8. sebenarnya

1K 71 0
                                    

Gibran bangun dari tidurnya menemukan kain didahinya

"Siapa yang ngompes. Ah mungkin bibi" ucapnya

Langsung mandi dan berganti baju. Dia tak lupa untuk pergi kesekolah walaupun badannya ingin sekarang beristirahat

"Gib" Al yang hendak turun

Menempelkan tangannya ke dahi Gibran namun hanya beberapa saat sama Gibran ditepis

"Ngapain sih lo" Gibran

"Syukurlah demam kamu turun"

"Jadi dia yang ngompes aku"batin Gibran

"Kamu jangan sekolah dulu. Terus jangan kerja. Nanti aku izin ke Raka"

"Lo mau izin ke bang Raka serius. Kalau dia tau gua adek lo"

"Ya gapapa"

"Bukannya lo yang bilang gua malu-maluin bokap elo"

"Gua gak beduli sekarang. Gua mau semua tau kalau lo adik gua"

"Gak nyakin gua"

"Kakak gak mau kamu kerja lagi. Urusan ayah biar ka...."

"Gak kakak, ayah gak mau itu" Miko yang dari belakang

Gibran langsung membuang muka

"Kalau kakak lakuin itu, Kakak tau akibatnya"

"yah Gibran lagi sakit. Apalagi Gibran ternyata selama ini kerja dicafe yah"

"Ayah tau kalau dia bekerja selama ini"

"Ayah tau tapi ayah membiarkan nya"

"Iya kenapa. Biar saya gak buang-buang uang untuk anak ini" ucapan Miko membuat sakit hati Gibran

"Bagus deh. Kalau anda tau jadi saya gak perlu sembunyi-sembunyi" ucao Gibran langsung pergi dari rumah itu

hari Senin hari dimana harus upacara dan hari panjang,hari yang dibenci oleh semua murid.

Sudah hari Senin ditambah lagi Gibran menerima kenyataan ayahnya sudah tak mau peduli dengannya.

Mengetahui Gibran bekerja saja Miko seperti nya tidak mau ikut campur. Dan Miko membiarkannya saja

+++++++

"Kok masuk sekolah Gib" ujar Raka yang mengantar Eby kesekolah

Menemui Gibran yang baru memakirkan montornya disebelah mobil Raka

"Udah gak papa bang. Kan Gibran kuat"

"Idihhhh pede bener. Gua lihat-lihat lo makin kurus aja" Raka

"Hehehhe kurang makan mungkin"

"Makanan di cafe Abang gua kurang emang gib" Eby

"Apasih by"

"GIBRAN" teriak seorang lelaki disana menghampiri ketiganya

"Kenapa Rey"

"Lusa ada pertandingan gua mau lo ikut" Rey yang langsung to the poin

"Ha"

"Lo budeg Gib. Gua mau lo ikutan"

"Rey lo gak salah. Gua aja gak daftar. Gua juga gak ikutan latian. Kok tiba-tiba lo mau gua ikutan. Gila kali ya"

"Gua tau lo bisa. Gua tunggu kapten SMP Nusa Bangsa" sambil menepuk punggung kanan Gibran dan Rey berlari. Gibran hanya diam

"Gib lo dulu kapten sekolah dismp" Raka paham dengan omongan Rey terakhir

Aku Dan Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang