Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
TukSuara ketukan tersebut berasal dari pena yang dipegang Felix. Felix menyandarkan kepalanya kepada kaca jendela, ia sangat benci mengakui bahwa ia berangkat kesekolah hanya untuk pelampiasan saja. Felix hanya melamun sedari tadi, tidak peduli jika nanti ia disuruh keluar dan berdiri di bawah tiang bendera karena ia tidak memperhatikan guru yang mengajar saat ini.
"Lee Felix?" Sang guru yang mengajarpun akhirnya berbicara membuat Felix mengalihkan pandangannya kedepan.
"Maaf.." Cicit Felix sembari menundukkan kepalanya. Felix benci saat namanya dipanggil dan semua mata tertuju padanya, ia benar-benar takut.
"Memperhatikan saya? Jika tidak silahkan keluar dan berdiri dibawah tiang sampai pelajaran saya selesai." Guru itupun mengintruksikan kepada Felix seraya melangkahkan kaki nya dan tangan yang terulur membuka pintu kelas. Felix sendiri menggeleng ribut di bangku nya ia berdiri lalu membungkukkan badan nya sambil berkata maaf berulang kali.
"Maaf kan saya bu, saya tidak melamun lagi." Guru itupun menatap Felix lalu menghelakan nafasnya. Ia pun kembali berjalan mendekat kearah papan tulis dan memukul kan spidol hitam tersebut kepada papan tulis yang membuat semua mata tertuju kedepan.
"Dengarkan saya. Saya sangat menghargai orang yang memperhatikan saya saat saya sedang mengajar. Saya benar-benar berterima kasih kepada kalian yang memperhatikan saya karena saya disini sedang mengajar bukan menjadi badut hiburan untuk kalian. Saya sebagai guru disini dan saya termasuk orang tua kalian di sekolah maka tolong hargai saya saat saya sedang mengajar dan jika kalian tidak bisa menghargai saya saat saya sedang mengajar silahkan untuk tidak ikut pelajaran saya." Guru itupun keluar dari kelas tanpa melupakan Tas juga beberapa buku absen siswa/siswi karena bertepatan dengan jam bel istirahat.
Kini semua siswa/siswi menatap kearah Felix dengan tatapan tajam seolah-olah mereka ingin Felix meminta maaf pada guru tadi. Felix hanya menundukkan kepalanya sembari memainkan pena nya. Jujur saat ini Felix benar-benar takut ditatap oleh teman-temannya. Felix sangat panik sampai akhirnya ada salah satu teman nya datang menghampirinya. Itu Nayeon si Ketua Murid, ia datang menggebrak meja Felix sambil menatap tajam.
"Gua gak mau tau ya, sampai Bu Hwasa gak mau masuk kelas kita lagi gua bakal minta pertanggungjawaban dari lu! Pergi keluar kelas dan minta maaf sama Bu Hwasa!" Nayeon pun meninggalkan meja Felix dengan penuh amarah.
Felix mematung ia sendiri keluar sambil meraih tas nya untuk keluar tak peduli dengan tatapan orang-orang dikelasnya tujuan nya sekarang melaksanakan perintah Nayeon dan pergi jauh dari sekolah maupun rumah.
Tap
Tap
Tap
TapFelix berjalan dengan sedikit cepat, jangan lupakan matanya yang memerah menahan tangis yang siap meluncur kapan saja.
Felix berdiri didepan ruang guru dan mengeratkan pegangan pada tasnya, ia melangkahkan tungkai kaki nya kedalam ruang guru dan menemukan Bu Hwasa yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Felix menghampiri wanita cantik itu dan menjatuhkan dirinya bertumpu pada lutut dilantai.
"B-bu Hwasa.. Felix minta maaf karena tidak memperhatikan Ibu menerangkan. Ibu, Ibu boleh marah sama Felix tapi Ibu jangan sampai gak masuk ke kelas lagi ya Bu? Ibu boleh kasih hukuman ke Felix. Apapun itu Felix terima Bu."
Hwasa yang mendengar itupun merasa iba pada Felix tetapi ia juga merasa tidak dihargai oleh Felix. Ini Hwasa ia akan bergantung pada egonya dan memberikan Felix hukuman.
"Jangan masuk pelajaran saya sampai kamu memahami diri kamu sendiri." Felix menatap tak percaya pada Hwasa. Bagaimana bisa Felix memahami dirinya yang sangat sulit ditebak? Felix sangat terpukul dengan hukuman yang diberikan gurunya itu. Tetapi percuma ini Hwasa dan Felix sangat tau siapa itu Hwasa. Felix pun hanya mengangguk dan tersenyum tak lama dari itu ia bangkit dan membungkuk sebentar lalu pergi keluar dari ruang guru.
Felix berlari dikoridor tak peduli dengan tatapan orang-orang padanya tujuan nya sekarang adalah gerbang sekolah. Ia pun mengencangkan lari nya saat gerbang sudah terlihat ia memegang pintu besi itu dan menatap ke luar sekolah dengan tatapan yang sulit diartikan ia pun menghela nafasnya dan berlari keluar.
Tanpa sadar sedari tadi Hyunjin memperhatikan Felix, ia ingin mencegah Felix tetapi saat dilihatnya lagi Felix seperti memiliki banyak pikiran dan membiarkan Felix bolos meski hari ini saja.
—
Felix berjalan ntah kemana tujuan nya, ia membiarkan kakinya melangkah bebas tanpa memikirkan apa ia bisa pulang atau tidak. Untuk saat ini yang ia fikirkan adalah menenangkan emosinya sendiri.
Berbelok ke kanan dan ke kiri, mencari jalan ntah sepi atau ramai semua Felix lalui sampai dimana kaki nya mengajak dirinya ke suatu tempat hanya ada Felix sendiri. Di depan nya ada sebuah danau yang bening air nya, satu buah kursi yang sudah banyak debu seolah tak ada yang mengunjungi tempat tersebut.
Felix melangkahkan kembali kakinya dan mendudukan bokong nya di atas kursi tersebut. Soal seragam kotor gampang, Felix jago nyuci baju soalnya ada mesin cuci xixixi ngakak abiezzz.
Felix menghela nafasnya, ia mendongakan kepala nya yang langsung menghadap ke atas langit tanpa ditutupi pohon rindang. Felix tersenyum getir pada dirinya sendiri. 'Mengapa ia diperlakukan berbeda dengan saudara kembarnya itu? Hanya karena Asma Jisung mendapat perhatian yang lebih?' Itu yang Felix fikirkan.
Drrt
DrtttPonsel Felix berbunyi Felix pun melihat ponselnya dan ternyata dari Kak Minho. Felix segera membuka chat nya jaga-jaga jika ia disuruh pulang karena Jisung dibawa di ke rumah sakit karena bengek.
Kak Minho😼
Bolos? Difikir Kakak gak tau kalau kamu bolos Lix? Pulang. Percuma kamu sekolah kalau kamu aja bolos! | 10.19
Iya, Felix pulang sebentar lagi. | 10.19
Felix mematikan ponselnya lalu beranjak dari sana, sebelum itu ia menatap danau yang tadi ia kunjungi sambil tersenyum. "Gua balik lagi kesini saat nanti gua lelah. Gua harap hanya ada gua disini sendirian." Ujar Felix sebelum akhirnya pergi dari sana.
—
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Aku Juga Adikmu
قصص عامة"Kak. Aku juga adik mu. Tapi kenapa aku selalu di abaikan?" "Lix maafin Kakak karena Kakak gak becus jaga kamu." "Kak Minho sabar ya.. Kita ada buat Kak Minho kok.." Note: Non Baku Mengandung kekerasan, kalimat kotor. Harap bijak dalam memilih bacaa...