14. Terlihat Akur

498 61 7
                                    

Sinar bulan purnama menerpa wajah seseorang. Cahaya nya menghantarkan ketenangan dengan lembut juga menembus jendela.

Felix kini menatap langit luar. Felix tidak berani ke balkon karena ia masih takut.

Felix sejak tadi hanya diam. Bahkan saat ia kebawah untuk mengambil minum pun ia tak menjawab pertanyaan apapun dari semua nya.

Huftt

Satu helaan nafas Felix keluarkan. Ia melihat ke arah tangan nya yang tertutup hoodie panjang.

Felix menyingkap hoodie nya dan di lihat nya luka kering di tangan nya. Felix mengusap luka itu dengan sangat lembut.

"Kamu kuat Felix! Ayo buktikan!"

Ceklek

Felix berbalik dan menutupi lengan nya disaat ada orang yang masuk. Felix melihat kearah nya dengan senyuman tipis.

"Kenapa gak tidur?" Changbin

"Karena belum, Kak Changbin harus nya sudah tidur." Felix

"Tadi Kakak denger suara kamu makanya ke sini dan ternyata kamu belum tidur." Changbin

"Tapi kamar Felix kedap suara Kak." Felix

"Gak sadar pintu nya kebuka hm?" Changbin

"Aa enggak hehe, Kak Changbin tidur gih, ntar di cari Kak Chan loh." Felix

"Kamu yang tidur Felix." Changbin

"Iya iya ini mau kok. Kak Changbin keluar makanyaaa sana hush!" Felix

Felix mendorong Changbin keluar dan menutup pintu nya. Ia pun berbaring di kasur nya.

Ia mengambil ponsel nya dan membuka galeri di sana terdapat foto diri nya dengan Jisung serta Minho.

Ia merindukan momen berfoto bersama. Namun ia harus sadar jika itu mustahil.

Felix pun meletakan kembali ponsel nya di samping tempat tidur nya. Ia memiringkan badannya ke arah jendela.

Ia menatap langit luar dengan tatapan sendu nya berharap esok lebih baik. Ia pun mulai terlelap dan tertidur dengan damai.

Pagi nya kini semua orang berada di ruang tengah kecuali Felix. Mereka duduk melingkar sambil makan.

Felix sudah di tawari untuk turun namun tetap saja ia tak mau. Bahkan saat Minho turun tangan pun Felix tidak mau turun.

"Makanan Felix ada di meja, tadi udah gua beliin makanan kesukaan nya." Changbin

"Hm, sepertinya Felix butuh waktu. Kita biarkan saja dulu." Bangchan

"Kangen Kak Felix." Jeongin

Hyunjin mengelus punggung Jeongin saat mendengar kata kata nya. Bahkan yang lain pun sama mereka sedih karena tidak bisa berkumpul dengan lengkap.

Jisung berdiri dari sana dan melangkah kan kaki nya ke arah kamar Felix.

Di bukakannya pintu kamar Felix di lihat nya Felix tengah duduk sambil memegang gelas putih berisi air menghadap jendela.

Jisung pun menghampiri Felix dan duduk di samping nya. Ia menyandarkan kepala nya di bahu Felix dengan tenang.

Felix tidak keberatan dengan itu semua karena Felix sudah terbiasa. Felix pun menghela nafas nya lalu berbalik ke arah Jisung dan memeluk nya.

"Felix minta maaf." Felix

"Buat apa hm? Kan Kakak yang salah." Jisung

"Enggak kok, Felix harus nya paham sama keadaan Kak Jis. Kak Jisung kenapa gak makan?" Felix

"Kakak mau disini aja sama Felix, Felix juga kenapa gak mau turun?" Jisung

"Felix lagi pengen disini." Felix

Jisung menatap Felix lalu ia mengangkat kepala nya. Jisung pun merangkap ke arah kiri tempat tidur Felix dan berbaring disana.

Felix hanya menatap lalu ia menghela nafas nya. Felix kembali menatap kearah ke depan.

"Lix, kenapa atap langit kamu banyak hiasan?" Jisung

Felix menoleh dan menaruh gelasnya, lalu ia menghampiri Jisung dan ikut berbaring di samping nya.

"Kak Jis tau gak malam itu jarang ada bintang, Felix pengen liat bintang makanya Felix hias biar Felix bisa liat bintang" Felix

Jisung tersenyum mendengar. Lalu ia menghadap ke arah Felix. Ia meneliti setiap inci wajah Felix yang tengah menatap langit langit kamar nya.

Jisung tersenyum tipis saat ia mengingat Felix merengek memanjang kan rambutnya seperti Hyunjin.

Itu begitu lucu dimata Jisung walau pun Minho sempat melarang nya tapi akhirnya Minho berhasil luluh karena Jisung juga ikut membantu Felix.

Jisung ingat setiap saat Felix selalu ke kamar di pertengahan makan bersama karena mood nya.

Jisung sangat tau tentang Felix. Walau pun Minho selalu membedakan nya.

Jisung mengeluarkan air matanya saat ia melihat Felix tersenyum karena atap langit nya. Ia benar benar ingin mempertahankan sanyuman itu.

Felix yang merasa di tatap sejak tadi melihat ke arah Jisung. Felix tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapih nya.

Jisung semakin menangis walau tanpa suara. Felix hanya bisa diam karena ia tak paham apa yag terjadi.

Jisung langsung memeluk Felix membuat Felix sedikit terkejut. Jisung mengelus kepala adik nya itu dengan sangat lembut membuat Felix nyaman.

"Lixie, kamu jangan pergi ya. Maaf karena kakak udah bikin kamu sakit hati." Jisung

"Iya gitu lah, gua kira skripsi gua gak di terima tau nya di terima. Btw Jisung dari tadi kemana?" Changbin

"Eh iya woi Jisung mana?!" Hyunjin

"Kamar Kak Felix tau." Jeongin

Semua langsung menatap ke arah Jeongin saat mendengar kata Felix. Mereka lupa kalau mereka juga mempunyai koala lucu.

Jeongin yang di tatap langsung salah tingkah dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu.

"Cepat habiskan sarapan kita." Bangchan

Bangchan memecah keheningan agar tidak canggung. Mereka pun langsung menghabiskan sarapan nya dengan cepat.

15 menit sudah mereka kini duduk kembali di ruang tengah sambil menunggu dua orang yang di tunggu turun.

Drap

Drap

Drap

Suara langkah yang kompak turun dari atas di lihat kan nya Felix dan Jisung berjalan beriringan sambil bertautan tangan. Jisung dan Felix pun duduk di tengah-tengah mereka seperti sedang di sidang.

Bangchan menyodorkan makanan ke arah Jisung dan Felix. Mereka berdua hanya memandang lalu saling menatap satu sama lain.

"Kakak belum makan?" -Felix

"E - ee itu.." -Jisung

"Nah bener kenapa ke kamar Felix kalau belum makan? Ayo makan sekarang." Felix dengan telaten menyuapi Jisung hingga makanan yang berada di piring nya habis.

Jisung senang mendapatkan seluruh atensi keluarga dan teman-temannya. Tanpa mengetahui bahwa-


TBC

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang