010. Stay away from him

3.3K 204 3
                                    

Di jam istirahat, saat ini Kanaya dan Seira sedang asik menikmati mie bakso di kantin sekolah. Keduanya tampak berceloteh banyak dengan volume suara yang tak dapat dikontrol.

"Seriusan lo!" seru Seira kesal. "Kemarin lo ketemu ama siapa hah? Sampai nyokap lo nelpon gue."

Kanaya mendesis malas. "Lo emang gak bisa di ajak kompromi, Ra," ujarnya dongkol. Karena ketahuan berbohong, kemarin Kanaya kena hukuman oleh ibunya untuk membersihkan halaman belakang rumah sampai malam.

"Itu namanya lo memperalat gue, Nay. Gue tanya sekarang, lo bohong sama ibu lo buat nemuin siapa hah?" Seira kembali mengintimidasi gadis bar-bar yang duduk dihadapannya itu.

"Nemuin caleg gue."

"Lo emang gak bisa serius. Mulut asbun!" Seira menghela nafasnya lelah. Sudah berulang kali dia menanyakan hal itu, bahkan dari sejak pagi tadi, namun Kanaya malah berbelit-belit dan asal bunyi.

Kanaya mengangkat bahunya acuh lalu kembali melahap baksonya yang masih tersisa.

"Nay."

Kanaya mendongak begitu mendengar namanya di panggil, begitu juga Seira.

"Dah beres makannya?" tanya lelaki jangkung di hadapan Kanaya.

Kanaya mengangguk. "Mau cuci mangkok, An?" tanyanya melempar candaan.

Sean pun mendelik. "Cuci sama temen lo. Lo ikut gue ke taman belakang sekarang."

Kanaya terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia bangkit berdiri lalu menatap Seira dengan senyuman. "Cuci mangkok, Ra."

"Bodoamat. Sana pergi lo," balas Seira makin dongkol. Sean dan Kanaya memang sefrekuensi kalo soal menistakan Seira.

"Senyum dikit dong, Ira," ujar Sean pada gadis berambut panjang itu. "Biar ada manis-manisnya."

"Pergi kalian manusia aneh," ucap Seira malas, kemudian kembali melahap baksonya.

Sean pun tertawa lalu berjalan pergi bersama Kanaya untuk meninggalkan area kantin. Dan di saat seperti inilah tatapan ganas pada fansnya Sean mulai menyerbu Kanaya. Komentar-komentar mereka pun mulai terdengar bersahutan.

"Buat apa Sean nemuin si bar-bar? Yang harusnya di temuin kan gue."

"Dasar cewek genit. Bisa-bisanya Sean kecantol sama dia."

"Si bar-bar itu emang gak tau malu."

"Gak pantes ama cewek itu. Pantesnya ama gue ih!"

Brak!!

"TUTUP MULUT KALIAN SEMUA BANGSAT!! ATAU GUE PENGGAL SATU-SATU?" Kanaya menunjuk seluruh penjuru kantin bak orang kesurupan. Setelah semua penghuni kantin terdiam takut, dirinya kembali berjalan pergi menyusul Sean.

"Fans lo makin hari makin gila. Kalau gak kasian, udah gue patahin leher mereka satu-satu."

Krikkk...

Sean tidak mengeluarkan suara apapun. Dia terus saja berjalan dengan tatapan lurus.

"Lo budeg, An?"

Lagi-lagi Sean tak menjawab. Kanaya pun akhirnya memilih diam. Terus berjalan dengan hati sedikit bingung akan sikap dingin Sean hari ini.

Kerasukan jin budeg kali dia. Batin Kanaya mengira.

Tak berapa lama akhirmya mereka berdua tiba di area taman belakang yang cukup sunyi. Kanaya berdiri saling berhadapan dengan Sean.

"Ada ap--"

"Jauhin Zean mulai sekarang."

Deg.

Silent Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang