9. kesempatan

1K 68 0
                                    

Gibran yang baru masuk rumah masih menggunakan seragam sekolah

"Dek dari mana aja" Al yang baru turun dari tangga

Gibran langsung muka bingung. Dia gak salah denger dia panggil dek

"Ha" memastikan

"Kakak tanya. Adek dari mana. Sekolah pulang pagi kata Edy dan kamu juga gak kecafe"

"Lo sakit ya" Gibran

"Kakak sehat. Malah kakak kuatir sama adek. Adek an baru sembuh kok gak pulang-pulang"

Gibran yang masih kebingungan dengan gaya bicara Al

"Minum obat gih" Gibran yang mau pergi ditahan oleh Al

"Gib. Aku mau memperbaiki semuanya. Kakak emang salah. Kakak minta maaf. Kakak gak mau kamu pergi. Pliss kesempatan satu aja"

"Pasti mimpi nih gua" batin Gibran

"Boleh kan"

"Terserah sudah" Gibran pergi menuju kamarnya

Gibran masuk dan langsung mandi sedangkan Al memasuki kamarnya. Kamar Gibran kemarin sudah terang Al meminta pak tejo tukang kebun mengganti lampunya.

Namun sekarang redup kembali. Emang setelan dari listrik nya atau emang lampunya

Tingg suara chat dari hp Gibran yang ada dikasur

Si bule
"Masih ya Gib atas hari ini. Semonga nanti bisa jalan-jalan lagi🫣😊. Mimpiin gua jangan lupa😅

Al hanya membaca sekilas tanpa memegang hpnya

Al tersenyum "rupanya adek gua punya pacar. Dasar bucin sakit malah jalan-jalan sama pacarnya"

Pandangan Al dialihkan sisi kamar adeknya. Dia selalu tersenyum melihat piala yang saat rapi. Namun senjak SMA tidak ada piala disana

Benar kata Edy mungkin dia sudah menyerah. Dan Al berjanji membuat Gibran semangat kembali.

Adeknya saatlah pinter. Disana juga ada mendali terpajang sepak bola dan mencipta music

Al membuka laci Gibran disana ada foto Gibran menggunakan
1. kaos bola menggigit mendali
2. Seragam sekolah memegang piala juara 1 IPA
3. Juara 1 cipta lagu terbaik
4. Juara 2 nasional MTK
5. Juara 1 lulusan terbaik

Foto yang masih tersimpan oleh Gibran disana hanya foto dia sendiri

Dibalik foto terakhir ada tulisan tangan Gibran

"Piala dan piagam tak membuat dia mengakui ku. Percuma saja semua ini"

Al membaca dengan hampa. Dia membalik beberapa foto

Foto 1 "gapapa dia gak ada disini mungkin nanti"

Foto 2 "hari ini dia sibuk untuk menghadiri acara sekolah. Bahwa dia juga gak tau kalau aku juara"

Foto 3 "sebenarnya lagu itu aku ciptakan untuk dia. Namun dia tak mendengar nya atau tak akan mendengar nya"

Foto 4 "sampai nasional pun tak membawanya kesini. Ayah emang aku bukan anakmukah"

Mungkin tulisan dibalik foto itu adalah perasaan singkat Gibran yang ingin kedampingi

Foto Gibran yang masih SMP. Karena seragam nya menunjukkan SMP dan wayahnya yang masih polos

Semua ini dia buktikan untuk Miko tapi Miko tak mengetahui nya

Sampai Gibran berharap suatu hari nanti Miko datang ke kamarnya dan melihat semua pialanya. Dan bangga sama dia namun harapan Gibran belum terpenuhi

"Apakah kamu lakukan ini semua untuk ayah Gib" gumam Al

"Sekeras ini kamu berusaha Gib" Al

"Lo ngapain disini" Gibran yang baru selesai mandi handuk yang masih dikepalanya

Gibran langsung merebut fotonya ditangan Al

"Gib. Gua hanya.."

"Pergiiii"

"Gib"

"Pergii gua bilang pergi" Gibran dengan kasar dia mengusir Al dari kamarnya. Langsung mengunci kamarnya

"Gib buka gib" Al mengetok pintu Gibran

Miko yang baru pulang langsung menuju keatas

Melihat Gibran yang mendorong Al tadi

"Kak kenapa. Ada apa kenapa dia mendorong kakak"

"Gak kok yah"

"Ayah tau dia tadi dorong kamu"

"Gak papa yah. Cuma salah paham"

Namun tidak dihiraukan oleh Miko

"He kamu buka pintu nya. Saya mau bicara dengan kamu" teriak Miko

Gibran yang sebenarnya dibalik pintu mendengar nya

"Bisa-bisa nya kamu dorong anak saya kalau dia sampai kenapa-kenapa gimana"

"Yah Al gapapa. Sungguh ini hanya salah paham"

"Saya bicara sama kamu. Keluarrrr sekarang"

"Ahhkkhhsssss" teriak Gibran di balik pintu membuka Miko dan Al terdiam

Gibran kesakitan didalam dia memukul kepalanya yang terasa sangat sakit

Dia mendengar suara Miko yang keras dan terasa memaki dia

"Sakit ya Allah" Gibran kali ini sudah tersungkar dibalik pintu suara irih

"Gib. Kamu gapapa kan. Gib" Al beralih mengetuk pindu adeknya kembali yang tadi dihalang oleh ayahnya

"Gib jawab kakak"

"Udah lah kak. Dia gak papa. Kamu kenapa sih"

"Yah dia baru sembuh"

"Kak ayo pergi" Miko langsung mengeret tangan Al menjauh dari kamar Gibran

Gibran yang kesusahan untuk berjalan hasil dia berusaha untuk ke laci dekat kamarnya untuk mencari obatnya

"Akhss" sambil meminum obatnya dengan gemetar

"Sialann kenapa sih sekarang sering sakit" sambil memukul kepala nya sendiri

Dia kembali menemukan cairan kental dihidungnya langsung mencari tisu untuk membersihkan cairan itu agar tidak keluar lebih banyak

Badan Gibran langsung lemas, napasnya terasa pelan.

"Capek"

"Bund jemput aja adek juga gak akan sembuh" gumamnya yang duduk dilantai kepalanya disadarkan kekasurnya

Tiba-tiba ada cocok wanita berbaju putih mendatangi dianya

"Adek kenapa lemah dek" sambil mengusap kepala Gibran

"Adek gak kuat bun. Adek ikut bunda aja"

"Adek gak boleh nyerah dong. Adek harus kuat"

"Adek gak bakalan sembuh juga bund"

"Sembuh kok. Bunda akan disamping adek"
Op
"Biaya nya sangatlah mahal. Adek gak bisa"

Salma hanya tersenyum

"Ada masalah pasti ada solusinya dek"

"Adek ikut bunda aja"

"Iya dek tapi nanti. Bunda gak mau adek ikut bunda sekarang"

"Adek udah gak kuat bund"

"Adek kan jagoan bunda. Lihat tuh kakak Al sekarang udah sayangkan Ke adek" Gibran menggangguk saja

"Dek semangat yah. Jangan nyerah dulu perjuangan adek belum selesai disini"

Salma tersenyum dan mengelus kepala Gibran sampai Gibran terlelap

*****

Aku Dan Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang