"FELIX!" Bangchan marah. Marah terhadap jawaban dan pertanyaan yang Felix lontarkan pada Minho.
"Hm?"
Felix memang polos namun Felix juga bisa ganas kapan saja. Dia bisa menjadi orang lain jika dia sudah melewati batas nya.
Kini atmosfer menjadi lebih mencekam dari sebelumnya. Felix diam dengan tenang dan membiarkan Minho mencengkram lebih kuat baju nya.
Bangchan ingin melepaskan Felix dari cengkraman Minho namun ia tidak bisa bergerak karena Minho melarang siapapun mendekat.
Jisung bahkan sudah di pelukan Changbin dan Seungmin. Jeongin berada di dekat Hyunjin sambil memeluk tubuh Hyunjin karena takut.
Hanya suara nafas mereka yang terdengar. Felix pun menutup matanya karena ia mulai pusing secara perlahan ia membuka nya sambil menarik nafas perlahan.
"Udah kan? Felix datang juga cuman buat masalah. Tau gini Felix ga usah datang." Ujar Felix membuat Bangchan menatap Felix sendu.
Namun tiba tiba saja Changbin merasakan cengkraman kuat dari Jisung. Changbin pun langsung melihat arah Jisung di lihat nya ia tengah mengatur nafas nya.
Semua yang sadar langsung mengangkat Jisung dan di tidur kan di kursi. Minho menelpon dokter pribadi Jisung untuk segera datang.
Sedangkan yang lain sibuk membantu Jisung. Inheler sudah tidak membantu lagi untuk Jisung. Karena sesak nya semakin kuat.
"Jis, jangan tutup mata kamu. Jisung liat ini Kak Chan, Jisung hei. Sung." Bangchan
Semua panik saat Jisung menutup mata nya. Felix hanya diam di tempat yang sama. Melihat bagaimana teman teman nya itu panik.
Ada sedikit rasa sesak di dada Felix saat melihat Jisung terkulai lemah. Ada sedikit rasa penyesalan disaat sadar bahwa Jisung memang butuh mereka semua. Ada sedikit rasa cemburu juga disaat semua nya mementingkan Jisung. Namun ada rasa sedikit kesadaran kalau Felix juga seperti mereka manusia sehat yang tak punya penyakit.
"Tolong menjauh biarkan saya menangani Jisung." Dokter
Felix tersadar dari lamunan nya saat Dokter pribadi Jisung sampai. Ia pun memilih pergi meninggalkan ruang tamu dan memilih untuk mengurung diri di kamar.
—
Felix menatap diri nya di cermin ia menatap luka sikunya yang diperban. Serta merasakan sakit di punggung nya yang mungkin saja terserempet mobil sedikit serta aspal.
Felix mengambil sebuah cutter di laci nya. Ia memandangi tangan dan diri nya sendiri di cermin. Entah sejak kapan ia berani mulai melakukan selfharm ia saja tak tau. Ia mulai menggores tangan nya sedikit demi sedikit. Sambil mengucap kan beberapa kata.
Crash
"Ini untuk mu yang tak sadar diri."
Crash
"Ini untuk mu yang selalu gagal."
Crash
"Ini untuk mu yang memang sialan."
Crash
"Ini terakhir untuk mu yang harus nya tak lahir."
Darah bercucuran Felix hanya diam memandangi nya. Felix pun menyimpan cutter nya di laci lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Ia berdiri di bawah shower sambil membiarkan air dingin menembus ke arah kulit nya.
Perih dan dingin bercampur satu membuat Felix mati rasa di sana. Ia hanya diam tak bergeming memikirkan banyak hal.
—
"Jisung baik baik saja. Hanya saja ia terlalu terkejut, dan terlalu lelah bukan kah tadi dia berlari? Itu membuat jantung nya terlalu cepat terpompa. Serta paru paru nya yang sulit mengambil oksigen. Biarkan Jisung istirahat dulu saja, dan biarkan ia di infus jika sudah sadar hubungi saya biar saya ganti menggunakan selang oksigen. Kalau gitu saya permisi" Dokter
Mereka pun bernafas lega saat mendengar penuturan dari sang dokter. Minho pun mendekat ke arah Jisung dan mengelus tangan Jisung yang berada selang infus nya. Minho menangis se jadi jadi nya karena mengabaikan Jisung dan memilih bertengkar dengan Felix.
Mereka semua yang ada di sana menatap Minho sendu. Mereka semua tau kalau Jisung lebih dulu lahir dari Felix dan Minho sudah menghabiskan banyak waktu bersama Jisung.
Bahkan Minho orang pertama yang mengetahui bahwa Jisung mempunyai asma sebab itu ia sangat sayang dan menjaga Jisung.
Namun mereka juga kesal dengan Minho yang tak memberikan Felix kasih sayang sedikit pun. Atau mungkin Minho sayang pada Felix namun ia lebih memilih kepada Jisung.
Bangchan selaku yang tertua pun mendekat pada Minho. Dan memeluk Minho. Kali ini ia membiarkan Minho menangis di pundak nya.
"Sudahlah. Ini semua bukan salah mu, salah Jisung, dan salah Felix. Inis semua takdir. Jisung akan cepat sadar." Bangchan berusaha menjelaskan pada Minho.
"Gua gagal jadi Kakak, gua gagal jagain Jisung sama Felix gua gagal!" Racau Minho.
"Lu gak gagal, tugas lu cuman buat jagain Jisung sama Felix. Gua tau Lu sayang sama Jisung gak mau Jisung begini. Gua paham, gua juga tau lu sayang Felix tapi gak gini caranya Minho." Bangchan
Minho terdiam walau air matanya masih mengalir deras. Ia tau ia harus nya tak seperti ini.
Bangchan pun melepaskan pelukan nya dan mendudukan Minho di kursi. Lalu Bangchan pergi ke dapur membawa air dan kembali ke ruang tengah untuk memberikan Minho minum.
"Tenangin diri lu, kalau lu gak tenang nanti Jisung parah. Seungmin sama Jeongin beresin pecahan kaca nya. Hyunjin sama Changbin kalian pulang ke rumah terus bawa baju balik lagi ke sini. Malam ini kita menginap." Mereka pun langsung mengangguk dan bergegas meneruti perkataan Bangchan.
—
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Aku Juga Adikmu
Ficción General"Kak. Aku juga adik mu. Tapi kenapa aku selalu di abaikan?" "Lix maafin Kakak karena Kakak gak becus jaga kamu." "Kak Minho sabar ya.. Kita ada buat Kak Minho kok.." Note: Non Baku Mengandung kekerasan, kalimat kotor. Harap bijak dalam memilih bacaa...