Hampa, Ayah Tiada

96 12 0
                                    

"pelayan pribadi pangeran mengatakan bahwa makanan ini harus diantar ke kamar pangeran" ucap Zhang Fei Ran pada kepala pelayan
"astaga.. suasana hati pangeran Gu itu selalu berubah ubah. Kau saja yang mengantarkan makanan miliknya" ucap kepala pelayan sembari memberikan nampan makanan yang akan diberikan pada pangeran Hui
"ternyata semudah ini untuk menemui pangeran Hui"
Zhang Fei Ran berjalan menuju kamar pangeran Gu diantar oleh seorang prajurit
setibanya didepan kamar, prajurit mengetuk pintu kamar
"masuk lah" ucap dari dalam kamar
prajurit membantu Zhang Fei Ran membuka pintu
"tutup saja, aku akan melayani pangeran sampai ia menghabiskan makanan di piring ini" ucap Zhang Fei Ran
prajurit itu percaya saja dengan ucapan Zhang Fei Ran tanpa ada keraguan yang muncul
Zhang Fei Ran berjalan ke arah nakas, ia meletakkan nampan itu disana
ternyata Pangeran Gu sedang menulis sesuatu di ruangan yang hanya dibatasi sekat diantara kamar tidur
"ada apa?"
Zhang Fei Ran tersenyum, ia mengeluarkan belati tajam berbalut racun dari balik sakunya, ia juga menahan mulut pangeran Gu supaya ia tidak berteriak
"Gu sialan, kau tau sedang berhadapan dengan siapa? jika kau berteriak belati ini akan ku pastikan bisa memutus pembuluh darahmu dan akan membuatmu mati dalam waktu kurang dari dua menit" ucap Zhang Fei Ran keji
Pangeran Gu panik ia memberontak namun kemudian ia diam menjaga agar nyawanya tetap aman
"diamlah! jika kau memberitahu dimana jendral Zhang berada, aku akan melepaskanmu"
Pangeran Gu menggeleng dengan kuat
"aku putra jendral Zhang" ucap Zhang Fei Ran
Pangeran Gu membelalakkan matanya, pria yang tak kenal belas kasih itu kini tengah mengancam dirinya
pangeran Gu akhirnya menggoreskan tinta di atas kertas menggunakan jarinya, ia menuliskan beberapa kata
"jendral Zhang sudah mati" tulis pangeran Gu
Zhang Fei Ran semakin menguatkan cengkramannya hingga Pangeran Gu merasakan rasa sakit pada rahangnya
"aku mengawetkan jasadnya" pangeran Gu kembali menulis
"dimana!"
"ayahku yang membawanya"
Rahang Zhang Fei Ran mengeras dan semakin terlihat tajam
Zhang Fei Ran memukul tengkuk pangeran Gu hingga membuatnya pingsan, kemudian ia mengikatnya dengan rapat menggunakan kain dan tali yang ada didalam tempat itu

"HEI! SIAPAPUN DILUAR SANA! CEPAT BAWA RAJA HUI KEMARI ATAU ANAK SULUNGNYA INI AKAN MATI DITANGAN KU!" teriak Zhang Fei Ran
nekat! dia benar benar nekat! dia memancing ikan ditengah kolam penuh buaya
Prajurit yang mendengar itu membuka pintu kamar pangeran Gu
mereka mendapati pangeran Gu yang tidak sadarkan diri terikat di sebuah kursi dengan Zhang Fei Ran yang berdiri bersiap menancapkan belati pada leher Pangeran Gu dan pedang di tangan kirinya
"beraninya kau!!"
"satu langkah kau mendekat, pangeran mahkota ini akan mati karenamu! panggil raja Hui kemari!"
prajurit tidak berani mengambil keputusan ceroboh, mereka mengikuti ucapan Zhang Fei Ran

Raja Hui terburu buru datang ke kamar Pangeran Gu
"Zhang Fei Ran?" ucapnya yang langsung mengenali wajah pria yang mengancam ingin membunuh anaknya
"ternyata kau sudah mengenaliku, sekarang katakan dimana ayahku sebelum aku membunuh anakmu dengan belati dan aku akan memotong motong tubuhnya dengan pedang milik pangeran ini!" ucap Zhang Fei Ran dengan matanya yang merah marah
"Zhang Fei Ran?!" suara seorang wanita muncul
"oh.. ternyata ibu ratu terdahulu, kau yang merencanakan ini semua?! katakan padaku dimana ayahku!!"
ibu ratu terdahulu hendak mendekat
"satu langkah kau mendekat kemari ku pastikan dia akan mati! kau tau sendiri aku tidak pernah mengingkari ucapan ku!" ucap Zhang Fei Ran emosi
"dengarkan aku.. pangeran Gu mencoba untuk merawat mayat ayahmu setelah ia menemukannya mati di tepi sungai" ucap ibu ratu terdahulu
"kalian bawa peti mayat jendral Zhang!" perintah ibu ratu terdahulu
"kau pasti yang sudah menghabisi nyawa ayahku!"
"tidak, aku tidak sekejam itu. kau tau bahwa aku dan ayahmu adalah rekan. aku dan raja Hui merawat dan mengawetkan mayat jendral Zhang supaya kami bisa memberitahukan alasan kematian jendral Zhang pada orang diluar sana dan juga padamu"
"wanita tua, kau memang ahli dalam membual. kau lah yang membunuh ayahku!!" teriak Zhang Fei Ran
"aku tidak melakukannya, pangeran Gu benar benar menemukan mayat ayahmu ditepi sungai dengan banyak sekali bekas luka dan juga serangga yang sudah mulai mengerubungi mayatnya"
nafas Zhang Fei Ran semakin memburu, belati yang ia letakkam disamping leher Pangeran Gu kini ujung tajamnya sudah mulai melukai kulit pangeran Gu yang menyebabkan darah keluar
"aku mengatakan hal paling jujur dalam hidupku saat ini" ucap ibu ratu
"kau membawa pergi ibuku, kau membuatku pergi jauh dari keluarga, kau membuatku selalu dalam bahaya, kau memaksa adikku menikah dengan pria yang tidak baik reputasinya, kau berkhianat pada dinasti Li, kini kau membuatku berpisah dengan ayahku untuk selama lamanya" teriak Zhang Fei Ran dengan emosinya hingga ia merasakan kendali tubuhnya sudah mulai lepas
"aku melakukan ini untuk dunia yang lebih baik, tetapi soal pembunuhan jendral Zhang aku benar benar tidak memiliki rencana apapun"
prajurit membawa peti berisi mayat jendral Zhang
"buka petinya" perintah raja Hui ada prajurit
terlihat jelas bahwa mayat jendral Zhang memang diawetkan dan sudah dibersihkan
"lihatlah" ucap ibu ratu terdahulu
Zhang Fei Ran melihat isi peti itu dari tempatnya, air matanya lolos
"kami tidak membunuh jendral Zhang, bahkan kami ingin mengajaknya bergabung bersama untuk mendirikan negara yang maju" ucap raja Hui
Zhang Fei Ran berjalan mendekat kearah peti dengan lunglai
ibu ratu terdahulu melarang siapapun untuk mendekat dan melukai Zhang Fei Ran
"a-ayah.." lirihnya
Zhang Fei Ran memegang jemari kaku jendral Zhang yang ada diletakkan diatas dada seperti sewajarnya mayat
Zhang Fei Ran tak tau ia harus marah pada siapa, ia sedikit mempercayai ucapan ibu ratu terdahulu karena mereka benar benar merawat dan mengawetkan mayat ayahnya dengan baik
"jangan khawatir, raja Hui sudah meminta beberapa ahli untuk mempelajari sebab kematian ayahmu. Yang pasti ayahmu mati ditangan seseorang yang sudah hebat dan berpengalaman dalam membunuh orang" ucap ibu ratu terdahulu menenangkan Zhang Fei Ran
"bagaimana aku mengatakan ini pada adikku?" ucapnya tak sadar
"tinggalah disini untuk sementara waktu hingga alasan kematian ayahmu terungkap agar kau bisa menjelaskan semuanya dengan baik pada adikmu" ibu ratu terdahulu menunjukan sisi keibuannya
"mendapatkan kepercayaan anak jendral Zhang ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan Hui merebut tahta dinasti Li"

Hao Lan kembali dari kediaman Ratu Lan
Yuan Wei tengah merapikan pakaiannya
"Hao Lan? kau darimana?" tanya Yuan Wei saat Hao Lan masuk kedalam kamar
ia tiba tiba memeluk erat pinggang Yuan Wei
"ada apa?" tanya Yuan Wei
"biarkan aku seperti ini untuk beberapa detik"
Yuan Wei mengelus lembut punggung Hao Lan
setelah puas, Hao Lan melepaskan pelukannya
"sudah?" tanya Yuan Wei
"apa yang akan kau lakukan jika kau bertemu dengan seorang pembunuh?"
"h-hah? kenapa kau tiba tiba bertanya seperti ini?"
"jawab saja"
"tentu aku akan lari, aku takut jika ia membunuhku juga"
"kemana kau akan lari?"
"aku akan lari menuju kakakku, biarkan dia yang berhadapan dengan pembunuhnya. Zhang Fei Ran tidak akan pernah kalah dalam melindungiku" ucap Yuan Wei
"benar.. Zhang Fei Ran adalah orang yang paling hebat dan kuat dalam melindungimu"
"kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu?"
"aku hanya bermimpi buruk setelah kembali dari tempat Li Dong"
Yuan Wei mengelus rambut Hao Lan lembut
"aku sudah meminta beberapa pasukan untuk mencari keempat anak itu"
Yuan Wei mengangguk, "entah kenapa firasatku mengatakan mereka baik baik saja sehingga hatiku bisa setenang ini. padahal otakku masih terus berpikir mengenai siapa kelompok kejam yang tega menghabisi seluruh penduduk hutan dalam waktu sekejap"
Hao Lan kembali memeluk Yuan Wei kali ini pelukannya lembut hingga Yuan Wei terlarut dalam dekapannya

"ekhem! nyonya Hao Lan.. waktunya minum obat"

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang