Awal Perselisihan

77 5 0
                                    

matahari mulai menaiki langit
"berhenti" ucap Xiao Lie
pasukan pun mengikuti perintah nya
"coba kau lihat apa yang terjadi padanya" ucap Xiao Lie pada salah satu prajurit
prajurit itu mendekat
"tuan muda, mayat ini sepertinya sudah mati malam hari tadi"
Xiao Lie membawa kudanya mendekat kearah mayat yang ada didepan mereka
"tidak ada tanda perampokan, kudanya pun mati bukan karena luka tebasan pedang, artinya ini memang sudah direncanakan. mereka sengaja membunub kudanya terlebih dahulu sehingga kereta kuda ini tidak bisa berjalan lagi"
"tali kuda ini harusnya mengikat dua ekor kuda, tetapi hanya satu kuda saja yang mati disini" batin Xiao Lie mengamati kereta kuda yang jatuh di samping jalan itu
"kuburkan mayatnya" perintah Xiao Lie sambil turun dari kudanya, ia berjalan masuk kedalam kereta kuda
"kunci?" gumamnya. ia mengangkat beberapa kunci yang disatukan dalam sebuah tali
"Zhang.." ia membaca pelat kecil milik keluarga Zhang
"ini kereta kuda yang ditunggangi Zhang Fei Fei, apa yang terjadi padanya?" Xiao Lie turun dari kereta kuda itu
"kau pergilah sampaikan pada Hao Lan, Zhang Fei Fei tidak baik baik saja" perintahnya pada seorang prajurit
"baik tuan" prajurit itu pergi menunggangi kuda dengan cepat menuju kekaisaran Li untuk menemui Hao Lan
"kalian bersembunyilah di dekat negara Hui, pastikan tidak ada warga Hui yang tau keberadaan kalian" ucap Xiao Lie
"baik Tuan" pasukan bergerak menuju Hui
"tidak mungkin Hui mencelakai Zhang Fei Fei, ada orang lain yang memiliki tujuan membunuh Zhang Fei Fei, tapi siapa? sejauh ini Zhang Fei Fei tidak memiliki musuh yang kejam"
______
___
"menteri Yao.. orang-orang mu ini kurang becus melakukan tugasnya, aku menyuruh mereka untuk membawa anak jendral keparat itu kesini tapi yang mereka bawa hanyalah seorang pelayan wanita murahan seperti ini?"
"Ibu ratu, maafkan saya atas kesalahan mereka" mentri Yaon duduk bersujud
"maafkan? aku sudah muak mendengarnya, sejak jendral sialan itu mengingkari janjinya untuk memperjuangkan nasibku"
_____
flashback
"Lan Ning, aku berjanji setelah perang selesai aku akan menikahimu dan kita akan membesarkan anak kita bersama" ucap jendral Zhang saat hendak berangkat perang
ia bertemu secara diam-diam dengan Lan Ning, putri kerajaan Gong.
"berjanjilah padaku kau akan kembali dengan selamat" ucap Lan Ning
jendral Zhang mengangguk

hampir tiga minggu kepergian jendral Zhang di medan pertempuran. Banyak kabar terdengar mengenai pasukan pasukan istana yang berguguran. Lan Ning begitu khawatir ia takut Zhang Xin akan mengalami hal yang sama.
Pada hari ke dua di minggu ketiga seluruh pasukan kembali ke kawasan kekaisaran Li. Mereka membawa kabar kemenangan, sambutan dari rakyat sepanjang gerbang kekaisaran tak kunjung usai.
Lan Ning menunggu Zhang Xin tiba bersama dengan para pelayannya di dekat sebuah kedai bangsawan. Mereka menunggu dari awal prajurit datang hingga prajurit terakhir yang menutup gerbang. Sedih.. Lan Ning tak melihat sosok kekasihnya, calon ayah dari anak yang dikandungnya. Ia mulai berpikir jauh, ia takut Zhang Xin telah tiada dan mayatnya tidak dapat ditemukan sehingga tidak ada kabar mengenai kematian jendral hebat kekaisaran Li.
"apakah kalian tadi sudah melihat jendralku lewat sini?" tanya Lan Ning pada pelayannya
pelayan pelayan itu menggeleng
kaki Lan Ning tiba tiba lemas, untung saja para pelayan sigap menangkap tubuh Lan Ning
"jangan jangan, dia.." ucapnya dengan pandangan kosong
____ seiring berjalannya waktu, Lan Ning terus menunggu kedatangan Zhang Xin, ia juga cemas dengan perutnya yang sudah tampak membesar. Benar, Lan Ning tengah hamil sebelum dilangsungkan pernikahan. Hal ini membuatnya bingung, apa yang harus ia lakukan? ia tak mungkin menggugurkan bayinya
Setelah beberapa waktu ia berfikir, kemudian Lan Ning bertemu dengan ayahnya. Raja Gong
"ayah, karena kerajaan Gong adalah bagian dari kekaisaran Li, aku ingin belajar lebih banyak lagi tentang sistem kerajaan dan hal lainnya" ucap Lan Ning
"benarkah? tiba-tiba sekali.. kau ingin belajar dimana?"
"saya benar benar yakin ingin mengemban ilmu di tempat belajar para putri dan putra kekaisaran"
"benarkah? apakah kau kuat dengan aturan yang mengikat di istana itu?" tanya raja Gong
Lan Ning mengangguk
"baiklah, besok akan segera ku urus surat pengajuanmu-" ucapan raja terpotong
"ayah.. aku ingin mengurusnya sendiri"
"apakah kau bisa?"
"jika aku tidak belajar, kapan aku bisa memulai semuanya sendiri?"
"kau benar, baiklah.. jika ada kesulitan jangan takut untuk membicarakannya dengan ayah" ucap raja Gong
"terimakasih ayah"

delapan hari setelah pengurusan dokumen mengenai pengajuan dirinya yang akan mengemban ilmu di kekaisaran Li, kini Lan Ning akan segera berangkat menuju istana
"aku akan mengasingkan diri dan kembali setelah semuanya usai"

_______
Lan Ning hanya belajar selama beberapa minggu saja, dikarenakan ia takut kondisi perutnya yang semakin membesar akan menjadi bualan publik. Kini ia hanya menghabiskan waktunya merajut di paviliun yang telah ia sewa untuk satu tahun
"apakah kau sudah mendapat kabar tentang Zhang Xin?" tanya Lan Ning pada pelayannya yang ia tugaskan untuk mencari informasi tentang jendral Zhang
"belum putri, maafkan saya"
"tak apa, memang tidak ada yang membicarakannya setelah ia hilang dari medan pertempuran. Kaisar pun tidak merasa kehilangan padahal jendral Zhang sudah banyak memberikan jasa pada kekaisaran Li"
"aku berharap semoga kau tetap hidup dan dapat kembali dengan selamat"

Sementara itu
"baiklah, aku setuju untuk menikah denganmu" ungkap seorang wanita cantik dengan bola mata coklatnya
"benarkah?" antusias jendral Zhang
wanita itu mengangguk
"Fei Ming.." gumam Zhang Xin

beberapa bulan berlalu
Zhang Xin kembali ke kaisaran Li membawa Fei Ming yang tengah mengandung 7 bulan
"kau menikmati perjalanannya a-Fei?" tanya jendral yang menunggangi kuda disamping kereta kuda yang ditunggangi istrinya
"aku menikmatinya suamiku.. apakah perjalanan kita masih jauh?" tanya nya
"tidak, setelah ini kita akan sampai gerbang wilayah kekaisaran" ucap jendral Zhang
Fei Ming mengangguk angguk, sebenarnya perut Fei Ming terasa sedikit tidak nyaman. sepertinya ini adalah dampak ia melakukan perjalanan jauh yang selama ini belum pernah ia lalui.

"dorong terus nyonya.. setelah kepala bayinya lahir semua akan jadi lebih mudah" ucap tabib yang membantu persalinan Lan Ning
"Argh!! aku tidak bisa.. aku tidak bisaa" keluhnya
"putri kau adalah wanita yang hebat, kau pasti bisa melahirkan putramu dengan baik, putri bertahanlah" pelayan Lan Ning memberikan dukungannya
"Ngh.."
"sedikit lagi nyonya" ucap tabib
"ARGHH!!" dorongan trakhir Lan Ning berhasil melahirkan seorang bayi laki laki yang sehat
"sukurlah.. ini bersihkan bayinya" tabib memberikan bayi Lan Ning pada rekan tabibnya sementara itu ia lanjut membersihkan plasenta.

di kediaman Zhang
"Suamiku!!.. agh.. perutku sakit sekali" ucap Fei Ming
"ada apa? kenapa perutmu?" Zhang Xin panik
ia melihat rembesan darah di ranjang
"astaga! pelayan!! panggilkan tabib segera!!" teriak Zhang Xin
"Arg.. suamiku perutku!.. bayikuu.." tangis Fei Ming
"bertahanlah"

beberapa hari setelah kelahiran putranya, Lan Ning duduk di teras lantai kedua paviliun yang ia sewa. Samar samar ia melihat bayangan Zhang Xin lewat
"kau.. lihatlah, apakah itu jendral Zhang?" tanya Lan Ning pada pelayannya yang tengah menggendong putranya
"sepertinya itu memang jendral Zhang, Putri"
"cepat, panggil dia katakan aku ada disini menunggunya bersama dengan putranya" perintah Lan Ning
"baik putri" pelayan itu meletakkan bayi Lan Ning pada ranjang bayi
"sukurlah.. akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi"

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang