31. Papa, Mama, Minho, Jisung

502 60 8
                                    

Berbeda dengan Felix, di pagi yang menjelang siang ini keluarga Lee sedang mengobrol santai bersama. Bukankah tadi Jisung dan Minho menonton film? Tentu saja, namun mereka berhenti menonton saat sang Papa mengajak mereka bicara.

"Jadi kondisi Jisung gimana selama ga ada Papa sama Mama?" Tanya Papa pada Minho. Minho pun menatap Jisung yang menatap juga pada dirinya. Minho tersenyum dan memberikan sedikit sentuhan di kepala Jisung.

"Jisung sering kambuh. Kalau dia lepas dari pengamatan Minho dia bisa aja kambuh sewaktu-waktu. Jisung juga pernah—" Minho memotong pembicaraannya saat Jisung sedikit menarik ujung bajunya. Minho kembali tersenyum seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Pernah apa?" Tanya Mama nya tidak sabar.

"Jisung pernah membuat masalah dengan Felix. Ntah siapa yang lebih dulu melakukannya. Aku hanya tau kalah balkon kamar Felix rusak dan Felix sudah terjatuh tenggelam di kolam renang. Tapi Mamasama Papa ga harus marah, ini udah kejadian lama. Jisung juga udah baikan." Kedua orang tua Minho terdiam, namun sang Papa mengepalkan tangan dengan keras. Ia merasa tak terima anak nya diperlakukan seperti itu oleh Felix. Wait? Felix juga anak nya. Arghh, ntahlah. Terserah saja.

"Jisung... Jangan lakukan lagi ya.. Mama sama Papa gamau kehilangan kamu nak. Mama akan beri semua yang Jisung inginkan. Jisung tidak boleh mencelakai saudara Jisung sendiri.." Jisung terdiam, namun sepintas terbesit kejahilan kecil di otaknya.

"Tapi Felix yang duluan Ma.. Jisung cuma bilang kalau Felix harus lebih mengerti keadaan Jisung, dan jangan egois. Tapi Felix malah bilang kalau ia tidak akan mengemis kasih sayang kak Minho lagi.. Jisung terkejut karena Felix begitu, Jisung memegang leher Felix tapi Felix malah mencekik Jisung balik. Akhirnya Felix terjatuh dan aku pun harus dirawat di rumah sakit..." Jisung mengucapkan hal ini dengan jujur. Bagaimanapun sebenarnya ia sedikit bersembunyi dibalik kata "Felix mencekik Jisung balik" Membuat kedua orang tuanya sedikit geram.

"Kamu juga salah Sung karena kamu mencekik adikmu. Tapi adikmu keterlaluan karena ia malah mencekikmu kembali. Felix tahu kamu punya asma, perlawanan Felix kepadamu adalah sebuah lonceng berbunyi untuk minta dihentikan.. Kakak ga akan membela kalian berdua karena kalian sama-sama salah.."

BRAKK

Gebrakan itu berhasil membuat mereka terkejut. Papa pun pergi keluar meninggalkan mereka semua. Jisung yang melihat dan mengedarkan itu ketakutan. Minho yang menyadari hal itu langsung saja memeluk Jisung dengan erat.

Kini Minho dan Jisung hanya bisa menatap mama nya, meminta tolong agar papa dibujuk untuk tidak marah.

Mama hanya bisa menghela nafasnya dan tersenyum tipis. "Mama susul papa dulu ya? Minho sama Jisung tunggu disini. Nanti mama bawain makan siang." Ucap Mama nya yang langsung berlari keluar.

"Kak..."

"Iya Sung, ini Kakak. Papa ga marah, dia cuma butuh waktu buat nenangi diri. Jisung istirahat dulu aja ya? Kakak disini sama Jisung." Jisung hanya mengangguk dan memeluk Minho.

Minho sebenarnya cemas. Ia takut papa nya memarahi Felix. Harap-harap Minho saat ini adalah, semoga papa nya hanya pergi keluar mencari angin.

Kini sore sudah datang. Ke empat manusia yang berada disana sedang menyantap makanan yang dibawa oleh mama.

Flashback On

Mama pergi keluar mencari suaminya ke kantin, namun tak kunjung ketemu. Akhirnya ia mencari ke tempat parkir, dan mendapati suaminya disana.

Mama pun menghampiri suaminya dan tersenyum tipis di depannya. "Jangan marah sama Jisung.. Ia tidak salah apapun. Ayo kita kembali dulu kerumah. Kamu harus mandi dulu, aku juga mau bawain Jisung makanan." Ucap nya pada suaminya.

Suaminya hanya bisa mengangguk mengikuti permintaan sang istri. Bohong, ia mengangguk karena ada nama Jisung yang disebut.

Akhirnya mereka pun pergi untuk pulang.

Dalam waktu 1 jam, kini pasangan suami istri itu sudah berada lagi dirumah sakit. Mereka membuka kamar rawat Jisung secara perlahan.

Dilihatnya Jisung yang tengah tertidur dan Minho yang memainkan ponselnya.

Mereka tersenyum hangat melihat hal tersebut. Mama langsung saja menaruh plastik makanan itu di samping brankar Jisung.

"Nanti kalau adik mu udah bangun, kita makan bersama ya." Ucap Papa nya pada Minho yang hanya mendapat balasan angguk.

Flashback Off

"Kak. Tuker dong ayam nya.." Ucap Jisung.

"Nih. Buat kamu aja. Kakak udah kenyang. Tadi pas kamu tidur sempet ke kantin buat nyari makanan." Balas Minho sembari memberikan paha ayamnya pada Jisung.

Jisung yang mendapatkan itu merasa senang. Duh kan kalau gini, dia bisa cepet pulang kerumah. Apalagi kini keluarganya berkumpul dengan lengkap.

Suara sendok yang beradu dan obrolan serta tawa mereka jadi satu, karena melihat Minho dan Jisung yang saling bertukar makanan.

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang