Hallo, Kanaya.
Selamat ulang tahun untuk gadis ceria yang mempunyai seribu tingkah lucu.
Kanaya Sabila.
Ada banyak doa yang sudah aku langitkan pada Tuhan agar kamu diberi kebahagiaan sepenuh langit dan bumi.
Terimakasih sudah hadir dan menjadi bagian kisah di hidupku yang dulunya gelap tanpa cahaya. Berkat kamu, aku jadi tau rasanya didengarkan dengan baik dan dimengerti dengan tulus.
Ada hari-hari dimana mengingat suaramu saja aku ingin tertawa. Senang mengenalmu meski akhirnya tak berlangsung lama.
Mulai musim ini dan seterusnya, kamu dan aku akhirnya tetap harus berpisah, bukan?
Aku mulai menyadari kalau kita ditakdirkan hanya untuk bertukar sapa saja. Bukan bersama.
Maaf, Kanaya.
Maaf tentang kakakmu. Maafkan tentang kekecewaan dan air mata yang belum bisa aku bayar.
Jika dia masih ada, kamu pasti akan punya foto dengan kue ulang tahun dari jepretan kak Raya di tahun ini. Tapi aku akan berusaha, agar suatu hari bisa membayar ketidakadilan yang keluarga kamu terima atas perginya kak Raya. Aku harap bisa melakukan hal ini sebagai hadiah ulang tahun untuk kamu.
Dan satu hal lagi. Terimakasih, Kanaya.
Di pertemuan pertama kita, pada malam itu untuk pertama dan terakhir kalinya aku bisa menggunakan bela diriku untuk melawan penjahat sungguhan. Akhirnya aku merasa jadi pahlawan sungguhan.
Itu momen paling membahagiakan yang aku ingat. Lalu momen membahagiakan selanjutnya adalah, ketika mata kamu menatapku.
Oh ya, apa kamu tau lagu Dandelions? Itu lagi favoritku. Ketika aku mendengar lirik ini, aku teringat padamu.
I see forever in your eyes.
(Aku melihat selamanya dimatamu)
I feel okay when i
(Aku merasa bahagia ketika)
See your smile.
(Aku melihatmu tersenyum)Smile.
Teruslah tersenyum untuk dirimu sendiri. Jalani hidup dengan semangat menggebu seperti kemarin.
Sampai jumpa di takdir Tuhan yang paling membahagiakan.
Zean Mahesyaka.
Air mata Kanaya jatuh membasahi kertas di tangannya. Dengan jantung berdegup kencang ia usap tulisan di kertas tersebut.
Ketika membaca bait pertama tentang ungkapan Terimakasih Zean, Kanaya spontan menggeleng. "Aku yang beruntung karena bertemu dengan kamu, Zean. Andai kamu tahu, aku selalu butuh kamu. Aku bisa apa tanpa kamu, Ze?"
Setiap membaca kalimat-kalimat itu, air mata Kanaya tidak berhenti jatuh. Hatinya tak berhenti berdesir hangat. Antara rindu dan luka, ia tak tahu mana yang lebih dulu berbondong-bondong minta di obati.
Surat ini sedikitnya membuat Kanaya bahagia. Ucapan selamat ulang tahun dari Zean sedikitnya mengobati ruang rindu dihatinya. Lalu ketika membaca bait terakhir mengenai lagu Dandelions, Kanaya harus menggigit bibir. Alisnya mengerut dalam. Sesak menimpuk-nimpuk dihatinya. Membayangkan Zean ada didepannya dan mengutarakan seluruh isi surat ini padanya, secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love (END)
Teen FictionSebelumnya, aku ingin dikenal ketika mereka belum tau aku bisu. Tapi mereka menjauh saat tau aku bisu. Kenapa kamu gak begitu, Kanaya?