41. Masuk Sekolah

592 70 5
                                    

Ini hari Jum'at. Minho sudah siap untuk pergi kuliah begitupun Jisung yang sudah siap untuk pergi sekolah.

Mereka kini sedang berada di meja makan. Sarapan pagi bersama untuk pertama kalinya dirumah. Suara dentingan garpu dan sendok saling beradu dengan piring. Tidak ada sepatah katapun yang keluar selama makan bersama, membuat suasana ruang makan canggung.

Jisung juga memilih diam dan tidak banyak bicara. Jisung tau mengapa keluarga mereka diam, Jisung tau semuanya. Itu semua disebabkan karena perkelahian kemarin. Jisung sedikit tertawa namun juga sedih. Ia merasa keluarganya mengabaikan dirinya.

Setelah butuh waktu 30 menit untuk makan bersama, akhirnya mereka selesai. Minho dan Jisung juga sudah beranjak lebih dulu dari kursi.

"Jisung. Inhalernya bawa." Ucap Minho mengingat Jisung.

"Iya kak. Jisung ke kamar dulu sebentar. Kakak duluan aja ke garasi nya." Jawab Jisung sembari meninggalkan Minho.

Minho hanya diam dan memutuskan untuk pergi ke garasi lebih dulu.

-

Di kamar, Jisung kini mengambil inhalernya. Ia juga menyempatkan diri untuk pergi ke lantai atas. Jisung ingin menemui Felix.

Tap, tap, tap

Suara sepatu Jisung beradu dengan tangga. Ruangan sunyi itu terisi oleh Jisung. Jisung kini mendekati kamar Felix. Namun saat tangannya terulur, Jisung merasakan bahu nya di tepuk oleh seseorang.

"Mau ngapain Ji?"

Jisung tahu itu suara siapa. Jisung pun membalikkan tubuhnya dan menatap seorang pria paruh baya yang kini berdiri dibelakangnya.

Jisung memberikan senyum tulusnya, "Mau liat Felix. Kemarin kan baru pulang dari rumah sakit. Terus kemarin Jisung dengar dari kak Minho, Felix menjatuhkan meja, jadi Jisung mau liat keadaan Felix." Jawab Jisung.

Jisung dapat melihat jika wajah Junho menunjukkan raut tidak suka. Ya, itu Junho yang menepuk bahu Jisung.

"Ga ada. Jangan interaksi sama anak itu." Balas Junho.

"Ini kemauan Jisung. Papa ga pernah ngelarang aku saat aku mau melakukan sesuatu, kenapa sekarang dilarang?" Junho menghela nafasnya. Sedetik kemudian, Junho mengangguk, mengizinkan Jisung ke kamar Felix.

"Makasih pa." Ucap Jisung sebelum akhirnya ia memasuki kamar Felix.

Matanya berkeliaran, menatap sekeliling ruangan itu. Dilihatnya Felix yang kini sedang duduk di balkon kamarnya. Felix terlihat hanya mengulurkan tangannya keluar, seolah-olah sedang merasakan hembusan angin di pagi hari ini.

Jisung pun menghampiri Felix, dan menepuk bahunya. Felix yang merasa bahunya di tepuk pun membalikan tubuhnya.

"Enak ga?" Tanya Jisung. Felix mengetahui arah pembicaraan ini.

"Kenapa kak? Aku adik mu.. Tapi kenapa aku diperlakukan berbeda?"

"Felix. Lu ga pernah di inginkan terlahir oleh papa. Lu hanya anak yang tidak sengaja terlahir saat mama melahirkan gua."

"Tapi aku adik mu. Kenapa kakak tega lakuin ini ke Felix? Felix salah apa?"

"Masih nanya juga lu? Kan tadi gua udah jelasin ke lu. Masih ga ngerti?!" Ucapan Jisung kini mampu membuat Felix mengeluarkan air matanya. Felix hanya bisa diam dan menunduk.

"Sampai lu aduin ke papa sama mama, habis lu!" Ucap Jisung sambil berjalan keluar meninggalkan Felix dikamarnya.

Jisung langsung saja bergegas menemui Minho yang berada di parkiran. Jisung juga tidak menoleh lagi ke belakang saat Junho memanggilnya.

Kakak Aku Juga AdikmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang