"bagaimana kuliah mu kak" tanya seorang ayah kepada anaknya di ruang makan itu
"Sangat baik, apalagi Al terpilih salah satu peserta lomba" ucap seorang anak yang bernama Roni Bumi Alvaro sebut aja Al
"Bagus itu anak papa"
"Aku juga terpilih jadi anggota sepakbola disekolah" ucap seorang adik Gibran Bumi Abraham sebut aja Gibran
"Saya tidak bertanya" Gibran langsung terdiam
"Kak Uang minggu ini sudah ayah transfer"
"Makasih ayah" Al
"Punya Gibran"
"Kamu itu jangan boros-boros, 2 minggu lalu sudah saya kasih masak udah habis aja"
"Laa dia 2 minggu sekali kenapa aku 1 bulan sekali"
"Kakak kuliah lebih besar penguarannya" Al
"Dari dulu alasannya juga gitu pas aku SMP juga gitu. Sekarang pas SMK ya begitu"
"Jangan menentang ya kamu. Uang-uang saya jadi saya berhak kasih kesiapapun" seorang ayah saat marah di meja makan itu
Sebut aja dia Miko Bumi Satria dipanggil Miko seorang ayah seperti nya pilih kasih kepada ke 2 putranya
"Udah saya tidak nafsu makan gara-gara kamu" sambil menunjuk Gibran
"Kak ayah berangkat kerja dulu" Al salaman kepada ayahnya dan mengecup kepala anaknya itu. Sedangkan Gibran hanya melihat pemandangan itu. Setiap pagi dia melihat hal itu. Tapi tak pernah merasakannya sampai 10 tahun ini
Setelah Miko udah pergi dari rumah itu. Aja ada mereka berdua
"Gara-gara lo ayah gak habiskan makanannya" Al
"Iya iya gara-gara gua. Selalu aja gua kok. Gua napas aja salah"
"Lo bisa gak sih kalau diomongin jangan bantah"
"Eyeyyeye. Lo selalu menang tenang aja"
"Terserah lo" Al pergi dari sana
Gibran aja diam membeku di kursi makan membayangkan setiap pagi melihat romantis nya ayah dan anak
"Kapan ya aku rasain, aku anak nya bukan sih" gumamnya
*****
Gibran yang sekolah di SMA Mega kreasi negri kelas 2 SMA
"GIBRANNNNN" teriakan seorang sahabat nya
"Gak usah teriak-teriak napa By" Gibran yang baru saja sampai diparkiran itu memakirkan montornya
"Hehehe lo sih Gua tungguin dari tadi lama" Eby
Eby putra Fatir dipanggil Eby
Pinter dalam hal otak"Ngapain lo tungguin gua"
"Gak mau gua tungguin"
"Gak, gua lebih senang ditunggin Lisa" sambil tertawa. Namun Eby hanya tiap
Gibran berjalan duluan
"Ealah ngambek bocah" melihat sahabat nya menghampiri kembali
"Canda by, yok ke kelas" sambil merangkulnya
"Lo dianter tadi sama kakak Lo" tanya Gibran
"Iya, dia pengen nganter katanya. Padahal setiap pagi dianter heran gua" Eby
"Enak gak sih punya abang?"
"Enak banget. Kalau kita salah kakak yang dimarahin, kalau kita butuh bantuan kakak ada. Kalau kita dipapain kakak juga yang maju pangling depan"
"Emang gitu ya by"
"Emang napa. Lo pengen punya Abang" ujar Eby
Disini Eby tidak pernah tau atau bertanya tentang keluarga Gibran. Gibran penutup semuanya. Dia tidak pernah membahas tentang keluarga nya
Gibran masih merangkul sahabatnya itu
"Gib nanti lo ke cafe abang gua"
"Ya iya lah. Kalau gua gak di cafe abang lo. Gua dipecat gimana"
Gibran sudah 1 tahun kerja di cafe kakaknya Eby.
"Tugas lo gimana"
"Kan ada elo"
"Pliss deh Gib jangan ngandelin gua terus"
"Ya udah gak usah gak papa. Mungkin gua suruh lari 5 kali dilapangan"
"Gib lo itu pinter. Pandai dulu lo selalu jadi perwakilan sekolah untuk lomba. Sekarang lo kenapa begini sih"
"Kan itu dulu by"
"Gua nyakin pasti ada masalah, kalau lo ada masalah ceritain. Gua sahabat elo"
Namun Gibran malah tidak mendengar ucapan Eby. Dia malah melihat cewek yang didepan kelas membawa bekal itu
Gibran langsung melepaskan rangkulannya di lengan Eby menuju cewek itu
"Tai gua ngomong gak didengerin"
Melihat sahabat nya yang langsung berjalan begitu saja
"Nungguin siapa neng" Gibran sambil menggoda
"Ih Gibran"
"Akhh sakit" karena cewek itu memukul lengan Gibran
"Biarin. Siapa suruh ngagetin"
"Maaf. Pagi-pagi jangan cemberut"
"Hemmm untung sayang"
"Ha apa sayang"
"Ih apaan sihhhh"
"Nihh buat kamu dimakannya aku buat sendiri" menyerahkan satu kotak berisi roti
"Buat Gibran aja nih. buat Gua" Eby
"Bagi berdua. Gua buat banyak kok"
"Dengerin berdua" Eby
"Ganggu aja lo" Gibran
"Ya udah gua mau kelas dulu ya. Bye-bye"
.
Mereka melambaikan tangannya"Gib jangan digantungin Lisa nya kasihan"Eby
"Siapa yang gantungin emang dia baju"
"Eloo monyet. Kalau lo emang bener-bener cinta tembak. Kasihan anak orang udah 1 tahun aja berharap" Eby
"Gua yang belum siap by"
"Belum siap apa sih gib"
"Kalau dia tau keadaan gua. Dia gak bakalan mau sama gua"
"Kenapa soal lo kerja di cafe abang gua. Dia kan tau terus apa lagi" ujar Eby namun Gibran hanya menggeleng
"Sekali-kali cerita sama gua gib. Gua tuh sahabat Lo jangan dipendem sendirian"
"Nanti ya"
"Lo mah nanti-nanti aja kesel gua"
Mereka yang sudah dibangku duduknya
"Gua hanya gak mau lo kasihan ma gua"
"Kalau lo anggap gua sahabat lo pasti cerita kalau lo gak anggap gua sahabat mending kita musuhan"
"Lo kok gitu sih by. Gua hanya punya lo"
"Dari dulu gib lo bilang itu melulu. Tapi gua gak tau kisah elo. Gua juga pengen tau"
"Gua gak akan kemana-mana gib tenang aja. Lo hanya cerita biar gua gak bertanya-tanya kenapa lo selalu bilang lo hanya punya gua" lanjut Eby
Gibran hanya diam dia hendak membuka suaranya
"Selamat pagi anak-anak" ujar guru yang baru masuk
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari