Harapan Kecil

115 15 0
                                    

"aku tidak bisa berhadapan dengan Zhang Fei Fei" ucap Hao Lan pada Xiao Lie setelah kembali ke kediaman
"aku tau kau akan mengalami hal ini. tetapi kau jangan bertahan dengan sikap seperti ini. kau tidak boleh terlihat menjauhi nona Zhang setelah melakukan hal itu" ucap Xiao Lie
"aku sudah banyak membunuh orang, tetapi kematian Jendral Zhang membuat hatiku merasa sesak"
"nona Zhang sudah berhasil mencuri hatimu. kau mencintainya, namun kini kau merampas salah satu kebahagiaannya. aku mengerti perasaanmu, Hao Lan" Xiao Lie mencoba memberikan kata kata terbaiknya
"apa aku masih bisa menampakkan wajahku didepan Zhang Fei Fei?"
"ingatlah bahwa jendral Zhang adalah pengkhianat kekaisaran, kau melakukan hal yang benar dengan menyingkirkannya. Jangan merasa bersalah hanya karena telah bertindak adil dan benar"
Hao Lan menghela nafasnya, matanya tertutup, sesal rasanya. hati dan jiwanya tidak siap bertemu dengan Zhang Fei Fei meskipun saat ini ia sangat ingin bertemu dan memeluk wanitanya itu.

"ayah?" panggil Yuan Wei sementara Zhang Fei Ran masih membawa kudanya menuju kandang
"Abei?!!" Yuan Wei ganti memanggil Abei
"iya nona" Abei menyahut dari belakang kediaman
"dimana ayahku?" tanya Yuan Wei
"tuan Zhang pergi untuk melakukan misi perdamaian"
"misi perdamaian? dimana? kapan perginya? kenapa mendadak sekali?" Yuan Wei memberondong pertanyaan
"pagi tadi setelah anda pergi, salah satu prajurit kaisar datang menyampaikan pesan dari kaisar pada jendral Zhang untuk segera menghentikan pergerakan tentara Hui"
"hah? tentara Hui?" Yuan Wei membelalakkan matanya
"kakak!" Yuan Wei menemui Zhang Fei Ran
"apa? ada apa?" Zhang Fei Ran berbalik
"ayah pergi ke Hui" ucap Yuan Wei
"apa? yang benar saja?! kapan dia pergi?" Zhang Fei Ran turut terkejut
"pagi tadi setelah kita pergi"
"ini jebakan, aku harus mencari ayah. Feifei, kau tunggu dirumah jangan pergi keluar kediaman" ucap Zhang Fei Ran yang kemudian memacu kudanya cepat
"kakak hati hati!"
hati Yuan Wei semakin tidak tenang, firasatnya benar.
"ayah... semoga ayah baik baik saja. gue baru ngerasain kasih sayang sosok ayah setelah sekian lama. tolong jangan sampai gue kehilangan ayah lagi"
"nona mari masuk kedalam, cuaca sudah mulai dingin" Abei mengajak Yuan Wei masuk
Yuan Wei menuruti dengan hatinya yang masih gusar, pikirannya entah kemana

"mana mungkin kaisar memerintahkan hal seperti itu pada ayah, sementara dia tengah menikmati kompetisi berburu" "gue yakin banget ini rencana ibu ratu terdahulu buat nyelakain ayah, supaya ayah gak buka mulut soal kebusukannya""lindungilah jendral...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mana mungkin kaisar memerintahkan hal seperti itu pada ayah, sementara dia tengah menikmati kompetisi berburu"
"gue yakin banget ini rencana ibu ratu terdahulu buat nyelakain ayah, supaya ayah gak buka mulut soal kebusukannya"
"lindungilah jendral Zhang.."

"bawa mayatnya, awetkan di istana juga bersihkan jejak keberadaan kita" perintah seseorang kepada prajuritnya
"baik" balas prajurit
"ini kabar yang bagus, ayah dan ibu ratu terdahulu pasti akan terkejut"
Putra raja Hui, pangeran Gu yang membawa mayat jendral Zhang yang terkapar di samping sungai.
"Mayatnya sudah dikerubungi semut, tetapi belum membusuk. artinya pembunuhan baru terjadi beberapa jam lalu"

"bajingan! siapa saja yang melakukan hal buruk pada ayahku akan kupastikan dia mati dengan badan terbelah menjadi dua!" geram Zhang Fei Ran melihat beberapa prajurit keluarga Zhang yang mati di sebuah tempat
ia tiba beberapa saat setelah pangeran Gu membawa mayat jendral Zhang untuk diawetkan di istana Hui.
Zhang Fei Ran menggali banyak lubang sendirian untuk mengubur jasad para prajurit yang telah setia pada keluarganya. Ia tak mau mayat orang orang ini tergeletak begitu saja

Setelah mengubur jasad para prajurit, Zhang Fei Ran kembali kalut kemana ia harus mencari ayahnya. Negara Hui? ia tak mungkin bisa masuk sendirian dan kembali ke wilayah kerajaan itu. atau.. ia harus bertemu dengan kaisar?
lalu bagaimana dia menjawab pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Zhang Fei Fei?
Mau tidak mau, Zhang Fei Ran harus kembali ke kediaman terlebih dahulu dan mengatakan pada Zhang Fei Fei apa yang ia temui

Sampai di kediaman
Zhang Fei Ran terlamun dalam bingungnya
ia berdiri dibalik gerbang kediaman

"kakak?" panggil Yuan Wei sembari membawa lampu lentera Zhang Fei Ran melemaskan otot wajahnya memberikan senyum getir"aku akan membantumu mencari ayah" Zhang Fei Ran mengangguk"kenapa kau kotor sekali?" Yuan Wei membersihkan noda tanah dari pakai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kakak?" panggil Yuan Wei sembari membawa lampu lentera
Zhang Fei Ran melemaskan otot wajahnya memberikan senyum getir
"aku akan membantumu mencari ayah"
Zhang Fei Ran mengangguk
"kenapa kau kotor sekali?" Yuan Wei membersihkan noda tanah dari pakaian yang dikenakan Zhang Fei Ran
"aku mengubur para prajurit Zhang" ucap Zhang Fei Ran lirih
lampu lentera ditangan Yuan jatuh
"jasad prajurit Zhang? kakak.. kau sudah bertemu dengan ayah? dia baik baik saja bukan?" suara Yuan Wei bergetar
Zhang Fei Ran mencoba mengatakan hal yang mengunci mulutnya
"kakak..?" panggil Yuan Wei pelan ia ingin kepastian
"aku belum bertemu dengan ayah"
Yuan Wei sempat lemas mendengar ucapan Zhang Fei Ran, tetapi disisi lain ia memiliki harapan. Jendral Zhang hidup
"besok pagi aku akan ikut denganmu mencari keberadaan ayah, dia pasti sedang bersembunyi"
Zhang Fei Ran langsung memeluk adiknya erat, "Feifei.. apapun yang terjadi ingatlah didunia ini aku hanya memilikimu dan kau hanya memiliki aku, kita hanya berdua saja disini. ibu sudah pergi, aku hanya punya dirimu untuk keluh kesahku" ucap Zhang Fei Ran
air mata Yuan Wei tumpah, ia tau bahwa tidak ada hubungan darah antaranya dengan Zhang Fei Ran, tetapi sosok kakak yang baik yang selalu melindungi dan menghiburnya kini telah ada didepan mata. Ia terlanjur menyayangi Zhang Fei Ran seperti kakaknya sendiri. Ia juga takut hal buruk terjadi pada keluarga Zhang

"Hao Lan, kau masih merasa bersalah?" tanya Xiao Lie menemui Hao Lan dibelakang kediaman Hao Lan
Hao Lan masih memejamkan matanya

"hal yang terjadi kemarin biarlah berlalu, lupakan dan buatlah hari ini menjadi lebih baik""Xiao Lie, ku kira kau yang paling penuh kasih diantara aku dan kakakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hal yang terjadi kemarin biarlah berlalu, lupakan dan buatlah hari ini menjadi lebih baik"
"Xiao Lie, ku kira kau yang paling penuh kasih diantara aku dan kakakku. Ternyata kau sama saja" celetuk Hao Lan
Xiao Lie tersenyum miring, "aku penuh dengan kasih? kau benar, aku bahkan tidak pernah membunuh orang"
"jika kau ingin mengganggu waktu meditasiku lebih baik kau pergi saja"

tiba tiba Anliu datang, "pangeran kedua..." ucapnya
"ada apa?"
"nona Zhang, dan tuan muda Zhang datang kemari"
Hao Lan terperanjat, ia langsung berdiri dari duduknya dan beranjak menemui Yuan Wei
hatinya senang, istrinya itu telah kembali hingga ia melupakan kekejaman yang telah ia lakukan pada istrinya
"Hao Lan.. Hao Lan, baru kali ini kau mneyambut kedatangan seseorang ke kediamanmu" gumam Xiao Lie melihat Hao Lan yang terburu buru berjalan untuk menemui Zhang Fei Fei

Yuan Wei turun dari kuda yang ia tunggangi dengan Zhang Fei Ran
"Anliu, siapkan beberapa jamuan untuk mereka" pinta Hao Lan
"kenapa tidak memberitahuku? aku bisa menjemputmu" ujar Hao Lan pada Yuan Wei
mata Yuan Wei bengkak dan sembab
"apa yang terjadi padamu?" tanya Hao Lan
Yuan Wei menggeleng pelan
"Pangeran kedua, aku minta padamu untuk menjaga adikku hingga aku kembali" ucap Zhang Fei Ran
"kau mau kemana?" tanya Hao Lan dingin
"bukan urusanmu, jika hal buruk terjadi pada adikku aku benar benar akan menghabisimu" Zhang Fei Ran memacu kudanya keras
tangis Yuan Wei kembali pecah, bahkan lebih parah. ia menangisi kepergian Zhang Fei Ran
"apa yang terjadi?"

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang