Metta melihat dari jendela kecil yang ada di pintu. Metta yang sudah tidak peduli jika suaminya memarahi kedua anak tersebut
"Kak Gimana keadaan nya" Liam keluar dari ruangan itu
"Kondisi Gibran masih dalam keadaan stabil. Tolong ini jangan ada lagi seperti ini. Aku takut jika ini berlanjutan Gibran tak akan selamat. Resikonya begitu besar" Liam
"Untuk kalian" melihat Al dan Rakha
"Aku tau kalian akan kaget jik mengetahui masa lalu Gibran atau yang dilakukan Gibran sebelum ketemu kalian" Liam
"Om tau itu" Rakha
"Aku hanya mengetahui jika Gibran bekerja di cafe mu. Ikut geng montor"
"Waktu itu aku hanya diam karena itu urusan nya. Dia juga pernah cerita untuk menebus obat dia harus balapan dulu jika terpepet"
"Aku juga pernah melarang nya untuk tidak ikut hal begituan. Namun kalian tau Gibran. Gibran tidak ingin di kasihani. Dia masih bisa lakukan sendiri"
"Dulu dia berjuang sekuat tenaga. Karena tujuan didunia masih belum dia dapatkan"
"Dia pernah bicara seperti itu"
"Kak. Hisksks. Kenapa kakak hiskkk baru cerita" Metta
"Karena aku juga baru tau jika Gibran adalah anakmu. Aku pikir dia akan meninggalkan geng montor itu"
"Seperti mereka sudah jadi keluarga" Liam
"Om tapi Gibran tidak apa-apa kan" Rakha
"Om harap juga begitu. Kita doakan saja. Satu lagi biarkan Gibran melakukan apa yang dia mau. Kita beri kebebasan untuknya" Liam
"Kenapa kak" Metta
"Karena kita tidak tau apa yang Gibran pikirkan. Jangan sampai Gibran berfikir bertemu dengan kalian membuat dirinya tidak bebas"
"Tapi Om temen Gibran yang itu tidak bisa menjadi temen baik" Al
"Apa yang kamu ketemu tentangnya bisa jadi itu tidak benar semua" Liam
"Maksutnya" Rakha
"Kita tidak tau dia temen baik untuk Gibran kan" Liam
"Kapan Gibran sadar" Rakha
"Aku juga belum bisa memastikan itu kalau terjadi apa-apa langsng cari aku ya. Aku akan mengeceknya kembali" Liam langsung pergi karena banyak pasien yang menunggu nya
Gibran dengan alat pernapasan matanya yang masih tertutup
"Maafin gua. Ini udah berulangkali gua beri lo luka" Rakha
"Gua baru tau kehidupan lo dulu" Al
Mereka tanpa sadar menangis di jendela itu tanpa masuk kedalam
Metta yang memutuskan masuk dan menunggu Gibran didalam
"Apa yang harus kita lakukan sekarang" Al mereka berdua duduk dikursi tunggu yang ada di luar
"Tidak tau" Rakha pikirannya terlalu banyak sekarang
"Harus marah tapi gua gak bisa. Gua rasanya tidak berguna sam sekali" Al
"Abang macam apa kita ini" Rakha
"Gua takut kehilangan kembali" Al
"Begitu sakit. Apalagi gua baru aja deket dengan adek sendiri. Gua... Gua gak sanggup" lanjutnya Al
"Gua masih pengen lakukan apa aja dengan kalian. Gua gak mau salah satu dari kita pergi. Kita harus punya anak cucu dulu" Rakha
Berbicarangan antara dua kepala yang merasa bersalah
"Eghh" Gibran terbangun setelah 3 hari tidur
"Sayang kamu udah sadar" Metta yang masih disampingnya
"Mama" dengan irih karena masih ada alat penasaran itu
Rakha langsung keluar mencari beradaan om nya
Liam meriksa Gibran
"Gibran rasaan apa" tanya Liam
Namun Gibran menggeleng
"Om tinggal ya nanti kalau butuh apa-apa panggil om" setelah bicara Liam langsung keluar
Gibran kesusahan untuk duduk dibantu oleh Al
"Anak mama sehat-sehat ya jangan sakit lagi" Metta
"Maaf sudah merepotkan" Gibran yang melihat mata Metta yang membengkak
"Tidak Gibran tidak pernah merepotkan" Metta
Gibran menghapus air mata Metta yang ada dipipinya itu
"Mama solat dulu nya. Mau terimakasih ke Allah karena kamu sadar" semua mengangguk
Setelah Metta keluar hanya ada Eby. Rakha dan Al
Sebelum Gibran sadar Eby sempat cerita jika dia pernah ketemu dengan Bara namun Eby tidak tau cerita dealnya antara Gibran dan Bara
Eby pernah tau Bara dan Gibran adu mulut karena hal yang kecil bagi Eby
Dan Eby juga pernah diajak ketemu Bara memberikan barang
"Gibran butuh apa biar Abang ambilin" Rakha Gibran menggeleng
"Bilang ke kita ya jika Gibran butuh apapun" Al
"Boleh ketemu bang Kevin" ucap Gibran
Namun Rakha dan Al terdiam
"Maafin gua. Karena gua bang kevin koma"
"Tidak. Bukan salah kamu. Mungkin ini takdir" Rakha
"Jika aku tidak membantu Bara bang kevin tidak akan jadi seperti ini" Gibran emang tak pernah panggil Bara dengan sebutan kakak ataupun Abang.
Gibran lebih senang panggil nama untuk Bara
"Gua janji gua akan bantu bang Kevin apapun agar bang kevin sembuh"
"Jangan memikirkan orang lain dulu Gib. Sekarang kita harus memikirkan kondiri kamu dulu" Eby
Eby tau sahabatnya dia lebih mengutamakan orang lain dulu dari pada dirinya
"Tapi satu hal yang kalian harus tau. Bara tidak seperti kalian pikir" Gibran
Namun Al dan Rakha hanya melihat satu sama lain
"Mungkin kalian berfikir dia itu jahat tapi bagi aku dia malaikat" Gibran semua orang disana tidak membuka suara mereka hanya terdiam. Mereka takut jika ada mulut kembali Gibran akan drop kembali
__________
Pagi semuanya. Awali paginya dengan manis-manis 🫣
Komen dan vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari