1 bulan sudah Gibran dirawat tanpa membuka matanya. Keluarga nya setiap hari bergantian menjaganya dan Bara setiap hari juga ikut adil untuk menjaga Gibran
"Bran lo tau gak tadi disekolah tuh banyak tugas. Kepala gua nih kayak mau pecah. Meledak apa lagi tugas dari pak Bambang pehhhh gak ngotak" ujar Eby yang bercerita
"Oh iya loo juga tau gak bran di warung mpok Siti udah ada cireng variasi baru tau"
"Hemmm gua kangen lo bran gua kangen pas lo jemput gua pulang les. Diajak keliling" yang tadinya ceria tiba-tiba sedih
"Gak usah sedih" Bara menepuk pundak Eby yang baru datang bersama Al. Rakha pulang kampus
Mereka sekarang sudah akur Kevin juga udah masa pemulihan dia sudah sadar
"Udah makan dek" Rakha Eby bergeleng
"Makan dulu yuk sama kak Al. Laperr" Al mengelus perutnya
"Bran gak mau ikut?" Eby
"Eby" Rakha dengan lembut
"Gua makan dulu ya" berpamitan dengan Gibran
"Nanti kalau Gibran sadar nelvon jangan lupa" pesen Eby Rakha hanya mengangguk
Bara berganti duduk disamping Gibran
"Daf"
"Gibran" Rakha yang duduk disofa
"Kenapa sih. Gus sukanya panggil dia Dafi"
"Tapi namanya
"No komen. Dia aja gak komen kok lo yang sewot. Bener gak Daf" Bara
"Terserah lo dah"
Bara menceritakan cerita lucu sampai dia tertawa menangis sendiri
Rakha berganti duduk ke Gibran
"Nyenyak bener dek sampai gak bangun. Gak capek apa tuh pinggang. Gak mau gerak gitu" ujar Rakha sambil memegangi tangan Gibran yang tak diimplus
"Dek sekarang ulta Abang gak mau ucapin gitu. Padahal tadi abang sisain potongan ke 3 buat kamu lo"
Rakha hari ini ulang tahun doanya hanya ingin Gibran siuman
Tiba-tiba tangan Gibran bergerak Rakha merasakan itu
"Gib. Gibran" ujar Rakha Bara kanget langsung datang
"Kenapa rak" Bara
"Tangan gibran bergerak. Panggilin dokter"
Bara langsung berlari. Belum dokter itu datang Gibran sudah sadar namun dia masih mengontrol dirinya sendiri
Beberapa kali mengedipkan mata nya
Gibran melihat Rakha yang sudah menangis dia hanya menatap nya
"Alhamdulillah ya Allah terimakasih untuk ini" ujar Rakha
"Om. Om Gibran sadar" Rakha Senang saat Liam datang
"Biar om periksa kamu pinggir dulu" Liam
Rakha dan Bara menunggu diluar. Dia sudah kabari semua orang
"Bagaimana" Miko yang baru sampai
"Masih diperiksa yah" Al
"Adek kalian udah sadar" Metta
"Iya ma. Tadi Gibran sempat liat aku" Rakha
"Ya Allah makasih banyak" Metta
Liam pun keluar
"Bagaimana keadaan nya" Miko
"Alhamdulillah dia membaik"
"Apakah bisa kita temui dia Om" Rakha
"Bisa. Dia juga menunggu kalian tapi jangan berisik ya" Liam
Semua mengangguk dan langsung masuk kedalam ruangan
Eby langsung memeluk Gibran
"Gua kangennn banget sama elo. Gua takut lo gak buka mata lagi" ujarnyaGibran hanya tersenyum
"By udah sayang. GIBRAN nya baru bangun sayang"
"Gimana keadaan nya sekarang sayang" Metta mengelus kepala Gibran
"Lebih baik kok bund" Gibran lemas
---------------------
Gibran bercanda tawa dengan temen-temen nya. Dia sudah terlihat sangat baik dari pada sebelumya
"Ayah masih disini dari tadi" Gibran melihat Miko yang datang
"Iya ayah lihat Gibran senang hari ini"
Miko dari tadi hanya diam diluar melihat anaknya itu bercanda tawa dan bergurau dengan teman-teman nya
Miko juga sempat menetiskan air matanya. Dia takut jika dia tidak bisa melihat Gibran seperti tadi
"Sayang mau makan apa" Miko.
"Masih kenyang yah"
"Gibran baru makan tadi itupun sedikit"
"Yah Gibran mau keinginan"
"Apa"
"Nanti kalau Gibran keluar dari sini bisa gak bakar-bakar ya yah"
"Iya nanti kalau Gibran sembuh ya"
"Lama itu. Pokoknya kalau nanti keluar dari sini ya" Gibran Miko hanya mengangguk
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari