26. Pulang Kerumah

441 61 1
                                    

Semua menatap ke arah pintu. Pagi ini di jam 06.41 Bangchan Hyunjin, dan Felix datang pulang kerumah Minho dan Jisung.

Posisinya saat ini adalah Bangchan dan Hyunjin di samping kanan dan kiri Felix. Mereka sibuk menjadi penjaga Felix takut sewaktu-waktu Felix limbung kan bahaya kalau jatuh.

Oh iya, Felix pulang sudah dalam izin Mingyu. Karena Bangchan merencanakan kalau besoknya Felix akan dibawa ke psikiater dan kebetulan secara fisik, Felix berangsur-angsur membaik.

Diruangan tengah itu ada Minho, Jisung, Changbin, Seungmin dan Jeongin. Mereka tak pulang karena memilih menginap. Seungmin yang menyadari bahwa tangan Felix penuh perban langsung bertanya.

"Kak, kenapa tangan nya?" Felix tersenyum, ia sudah menduga akan mendapatkan pertanyaan tersebut. Ya karena ia menggunakan baju pendek.

"Waktu kak Changbin pulang anterin kakak, kakak sempet keluar nyari makan, tapi pas nyebrang kakak ga liat kanan-kiri jadi keserempet. Dan tangan kakak banyak yang luka." Felix terpaksa berbohong pada mereka. Ia tak mungkin jujur kalau ia mencoba bunuh diri.

Seungmin hanya mengangguk dan kembali menatap ke arah layar TV.

Perasaan Felix sangatlah campur aduk. Ia merasa tidak di sambut. Ia merasa sendirian dan abai. Bahkan Felix memilih melengos pergi ke kamarnya, meninggalkan semua orang yang ada di ruang tamu.

Bangchan sebagai yang tertua memilih untuk tidak membahasnya sekarang. Karena ini masih pagi dan otak masih fresh, jadi ga boleh ada ribut-ribut.

Kini di kamar Felix, ia tengah berbaring menatap atap-atap langit yang berhiasi bintang. Ia menatap lamat-lamat langit tersebut.

Kesepian. Felix kesepian sekarang. Ia berharap banyak saat ia pulang mereka semua mengkhawatirkan Felix, namun nyatanya tidak. Mereka semua memilih untuk diam depan TV dan menonton serial kartun.

Cklek

Saat Felix hendak pergi ke arah balkon, ia menatap pintu nya yang terbuka. Itu kakaknya Minho. Minho menghampiri Felix, dan memeluk Felix.

Felix yang mendapatkan perlakuan itu pun terkejut, ia tak membalas pelukan Minho karena begitu tiba-tiba.

"K-kak?" Felix berusaha berbicara meski terbata-bata.

"Lix. Jangan ke rumah sakit lagi. Kakak udah denger semuanya dari kak Chan sama Hyunjin. Lix kakak minta maaf. Sebisa mungkin kakak bakal perhatiin kamu Lix."

Felix mematung saat mendengar penuturan Minho. Kak Chan dan Hyunjin membocorkannya, padahal mereka sudah berjanji pada Felix agar tidak memberi tahu semuanya.

Felix akhirnya tersenyum tipis, dan membalas pelukan Minho. Cukup lama mereka diposisi tersebut, tanpa menyadari sosok dibalik pintu yang sudah mengepalkan kuat buku-buku jarinya.

"Kak.. kita mau gini sampai kapan?" Felix akhirnya membuka suara.

"Eh. Turun kebawah. Bentar lagi masakan siap. Kak Chan masak hari ini." Ujar Minho sambil berlalu keluar meninggal Felix yang masih tersenyum di atas ranjang.

Felix akhirnya turun mengikuti Minho ke ruang makan.

Diruang makan, kini hanya ada sunyi. Felix sama sekali tak bersuara. Ia memilih fokus pada makanannya begitupun yang lain.

Kecanggungan itu membuat atmosfer diruangan menjadi sangat dingin. Jisung, ia hanya menatap ke arah Minho yang sesekali memperhatikan dirinya.

Trang

Semua orang yang ada disana menatap ke arah Felix. Felix tersenyum canggung, dan dengan cepat mengambil garpu nya yang jatuh kebawah.

DDAK

"AW!" Dengan sangat cepat, Felix terbentur pada ujung meja makan saat ingin kembali bangun.

Bangchan yang berada di sebelah Felix dengan cepat melihat kepala Felix. Ia mengelusnya perlahan. Felix sangat pening. Bayangkan saja, itu tidak pelan, sangat kencang sekali Felix terbentur hingga suara sendok yang berada di piring saja terdengar.

Disisi lain, Jisung menatap Felix khawatir. Ntah mengapa kepalanya tiba-tiba pening saat Felix terkena ujung meja. Seperti, ikatan saudara?

Jisung memegangi kepalanya karena rasa pusingnya yang luar biasa. Padahal Felix yang terbentur. Minho yang berada di dekat Jisung tak sengaja melihatnya. Minho langsung memeluk Jisung dan memegangi kepala nya.

"Kak... Pening banget..." Jisung berujar, membuat yang lain mengalihkan pandangannya pada Jisung. Bahkan Felix sendiri, tanpa di sadari sudah berada di dekat Jisung.

Ia meraih tubuh Jisung dari pelukan Minho, dan memeluknya seraya mengusap surai rambut Jisung dengan lembut.

Felix merasakan nafas Jisung memberat, ia mengangkat kepala Jisung dan terlihat Jisung yang kesulitan bernafas, "Cepat. Ambilin inhaler Jisung!" Ujar Felix panik, Jeongin yang berada di paling pinggir meja makan pun berlari ke kamar Jisung dan kembali membawa inhaler milik Jisung.

"Pelan-pelan.. biar Felix bantu."

Srup "Hah..." Jisung menghirup inhalernya dan kemudian bernafas menggunakan mulut. Setelah hampir tiga kali semprotan, Jisung pun bisa bernafas kembali.

Felix akhirnya pergi dari sana dan memilih untuk ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata, membuat yang lain menatapnya dengan tatapan membingungkan.

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang