Afraid

213 29 0
                                    


Selamat membaca <3

Haechan pulang sekolah bersama johnny, hazel bingung kenapa raut wajah haechan sedikit murung tak seperti biasanya. Haechan akan selalu excited memeluk hazel dan selalu menempel kepada hazel untuk mencium perutnya.

"Hellow~ baby bagaimana sekolah hari ini?" Hazel dengan semangat menyambut haechan.

"Seru mommy"

Raut wajah haechan berbanding terbalik dengan apa yang dia ucapkan. Tak ada semangat sama sekali. Hazel melihat johnny seolah bertanya penyebab haechan seperti ini. Haechan berjalan kearah kamarnya.

"Saat aku melihatnya keluar dari gerbang, dia sudah seperti itu"

Johnny memeluk hazel, tau hazel akan sangat khawatir dengan haechan. Takut trauma haechan akan kambuh kembali.

"Sudah tak perlu khawatir, nanti kita bicara dengannya"

Saat haechan hendak keluar dari kamarnya, dia melihat johnny yang masih setia jongkok dihadapan perut hazel seolah-olah mengajak ngobrol bayi yang ada didalam kandungan hazel. Haechan berfikir apakah omongan teman-temannya benar ya?

...

"Dan putri hidup bahagia bersama pangerannya"

johnny menutup buku yang baru selesai dibacanya untuk haechan. Johnny menyelimuti anaknya agar tak terkena hawa dingin, sudah waktunya untuk tidur. Tapi haechan tak kunjung menutup matanya.

Johnny mengusap lembut kepala haechan.

"Ada yang ingin diceritakan ke daddy baby?" Johnny mengelus pipi tembam haechan yang merah padam.

Haechan terisak, benar-benar sedih dan lirih suaranya. Dengan sigap johnny membawa haechan ke dekapan lembut johnny. Mengusap kepala dan punggung, membiarkan haechan menangis sampai semua rasa sedihnya hilang dan berganti menjadi isakan, cara ini memang diterapkan oleh johnny maupun hazel kepada haechan.

Alasannya agar anaknya dapat mengontrol emosi dalam dirinya dan mampu untuk bercerita dengan jelas. Johnny benar-benar sabar menunggu haechan menyelesaikan tangisannya.

"Daddy..." haechan memanggil johnny begitu lirih. "Echan sudah tidak mau punya adik bayi"

Johnny terkejut dengan penuturan haechan yang mendadak. "Apa daddy boleh tau alasan baby tidak mau punya adik?"

Haechan tampak ragu, tapi johnny terus menatap matanya lembut. Membuat haechan luluh akan tatapan johnny.

"Nanti... daddy dan mommy sudah tidak sayang echan lagi kalo ada adik bayi" haechan tampak ingin terisak lagi, namun ditahan olehnya.

"Kalau daddy boleh tau memangnya kenapa baby sudah tidak mau adik bayi?" Johnny merapikan anakan rambut haechan yang menempel di kelopak mata haechan akibat air matanya.

"Kata nono papi sama mami nya udah jarang main sama nono kalna ada adik bayi, tlus injun selalu belantem sama nana kalna belebut mainan. Tlus yangyang selalu mengalah sama adiknya" haechan sudah ketakutan dengan cerita teman-temannya yang punya adik. Seperti malapetaka bagi haechan cerita teman-temannya itu. Karna haechan tak mau kasih sayang dan perhatian daddy dan mommynya berkurang.

Johnny menoel hidung haechan, gemas dengan pemikiran anaknya yang sudah sangat jauh.

"Dengar daddy, papi dan mami jeno jarang bermain sama jeno karna adik bayi masih membutuhkan perhatian yang lebih karna dirinya yang masih belum bisa apa-apa sendiri. Lalu untuk jaemin dan renjun wajar saja jika mereka sering bertengkar, apalagi mereka dua orang yang punya sifat bertolak belakang, walaupun mereka saudara kembar. Lalu untuk yangyang, daddy liat dia tidak masalah untuk selalu mengalah dengan adiknya. Terlebih yangyang punya adik perempuan yang otomatis yangyang harus selalu mengalah dengannya."

Bear FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang