7. Awal Mula Sakit Dan Rumah Bangchan

695 57 4
                                    

Felix berjalan melewati trotoar, jalanan begitu ramai dengan lalu lalang kendaraan. Rematan dikedua sisi tangannya semakin menguat saat merasakan angin dingin menerpa nya, rambutnya ikut melambai, jangan lupakan bibirnya yang mulai bergetar menahan tangis serta dinginnya angin malam. Ingat Felix memiliki imun yang lemah??

Kakinya membawa Felix kepada rumah milik seseorang yang selalu memberikannya kehangatan disetiap ia tidak mendapatkan itu dari sang Kakak. Gaya gesek antara sandal dan aspal pun mengiringi langkahnya, membiarkan pasir-pasir kecil terinjak olehnya.

Berbelok kearah kanan dan kiri yang akhirnya kakinya memberhentikan dirinya tepat disebuah rumah megah yang memiliki kehangatan di dalam nya. Tangan nya dengan segera memencet bel disana, menunggu seseorang keluar dari balik pintu berwarna coklat itu.

"Felix??" Bangchan terkejut melihat Felix yang terlihat pucat, ia segera menarik Felix kedalam rumahnya dan mendudukkan tubuh mungil itu disofa, ia berlari mengambil selimut yang memang dikhususkan untuk Felix dari dalam lemari dan mengenakkan nya pada tubuh Felix.

"Kenapa? Berantem lagi sama Minho? Udah tau imun tubuhmu sangat lemah Felix, semalam kamu juga menginap dirumah Hyunjin kan? Kakak kemarin dari rumahmu tanya Minho cuman jawab ke rumah Hyunjin, diem disini Kakak buatin teh hangat lalu masuk kamar Kakak." Felix membiarkan Bangchan pergi ke dapur dan dirinya hanya menyamankan tubuhnya yang mulai terasa tidak enak.

Seluruh tulangnya terasa linu untuk di gerakan. Felix hanya bisa pasrah saja karena salahnya sendiri selalu main kabur-kabur, tapi kan itu healing awokawok.

"Minum dulu. Nanti Kakak gendong kekamar, kamu diem aja jangan banyak gerak dulu." Bangchan menyodorkan teh hangat tersebut pada Felix dan diterima dengan baik oleh sang empu.

Srupp
Sruppp

Seruputan itu terdengar mengisi ruangan yang hening, Bangchan memperhatikan Felix yang meminum teh hangat tersebut dengan tatapan teduh. Ia pun dengan segera menggendong Felix dipunggung nya dan berjalan kearah kamarnya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, segera Bangchan menurunkan Felix ditepi ranjang. Felix pun duduk ditepi ranjang tetapi dengan cepat ia membuka pintu balkon kamar Bangchan. Sip. Udah lagi gak enak badan malah bandel, dasar Lee Felix.

"Ugh!! Seger loh Kak!! Sini deh." Ujar Felix merentangkan kedua tangannya menerima angin yang menerpa nya.

"Balik sini Felix!! Kamu lagi sakit!" Teriak Bangchan sambil menghampiri Felix dan berusaha menariknya masuk kembali ke dalam kamar.

Tentu saja Felix menepis lengan Bangchan, gak! Pokoknya Felix mau nikmati angin luar meski tubuhnya sangat tidak enak. Hanya angin yang bisa mengerti dirinya sendiri.

Bagi Felix angin adalah teman baiknya. Ia akan berhembus kencang saat Felix sedang masa terpuruk dan ia akan berhembus secara halus saat Felix sedang bahagia. Intinya angin itu sahabatnya Felix dehhh.

"Felix denger Kakak gak???" Tanya Bangchan sambil menatap raut wajah Felix yang berbinar. Felix tidak sekalipun mendengarnya ia menulikan pendengaran. Bodo amat deh kalau dia pingsan lagian kan Felix udah biasa gini awokawok.

"Lee Felix" Panggil Bangchan sekali lagi dengan marga nya.

"Yye?" Felix menolehkan pandangannya dengan wajah tersenyum lebar. Bangchan yang melihat itupun tersenyum teduh, wajah Felix benar-benar teduh disana, ia dapat merasakan betapa hangatnya seorang Lee Felix tetapi kehangatan itu selalu menjadi es kutub saat disamping Minho maupun Jisung.

Felix kembali memalingkan pandangannya kedepan sembari menikmati angin, ia memegang pembatas balkon dengan erat karena dirasa tubuhnya semakin melemas tapi, Felix tidak menunjukkan itu. Tch. Pembohong.

"Kak. Felix tuh capekk banget. Tapi kata Mama Felix tuh ga boleh capek. Felix salah ya minta kasih sayang ke Kak Minho? Jisung tadi sore bilang kalau dia gak suka liat Felix berdua sama Kak Minho, dia butuh seluruh perhatian Kak Minho buat dia sebelum asma ngebunuh dia. Jisung rajin terapi, dia juga selalu olahraga renang buat latihan pernafasan. Felix tau penyakit Jisung ga bisa dianggap remeh karena bisa membahayakan nyawa tapi apa salahnya Felix diperhatiin sama Kak Minho? Apa Felix jahat yya??" Bangchan terdiam mendengar cerita Felix, anak itu hanya meminta kasih sayang dari Kakak nya tetapi ucapan Kakak keduanya berhasil membuat Felix menjadi berfikir akan kesalahan nya.

Bangchan pun memeluk Felix erat dan dibalas oleh sang empu. Usapan dipunggung Felix rasakan, sangat lembut dan nyaman. Ahh rasanya Felix mau punya Kakak kaya Kak Bangchan, sudah pintar, anak konglomerat, banyak yang naksir, penyayang, baik hati dan tidak sombong, intinya Bangchan itu definisi manusia sempurna.

Felix memejamkan matanya saat merasa angin kembali menerpa tubuhnya dan tubuh Bangchan, perlahan tubuhnya melemas kembali, ok, Felix tidak bisa menahannya ia pun melepas pelukan pada Bangchan dan kakinya pun menumpu membuat tubuh Felix terasa berat. Bangchan yang sadar pun langsung melihat Felix yang sudah menutup matanya, ia menggendong Felix dan membawa pemuda itu masuk kedalam kamarnya.

Bangchan menyalakan penghangat ruang dan segera menelpon dokter pribadi kepercayaan keluarganya. Ia tak tau jika Felix akan pingsan karena sedari tadi Felix terlihat tenang tetapi ketenangan itu membuatnya terhipnotis tenggelam kedalam danau yang tenang.

Ok, ok, Bangchan lagi sibuk mengusap peluh yang mengucur didahi Felix, ia sangat khawatir anak ini harus dibawa kerumah sakit. Felix jika sakit tidak pernah dibawa kerumah sakit, selalu dirumah nya dirawat oleh dokter kepercayaan keluarganya, ia juga belum pernah merasakan yang namanya di infus ataupun disuntik kecuali saat ia diimunisasi, makanya Bangchan kaget banget waktu liat Felix pingsan, ini pertama kali woy!!

"Lix. Buka matamu, Kakak takut banget liat kamu pingsan gini Lix.. Tahan ya Lix sebentar lagi dokter Mingyu datang." Ucap Bangchan sembari menggenggam tangan Felix yang sangat dingin.

Ini nih kenapa tadi Bangchan narik Felix buat masuk, Felix orangnya kan suka kaya nyamuk. Diam-diam merayap, diam-diam juga ditangkap.

_

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang