Rakha yang diperiksa diruangan. Gibran mondar-mandir diruangan itu. Dia ingin sekali menghubungi keluarga Rakha
Namun dia kebingungan. Nyakin tidak nyakin dia menelpon
Gibran yang hendak menelepon Eby
"GIBRAN" teriak seseorang
Belum saja Gibran menelepon nya namun dia sudah datang bersama kedua orang nya
"Gibran. Dimana Rakha" Metta
"Bang Rakha"
"Gib cepet kasih tau gua dimana abang gua" Eby
"Tenang dulu kalian biar Gibran berbicara" Fatir
Metta menyentuh legan Gibran
"Ba bang Rakha ada didalam"
Semua kanget
"Bagaimana keadaan nya" Fatir
"Saya juga belum tau Om masih diperiksa sama dokter"
PLAKK Eby menampar Gibran
"Kenapa loo sembunyikan ini Gib ke gua. Ke keluarga gua. Lo tau kan penyakit bang rakha"
Gibran terdiam bagaimana mereka tau tentang ini
"Kalian tau"
"Kita baru tau" Eby membuang muka
"Saya kecewa sama kamu nak. Kenapa kamu sembunyikan ini dari tante" Metta.
"Bukan maksud ku sembunyikan tante tapi bang rakha lah yang menyuruh ku untuk diam. Dia sendiri yang akan bicara dengen keluarga nya.
Namun sekarang apa mereka menyalahkan Gibran atas ini
"Maaf bukannya aku sembunyikan tapi aku hendak bilang pada kalian"
"Aku saya tidak membereskan kamar Rakha. Saya tidak akan tau tentang obat-obatan ini" Metta menunjukkan obat banyak milik Rakha
"3 hari saya mencari tau tentang obat ini. Saya sangat penasaran kenapa obat ini banyak"
"Maaf tan" Gibran menunduk
"Saya bener-bener kenapa padamu Gib "
"Maafin saya Om"
"Kamu pikir penyakit ini main-main gib" Eby
"Maafin gua by"
Gibran merasa bersalah disini sebaiknya dia dari kemarin memberikan tau keluarga nya bukan malah menuruti perkataan Rakha
Beberapa menit mereka tunggu dan seorang dokter keluar
"Bagaimana keadaan putra saya dok" Metta.
"Dengan keluarga pasien"
"Iya kita dok" Fatir
"Putra bapak baik-baik saja. Namun ginjalnya semakin parah. Kita harus menemukan pendonor untuk pasien"
"Ya Allah kita harus bagaimana pa" Metta sambil menangis
"Kalau begitu saya mau di jadi pendonor. Sama adiknya pasti saya cocok dengan kakak saya" Eby
"Kamu nyakin" dokter
"Nyakin"
"Tapi setelah kamu mendonorkan ginjal kamu, kamu tidak bisa hidup seperti biasanya"
"Saya tau dok dan saya udah siap"
"Adek. Mama tidak mengizinkan mu untuk ini" Metta
"Kenapa ma"
"By kamu masih muda"
"Ma. Mama gak mau bang Rakha sembuh"
"Tapi dek...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari