19. Tugas Masing-masing

421 42 0
                                    

Semua orang tengah berkumpul di ruangan Jisung kecuali Felix ia masih berada di kantin.

Bangchan ia sudah kembali setelah memesan beberapa makanan untuk mereka semua. Bangchan tidak langsung memakan nya namun ia menghampiri Changbin secara langsung. Ia duduk di samping Changbin lalu menatap ke arah Changbin.

"Felix pucet banget, kemarin dia minta ke kamar mandi kan? Dia sakit lagi?" Tanya Bangchan pada Changbin.

Changbin menoleh ia terkejut saat Bangchan tiba tiba saja menanyakan hal itu, keajaiban seolah datang Changbin pun langsung ada ide di dalam otak nya.

"Iya kemarin dia minta ke kamar mandi, namun setelah nya kita ke kantin karena dia lapar begitu juga aku. Btw Kak Chan gak makan?" Changbin

"Tanya kan pertanyaan itu pada diri mu sendiri. Gua ntar aja makan nya. Sono makan udah gua beliin noh." Bangchan

"Yeuh keluar lagi tuh kata 'lu gua' nya au ah mau makan." Changbin

Bangchan menggeleng pelan lalu ia memain kan ponsel nya sibuk bertanya soal tugas buat para adik adik nya.

Changbin ia sudah bergabung dengan yang lain untuk makan. Minho dan Jisung makan bubur bersama.

"Kak Minho makan itu aja, dari kemarin bubur terus. Ga enak ini, biar Jisung aja." -Jisung

"Gak. Pokoknya Kakak mau makan bubur biar sama kayak kamu. Dah diem sekarang Kakak suapin sini aaaaaa"  Jisung hanya tertawa lalu ia membuka mulut nya untuk menerima suapan dari Lino.

"Adoh! Gua uwuphobia!" Hyunjin mendramatisir keadaan.

"Drama drama! Segitu uwu nya sama si Jeongin." Seungmin selalu pakai ulti kalau sama Hyunjin.

"Iri? Bilang bos!" Hyunjin

"Gua masukin lagu papale ke mulut lu tau rasa ya!" Seungmin

"GELUT TEROSSS!!" Jeongin

Jtak

"Teriak teros!" Seungmin

"Sakit dodol! Suka suka aku lah, kenapa suka suka aku? ya suka suka aku wlee!" Jeongin

"Gak di habisin makan nya gua ambil!!" Changbin

"Diem kalian! Makan aja beresin! Gua mau nyusul Felix di kantin. Sampai balik kalian belum habis makan nya buku lima gua taruh di kepala!" Semua nya menatap Bangchan ngeri. Apa maksud buku lima eww mereka ngeri membayangkan Bangchan menjitak kepala mereka masing masing. Mereka pun dengan cepat menghabisi makanan nya.

Bangchan ia kini berada di taman. Saat ia ke kantin tadi dia sudah tidak melihat Felix.

Bangchan khawatir anak itu hilang. Felix itu polos, dia aja gak tau jalan. Bagaimana kalau di culik? Tapi mana mungkin ada penculik di rumah sakit? Bangchan mengenyahkan pikiran nya ia fokus mencari Felix kesana kemari.

Cukup lama mencari ia melihat Felix sedang bermain dengan seorang anak kecil sambil tertawa. Bangchan langsung menghampiri Felix dengan cepat karena khawatir.

"Lix! Ternyata disini. Tadi Kakak bilang langsung ke ruangan Jisung, kenapa gak nurut?" Felix melihat kebelakang saat ia merasa ada yang memanggil nya. Ia pun tersenyum sambil menggenggam tangan anak kecil itu.

"Tadi Felix ketemu dia Kak, katanya dia tersesat karena dia mengejar kupu kupu. Jadi Felix temani sampai ortu nya kembali tapi gak datang datang." Felix pun akhirnya menjelaskan mengapa ia tidak keruang rawat Jisung langsung.

"Ya udah sekarang kita cari ortu nya biar cepat ketemu. Kasian dia kalau sendiri disini Lix."  Felix mengangguk lalu ia menggendong anak kecil itu. Felix dan Bangchan pun pergi dari sama untuk mencari orang tuanya.

Berjalan ditaman rumah sakit berdua ralat bertiga dengan anak kecil itu banyak orang yang melihat gemas. Mereka mungkin berfikir kalau Felix dan Bangchan sepasang suami istri dan satu anak lelaki. Namun mereka tak peduli soal itu.

Mereka terus berjalan tanpa tau arah nya kemana. Yang penting mereka mencari ortu dari anak lelaki tersebut.

"Fel, kamu sakit kan?" Bangchan memecah keheningan yang tercipta, Felix melihat ke arah Bangchan lalu menggeleng pelan sambil tersenyum.

"Enggak kok Kak. Emang Felix nya aja kurang makan kemarin kan cuman makan roti dari Kak Abin, jadi ya agak lemas aja." Felix berusaha menutupi dirinya yang sedang sakit. Ingat! Dia gamau buat khawatir yang lain dan kerepotan.

"Jangan sakit Lix. Gua gak mah Lu sakit. Gua khawatir sama keadaan Lu." Bangchan

"Hahaha, iya Kak Chan. Lagian kalau Felix sakit ntar Kak Minho repot. Felix gak mau repotin Kak Minho." Felix

"MAMAH!!" Anak kecil itu tiba tiba saja berteriak saat ia melihat Mamah nya. Felix terkejut lalu ia menurunkan anak itu dan melihat anak itu berlari ke arah wanita separuh baya itu. Felix dan Bangchan menghampiri nya lalu mereka tersenyum lega karena dia sudah kembali kepada orang tua nya.

"Ya ampun nak. Akhirnya ketemu, kalian menemukan nya? Terimakasih banyak anak muda. Saya benar benar tidak tah harus berbuat apa."

"Gak apa apa kok Tante. Tadi Felix liat dia lari kejar Kupu kupu. Kalau gitu Felix mau kembali ke ruang rawat Kakak Felix dulu ya Tante." Felix

"Terimakasih banyak sekali lagi nak Felix." Felix tersenyum lalu ia menarik tangan Bangchan untuk pergi dari sana dan menuju ruang rawat Jisung.

Sesampainya di ruang rawat Jisung, Felix melihat dari belakang pintu ia melihat bagaimana semua orang terlihat senang saat diri nya tak ada. Perasaan iri, marah, kecewa, dan sedih campur menjadi satu didalam lubuk hati Felix. Namun Felix berusaha mengenyahkan fikiran itu. Felix pun melangkah masuk sambil menggandeng tangan Bangchan. Ia tersenyum pada semua orang disana.

"Nah sekarang semua sudah kumpul dan makan sudah selesai. Sesuai tugas yang tadi gua kasih, Felix, Hyunjin, Seungmin ke rumah bawa salin dan taruh barang. Jisung ntar ada dokter kamu kesini buat mengecek lagi. Minho dan Changbin beresin ini ruangan. Sisanya tugas sekolah dan kampus kalian! Gak ada bantahan gerak sekarang!" Mereka yang mendengar pun langsung bergerak kecuali Jisung yang hanya menatap.

Felix, Hyunjin, dan Seungmin sudah keluar dari ruangan. Minho dan Changbin membereskan tempat Jisung bekas pagi tadi dan kemarin malam, Jeongin dan Bangchan membereskan tugas mereka.

"Jisung kamu gak ikut gerak?" Tanya Changbin heran.

"e - ee kak? Jisung pasien nya" Jisung

"Aaa... Lupakan SAYA MALU!" Changbin yang mendengar itu menutup wajahnya malu. Ia baru sadar ini dirumah sakit. Maklum, masih pagi kan.

Yang lain tertawa mendengar penuturan kata yang terlontar dari mulut Changbin seperti hiburan menurut mereka.


TBC

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang