2. Bertengkar

738 59 3
                                    

Felix berjalan dengan gontai menuju gerbang rumahnya. Di hadapan nya kini haya rumah megah yang besar dan bisa diyakini siapapun yang melihatnya akan kagum. Tetapi tidak untuk Felix, rumah megahnya tidak ada apapun selain dingin nya tali persaudaraan.

Felix membuka pintu rumahnya yang langsung saja disambut dengan Minho yang sudah bersedekap dan Jisung yang menatap Felix dengan tatapan yang sulit diartikan.

Perlahan tungkai kaki milik Minho melangkah mendekati Felix membuat Felix mundur beberapa langkah sampai punggung Felix bertemu dengan pintu yang tadi ia masuki. Dagu Felix dicengkar dengan kuat oleh Minho dan sekarang Felix tau, Minho tengah marah besar padanya.

"Masih berani buka pintu hm?" Ucapan dingin Minho menusuk pendengaran Felix membuat bulu kuduknya seketika berdiri. Begitupun dengan Jisung meski di satu sisi Jisung sendiri marah karena kembaran nya membolos tanpa sepengatahuan nya.

"Masih berani buat bolos?" Hening tak ada jawaban dari Felix.

"JAWAB GUA LEE FELIX!"

BUGH

Satu tinjuan mengenai rahang indah milik Felix, Felix kini terjatuh dilantai sambil menunduk dalam-dalam merasakan sensasi perih yang dirasa.

Sret

Minho menarik kerah baju seragam Felix spontan membuat Felix berdiri. Ini pertama kalinya. Pertama kalinya setelah 16 tahun Felix hidup, ini pertama kalinya Minho sang Kakak yang ia sayangi bermain fisik padanya.

Bugh

Satu tinjuan lagi mengenai perut Felix dengan rasa sakit yang luar biasa, Felix meringis meski tak terdengar. Jujur saja kekuatan Minho sangat lah besar dibanding Felix. Felix hanya bisa terjatuh kebawah sambil meringkuk memegangi perut bawahnya.

"Kalau gua nanya dijawab Lee sialan Felix! Lu punya mulutkan? Dipake bangsat! Tatap gua sini kalau lu masih ada nyali." Ucapan Minho membuat hati Felix tertusuk. Felix berusaha berdiri sambil menatap mata Minho yang merah padam. Felix masih memegangi perutnya yang sakit. Mengumpul segala keberanian nya Felix pun akhirnya buka suara.

"Ya terus kenapa kalau gua bolos hah? Apa peduli lu? Lu juga cuman peduli sama adek lu itu!"

"LU JUGA ADEK GUA-

"IYYA KALAU GUA ADEK LU, LU BISA NGASIH SEDIKIT ATENSI LU KE GUA HAH?" Felix meluapkan amarahnya. Bahkan Felix sendiri berani memotong ucapan Minho. Nafas Felix kian memburu tangan nya yang kini di perutnya sudah tidak lagi berada di tempatnya. Felix memegangi dadanya yang kini nafasnya sendiri memburu. Felix menutup matanya sekejap dan ia mulai menghitung untuk meredakan amarahnya. Tanpa di sangka disana Jisung terkejut membuat asma nya kambuh. Felix yang berusaha menetralkan nafasnya melihat Jisung yang sudah terduduk sambil memegangi dadanya. Dengan cepat ia berlari ke arah Jisung meninggalkan Minho dengan keterkejutannya.

"SUNG JISUNG. Tahan sebentar, gua bawa lu ke kamar ya. Sebentar gua bawa in lu inhaler. Jangan tutup mata lu, sampai lu tutup mata lu gua bisa bonyok di tangan Kakak lu." Mungkin perkataan itu berhasil menyindir Jisung, tapi di lain sisi Felix sendiri berdoa agar Jisung tetap sadar karena Felix benar-benar tidak mau menambah masalah dengan Minho.

Kini Minho dan Felix berada di kamar Jisung yang isi nya penuh dengan obat-obat an bahkan selang oksigen pun terpatri indah di samping ranjang milik Jisung.

Felix sedari tadi membantu Jisung bernafas sedangkan Minho sendiri sibuk berkutat dengan inhaler Jisung. Tangan nya tak henti terulur untuk memberikan dan menerima inhaler yang Jisung pakai.

"U-udah.. G-gu-gua udah lebih baik. Plis jangan berantem. Gua mohon, gua takut.." Jisung akhirnya berbicara, ia masih mendudukan dirinya dan bersandar pada ranjang tempat tidurnya, Felix pun sudah berpindah tempat menjadi disamping ranjang Jisung. Felix sendiri terkekeh mendengar ucapan Jisung dan lantas menjawabnya.

"Kata gua si lu keren akting nya depan Kak Minho lu itu. Besok ikut casting pasti lulus." Ucapan Felix menusuk kedalam hati Jisung. Minho sendiri yang mendengar tersulut emosi dan Felix sadar akan hal itu, membuatnya melanjutkan ucapannya.

"Apa? Marah? Ututu kasian... Adek nya penyakitan. Makanya sehat biar gak nyusahin. Dan lu Minho kalau lu mau siksa gua mending di kamar gua yuk, kasian adek lu bisa kambuh lagi. Nyusahin dehhh.." Felix berkata dengan nada yang dibuat-buat nya membuat emosi Minho semakin menaik. Langkah bebas Felix tertuju pada pintu keluar dari kamar Jisung dan pergi menuju kamarnya sendiri menunggu sang Kakak datang.

"Kak.. Jangan ya, aku gak apa-apa kok." Jisung mencegah Minho yang hendak pergi keluar menghampiri Felix. Tapi Minho tetaplah Minho yang keras kepala, ia akan melakukan berbagai cara demi melindungi sang adik tersayang nya itu.

Langkah kaki Minho kini terbawa ke lantai atas dimana hanya ada kamar Felix dan ruang kerja sang Papah disana. Minho mendekati pintu berwarna putih dan mendobrak nya membiarkan pintu itu rusak.

BRAK

Satu tendangan itu berhasil membuat pintu terbuka. Ia melihat Felix tengah menatap keluar jendela sambil duduk dengan tenang seolah tak terjadi apapun. Minho dengan cepat menarik tangan Felix dan menggusurnya ke kamar mandi.

BRUGH

Dijatuhkan nya Felix dengan keras membuat dirinya menghantam lantai marmer dengan sangat keras. Minho mendekati Felix lalu membuka baju Felix paksa membuat tubuh mungil Felix ter-ekspos dengan jelas.

Slap
Slap
Slap

Cambukan dari gesper milik Minho kini mengayun indah kepada tubuh Felix, Felix sendiri hanya pasrah dan menatap Minho datar seolah tak terjadi apapun.

"Kali ini lu kelewatan Lix. Tadi pagi lu masih biasa aja, kemana Felix yang dulu gua kenal hah?" Minho melayangkan pertanyaan dan itu tak membuatnya berhenti mencambuk tubuh Felix yang kini terlihat kemerahan bahkan ada yang sampai kulitnya terkelupas meski sedikit.

Felix menatap tepat pada mata Minho sebelum akhirnya ia menjawab. "Seberapa jauh lu kenal gua Ho?" Skak. Pertanyaan Felix barusan berhasil membuat Minho berhenti mencambuk Felix dan menatap Felix dengan tatapan sulit di artikan. Felix terkekeh lantas berdiri dan mengambil baju nya yang sudah robek karena ulah Minho lalu pergi keluar dari kamar mandi dan mengambil baju seraya keluar dari kamarnya.

"Sebarapa jauh lu kenal gua Ho?"

Satu pertanyaan yang Felix layangkan kini membuat Minho berfikir keras. Tapi karena tidak mau ambil pusing Minho memilih keluar dari kamar Felix dan kembali pada Jisung untuk merawatnya.

TBC.

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang