33. Jawabannya

465 52 2
                                    

[Ada beberapa yang akan di ubah, yaitu kedua orang tua Minho, Jisung, dan Felix. Semua ini fiktif. Untuk papa akan diperankan oleh Lee Junho dan untuk mama akan di perankan oleh Lee Naeun. Beberapa tidak akan masuk kedalam karakter mereka secara nyata. Karena disini saya hanya meminjam karakter saja. Harap tenang para readers.]

Kedua orang tua, Minho dan Jisung kini sudah berada di rumah. Jisung sangat senang karena ia bisa pulang cepat saat ini. Bahkan Jisung sudah berada di ruang TV bersama Minho untuk makan cemilan ringan bersama.

Papa dan mama yang melihat itu tersenyum hangat sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Naeun... Aku gamau tau soal Felix. Bagaimanapun itu urusan mu. Aku tetap hanya menginginkan Minho dan Jisung." Naeun terdiam. Ia meremas sedikit ujung bajunya sebelum menatap kearah Junho.

"Junho. Penyakit ini turunan dari Ayah ku. Dan kau mengajak ku pergi keluar negeri dengan alasan bekerja yang aslinya aku hanya menjalani pengobatan?! SELAMA BERTAHUN-TAHUN AKU DIAM DI RUMAH SAKIT, MENJALANI PENGOBATAN HINGGA SEMBUH DAN KAU DENGAN MUDAH TIDAK MENGINGINKAN FELIX?!"

Naeun menatap Junho kecewa. Ia merasa sakit didalam hatinya. Felix anaknya. Anak Junho begitupun Naeun. Tetapi Junho dengan mudah menolak Felix tanpa alasan? Itu sangat membuatnya kecewa berat.

"Naeun. Kamu ingat bagaimana Felix dulu membuat Jisung celaka? Kamu ingat bagaimana saat kamu melahirkan Felix?! Kamu hampir mati, karena oksigen yang menipis dan kehabisan darah!"

"Tapi kamu pernah melirik bagaimana Felix mudah sakit?! Bahkan saat dirinya menginjak usia 4 tahun, ia terus masuk rumah sakit karena tak kunjung sembuh." Junho terdiam.

Naeun menarik nafasnya sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku hanya baru mengetahui kalau aku sakit saat Minho berusia 10 Tahun. Saat itu kita meninggalkan rumah dalam beberapa hari karena aku menjalankan berbagai test dirumah sakit. Sampai akhirnya aku dinyatakan memiliki kanker stadium 3."

Tes

Air mata Naeun mulai jatuh membasahi pipinya. "Kamu bertanya pada dokter apa aku bisa sembuh? Aku menjalani pengobatan bertahun-tahun diluar sana. Minho setiap hari bertanya "Mama kapan pulang? Jisung kambuh. Felix sakit ma.. Minho hanya sendirian.." dengan alasan yang keluar dari mulut ke mulut "Mama sama papa lagi ngerjain kerjaan sama klien penting di luar negeri. Maaf ya mendadak karena ini ga bisa di cancel." kamu mikir ga sih Junho?"

Junho terdiam. Itu semua benar. Penyakit Naeun baru diketahui saat Minho menginjak usia awal remaja. Itu semua Junho ketahui saat Naeun mulai menunjukkan tanda-tanda kanker leukimia nya.

Junho menarik Naeun kedalam pelukannya, membiarkan Naeun menangis sejadi-jadinya. Junho tidak tahu, tetapi ia benar-benar tidak bisa menerima Felix di dalam hatinya.

Mereka semua diam, membiarkan seisi ruangan hening. Tanpa mereka sadari bahwa Minho sudah berada di belakang mereka. Minho menatap ke arah orang tuanya dengan tatapan tidak percaya. Ia mendengar semuanya dari awal sampai akhir.

"JADI SELAMA INI MAMA SEMBUNYIKAN SAKIT MAMA?!" Minho berteriak. Ia tidak bisa mengekspresikan perasaan nya saat ini. Ia benar-benar sangat bingung.

Teriakan itu juga membuat kedua orang tua Minho mematung. Ia menatap ke arah Minho dengan tatapan terkejut.

"Jawab ma! Mama ninggalin Minho buat jagain adik-adik Minho, Papa selalu kirim uang bulanan agar Minho bisa menjaga kedua adik Minho  segala alasan kalian keluarkan. Apakah kalian tidak memikirkan keadaan Jisung dan Felix?"

"Felix yang membawa sial pada keluarga kita Minho! Jika Felix tidak terlahir, mama tidak akan sakit." Junho berujar membuat Naeun melemparkan tamparan ke wajah Junho.

"Tega kamu! Sebagai seorang ayah, kamu memiliki sikap yang sangat nol! FELIX ITU ANAK MU! Kamu tidak berhak berkata kalau Felix adalah anak pembawa sial! PENYAKIT INI TURUNAN DARI AYAH KU!" Naeun berteriak di depan wajah Junho membuat Junho membalikkan serangan pada Naeun, yang sepersekian detik di hadang oleh Felix.

Tunggu? Bagaimana bisa Felix sudah datang?

Flashback On

Kini Felix tengah merebahkan dirinya di brankar setelah tadi Mingyu membantunya membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.

Felix menatap seluruh ruangan dengan tatapan gelisah. Ia juga menatap ponsel yang diberikan oleh Mingyu untuk menemaninya bermain, namun itu membuat Felix tidak nafsu.

Felix merasa perasaannya tidak karuan, ia bangun dan turun dari atas brankar. Ia menggiring infusannya itu menuju ruang kantor milik Mingyu.

Tok, tok, tok

"Kak Mingyu! Ini Felix."

"Masuk Lix."

Felix membuka knop pintu tersebut dan masuk kedalam sana. Ia melihat Mingyu yang menatap ke arah dokumen-dokumen yang Felix sendiri tidak mengerti. Bodo amat, Felix tidak peduli, ia akhirnya mendudukan dirinya di kursi dan menatap ke arah Mingyu.

"Apa?" Tanya Mingyu.

"Pulang. Felix mau pulang. Vitamin nya juga sudah habis. Kalau Felix boleh pulang hari ini sebentar saja hanya 30 menit, Felix akan kembali dan mengikuti test kanker yang kak Mingyu suruh." Mingyu yang mendengarkan hal tersebut menatap mata Felix. Ia mendapati mata Felix yang berkeliaran kemana-mana. Ia merasa Felix sedang gelisah.

"Kenapa? Kamu belum boleh pulang, Kakak kan sudah bilang, kamu boleh pulang tetapi besok Lix."

"Pulang kak. Perasaan Felix tentang mama ga enak. Felix mohon..." Felix tetap kekeh dengan pendiriannya untuk pulang. Ia tidak ingin menjelaskan apapun pada Mingyu. Pikiran dan hatinya kacau, hanya tertuju pada mama nya yang sedang berada dirumah.

Bagaimana Felix bisa tahu kalau keluarganya yang lain sudah pulang? Tentu saja karena Mingyu yang memberitahu.

"Ya udah ayo. Kakak anter. Infusnya biar di copot dulu sama suster." Felix mengangguk, dan ia pun kembali ke kamar rawatnya untuk membuka infusnya.

Setelah di antar oleh Mingyu, kini Felix berada di depan rumahnya. Tanpa basa-basi ia langsung masuk ke dalam rumahnya dan Felix disambut dengan suara teriakan mama nya.

Felix berlari kecil untuk menghampiri kamar kedua orang tuanya yang ternyata pintu nya terbuka. Felix diam di depan pintu kamar membiarkan dirinya mendengarkan apa yang orang tuanya sedang bicarakan.

Namun sesaat kemudian saat papa nya melayangkan tangan, Felix langsung masuk begitu saja untuk melindungi mama nya dengan tangan kosong.

Flashback Off

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang