Gibran yang keluar dari rumah sakit pukul 3 sore. Miko yang baru sampai di rumah sakit itu
"Ngapain dia dirumah sakit" ucap Miko
"GIBRANNN" teriak Miko namun Gibran juga udah pergi jauh
****
Genap seminggu sudah Gibran tak pulang kerumah
Al yang duduk di kamar adeknya. Berbagai cara dia lakukan agar adeknya kembali kerumah itu
Dia mengingat ucapan Rakha
Flashback
Al yang tiba-tiba kerumah Rakha. Untuk mencari Gibran
"Ngetok ya bisa santai gak" Eby
"Oh kak Al. Kenapa kak kesini"
"Ada Gibran"
"Hah Gibran. Kenapa bang Al nyari Gibran kesini. Malam-malam lagi"
"Gak ada Gibran" Rakha yang keluar
"Rak tolong, dimana Gibran"
"Dek kamu masuk dulu ya" rakha yang tau Eby yang kebingungan
Eby langsung masuk terlebih dadulu
"Gibran gak ada disini. Kalau dia mau tinggal sama aku. Bakalan aku ajak"
"Terus dia dimana ka. Ke cafe gak mungkin"
"Kenapa gak mungkin"
"Jadi dia tinggal di basecamp"
"Gak bakalan gua biarin dia tinggal disana"
"Lo pasti tau dia tinggal dimana"
Rakha diam "lo pernah berfikir dia lebih baik diluar dari pada pulang kerumah"
"Maksudmu apa"
"Buktinya dia akhir-akhir ini lebih cerita. Dari pada dia dirumah"
"Ka aku tanya dimana Gibran"
"Gibran sepertinya tenang sama gua Al. Biarin dulu dia, toh bokaplo gak nyariin dia kan"
Al diam "tapi gua nyariin dia"
"Dia maunya diperhatikan sama bokaplo. Iya tuh sebenernya pengen banget jadi kayak elo"
"Dia juga pengen diakui. Dia setiap dirumah harus sakit hati mendengar perkataan bokaplo. Mangkanya dia memilih pergi dari pada sakit"
"Ka lo serius"
"Lo abangnya seharusnya lo paham isi hati adek lo Al"
"Dia baik-baik aja lebih baik. Gua akan menjaga nya. Nanti kalau lo mau ketemu dia gua bilang kedia, sekarang biarin dulu"
Omongan dari Rakha membuat Al berfikir apakah benar Gibran lebih senang diluar dari pada dirumahnya yang selalu dibanding-bandingkan itu
Al tertidur dikamar Gibran sampai Miko yang pulang tidak sadar
Miko yang sudah berberes membersihkan badannya. Mencari sosok Al kekamarnya sampai dia membuka kamar Gibran benar Al tertidur dikamar Gibran
Kamar Gibran sudah kosong tidak ada piala ataupun foto yang terpasang. Gibran sengaja membersihkan kamar itu.
Entah apa yang terjadi pada Gibran dia sudah pasrah dengan hidupnya. Mati atau pun hidup juga dia sama aja.
Tidak bisa mendapatkan yang dia inginkan. Gibran hanya ingin menikmati sisa hidupnya dengan caranya sendiri dia udah tak sibuk untuk mencari perhatian dari Miko
Maka dari itu Gibran menyembunyikan semua piala. Piagam. Dan mendalinya
Miko yang menatap seluruh kamar itu kosong yang dia dapatkan. Membuka lemari hanya menemukan beberapa baju yang tersisa itu aja putih dan hitam
Miko menuruni tangga.
"Mbok jangan ditutup"
Akhir-akhir ini rumah terbuka lebar tak pernah ditutup. Miko hanya ingin Gibran ada dirumah. Gengsi ya terlalu besar. Rasa kehilangan membuat dia harus bersikap seperti pilih kasih. Namun dia juga seorang ayah dia juga ingin anaknya kembali
"Tapi tuan nanti kalau ada maling Gimana"
"Gak akan. Mbok tidur aja"
Miko keluar dia mondar-mandir dia teras.
"Udah 1 minggu kamu gak pulang Gib. Kamu dimana ayah sudah mencari mu dicafe. Kamu bekerja dan sekolah namun kamu kenapa gak pulang nak" ujar Miko
Sampai jam 1 Miko berjaga diteras ditemani oleh kopi. Al yang terbangun dari tidurnya melihat pintu tak tertutup
Dia turun dan ingin menutup pintu itu belum ditutup dia melihat sang ayah yang lagi menunggu
Akhir-akhir ini Al mendapatkan Miko yang tidur disofa ataupun diteras rumah
"Yah gak masuk"
"Kakak kok bangun"
"Ayah tau kalau Al tidur dikamar Gibran"
"Ayah tadi mencarimu. Jadi ayah buka kamar satu-satunya ternyata kamu tidur dikamar anak itu"
"Ayah rindunya sama Gibran"
"Siapa yang bilang ayah merindukan anak itu"
"Ayah jangan boong sama Al akhir-akhir ini ayah tidak membiarkan pintu tertutup dan ayah selalu tidur disofa itu artinya ayah menunggu Gibran kan"
"Ayah hanya ingin menghukum nya kalau dia balik. Bisa-bisa membuat anak ayah satu ini kuatir" sambil mengusap rambut Al
Al yang hendak bicar namun
Miko langsung masuk"Masuk kak jangan lupa kunci pintunya" ujar Miko
*****
Beberapa hari kemudian
Hari ini hari melelahkan bagi Gibran harus lomba dan bekerja
Jangan lupa kepala Gibran sering sakit. Dia rasanya ingin tidur setelah berberes
Dtrrttttttt dtrrtttt
Telvon dari Al Gibran yang malas untuk mengangkat telvon itu. Pastinya Al membujuk Gibran untuk pulang
Gibran tak mengangkat telvon itu melempar telvonnya dikasur mengambil handuk bersikap untuk mandi
20 menit aktivitas dikamar mandi
Gibran bersikap untuk tidur malam ini. Karena besok adalah pengumuman timnya menang atau tidak
Dtrrttttttt dtrrtttt
"Ngapain sih dia. Ganggu aja" mengambil telvon nya
Terpampang nama mbok Siti disana
"Halo mbok ada apa"
"Den tolong den Al pingsan,
Mbok bingung harus gimana
Gak ada orang dirumah"
Suara itu dengan tergesa-gesa dan kuatir"Mbok gak bercanda kan"
"Ya Allah den mbok berani sumpah
Tolong den. Tuan juga belum pulang
Dari tadi mbok telvon gak diangkat
Mbok takut den Al kenapa-kenapa"Dari nada bicara mbok Siti membuat Gibran percaya.
Gibran langsung mematikan telvonnya. Mengambil jaket kunci motor dia langsung menancap gas pergi ke rumah
Kalau ini cuma bohongan Gibran tak akan memaafkan semuanya termasuk mbok siti yang sudah Gibran percaya dari dulu
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari