setelah perjalanan jauh, selain itu kandungan Fei Ming memang telah bermasalah sejak awal, tetapi Fei Ming dengan keras kepalanya itu tetap memilih mempertahankan kandungannya
Zhang Xin terbesit sebuah hal, "apakah kau mau membesarkan seorang bayi yang terlantar?" tanya nya pelan
Fei Ming menatap mata suaminya, "bayi terlantar? astaga.. dimana dia? kenapa bisa terlantar?" tanyanya bertubi tubi
"orang tua bayi itu memiliki sebuah masalah yang membuat bayi tidak bersalah kehilangan kesempatan untuk merasakan kasih sayang orang tua"
"suamiku, bawa saja bayi itu kemari. Aku bisa merawatnya dengan baik. mungkin dengan adanya bayi itu bisa membantu tubuh dan semangatku pulih"
"baiklah, aku akan membicarakan ini terlebih dahulu dengan orang-orang sekitar bayi itu"
Fei Ming mengangguk pelan
_____
____
"putri, anda yakin akan pulang? kondisi anda masih belum pulih"
"jika aku tetap disini aku akan mati perlahan, jangan lupa tinggalkan saja bayi itu disini, aku telah menyewa paviliun ini selama setaun kedepan dia akan mati disini dengan sendirinya" ucap Lan Ning
pelayan pribadi Lan Ning tidak tega, bagaimanapun juga bayi itu masih belum genap seminggu, mana mungkin ia meninggalkan bayi itu sendirian dan membiarkannya mati?
"putri, saya akan meletakkan barang-barang anda di kereta kuda terlebih dahulu" pelayan itu pergi
Lan Ning masih setia berdiri menghadap bayi yang akan ia tinggalkan itu

"aku harus memberitahukan pada jendral zhang supaya bayi itu bisa bertahan hidup" pelayan itu bergegas ia bertanya pada masyarakat mengenai rumah jendral zhang akhirnya pelayan itu sampai
ia tergesa gesa mengetuk pintu kediaman Zhang
"ada apa?" tanya penjaga
"izinkan saya bertemu dengan jendral Zhang, ini menyangkut keselamatan bayinya"
penjaga gerbang kediaman mengira wanita dihadapannya ini gila, "pergilah! bayi tuan Zhang sudah dikuburkan"
"tidak! izinkan saya bertemu dengan jendral"
derap langkah kuda terdengar
"jendral Zhang!" panggil pelayan itu
"kau? mengapa kau kemari?" jendral Zhang mengingat rupa pelayan yang menyegatnya hari itu
"Putri Lan akan segera pergi dari wilayah Li, dia meninggalkan bayinya disini, ia berniat membiarkan bayinya mati perlahan di paviliun yang ia sewa"
Jendral Zhang menatap tajam, "setelah dia pergi aku akan menyelamatkan bayi itu" ucapnya datar
"terimakasih jendral, saya sangat lega anda bisa menyelamatkan bayi itu. saya harus bergegas pergi untuk mengawal putri Lan. Jendral.. kesalahanmu memang tidak bisa dimaafkan, tapi setidaknya dengan merawat bayi itu anda bisa menebus dosa anda pada keluarga Lan" pelayan itu memberi hormat dengan menundukkan kepalanya dan berlari pergi
jendral Zhang merasa hatinya gusar. kesalahannya menyentuh calon mempelai pangeran mahkota benar benar tidak bisa dimaafkan

"cha!!" kusir memukul kuda dan membuat kuda melaju meninggalkan kekaisaran Li
"Zhang.. dendamku padamu tidak akan pernah padam"

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang