Liam keluar dari sana dengan tatapan yang tak bisa diutarakan
"Kak bagaimana?" METTA Liam hanya diam
"Om ayo dong ngomong. Bagaimana Gibran gak papa kan?" Rakha
"Maaf om harus menyampaikan Gibran koma" Liam
"Tidak. Tidak" Metta langsung menangis
Miko memukul tembok "AKHHH kenapa. Kenapa bisa terjadi" Miko
"Boleh ketemu" Al
"Saya izinkan hanya 6 orang tapi berganti ya. Kondisi Gibran sangatlah buruk" Liam
Bara hanya menatap dari kaca itu
"Sayang kamu ingin lihat Gibran" Fatir Metta mengangguk
"Sepertinya kamu dengan mas Miko masuk dulu ya" Fatir
"Kamu tidak apa-apa" Metta Fatir hanya tersenyum
"Tidak apa-apa aku tetap disini"
Metta dan Miko masuk sudah mengenal baru Ijo itu
Melihat Gibran dengan beberapa alat yang terpasang disana. Banyak alat yang terpasang ditubuhnya tak lupa juga alat bantu pernapasan
"Hy anak mama. Baru saja kemarin Mama bisa suapin kamu hiskkk" mengelus rambut anaknya
"Dek katanya mau ikut sepak bola. Kan ayah pengen nonton tapi kenapa kamu malah disini" Miko menetiskan air mata
"Gibran mama tau kamu pasti kuat. Kamu tidak mau kan mama menangis hiskk" menghampus air matanya
"Dek yok main game ayah akan buat kamu menang" Miko
Beberapa menit Miko dan Metta keluar
"Kalian mau masuk" Miko kepada anak-anak nya
"Biarin bang Rakha dan kak Al yang masuk dulu yah" Eby
"Kamu by" Al
"Aku belum kuat melihat Gibran" Eby
Dari tadi Eby hanya menatap kaca saja kakinya sudah bergetar pada lagi harus masuk didalam sana
Sekarang Al dan Rakha yang sudah masuk
"Dek. Adek tau rasa sayang kakak begitu besarrr. Kakak gak mau kamu ninggalin kakak ya. Kamu udah janji mau liburan sama-sama akhir tahun inikan" Al
"Lihat kakak udah lihat beberapa pariwisata yang harus kira datangin. Yok bangun dek jangan tidur terus" memegangi tangan Gibran
"Hy Gibran yang abang kenal gak gini. Gibran yang abang kenal pemberani. Kuat. Tahan banting. Sakit aja masih kerja masak sekarang mau kalah sama penyakit" Rakha
"Tau gak Abang pengennnn banyak tau tentang kamu. Abang meliwatkan banyak cerita seru tentang kamu" Rakha
"Gib. Abang tau duniamu mungkin begitu buruk tapi bisa kah kita mengurangi kedua kalinya untuk mengubah duniamu itu" rakha
Gibran tetap menutup matanya Bunyi alat disana seperti musik
Tanpa sadar Gibran menangis dalam komanya
"Kamu denger abang dan kakak nya" Rakha mengusap air mata itu
"Abang tau kamu pasti kuat. Kamu pasti bisa melawan penyakit setan ini" Rakha
"Adek kakak ternyata wakil ketua geng. Masak gak mau balapan satu kali lagi sama kakak. Kali ini kakak akan menang" Al mengingat dia pernah kalah dengan Gibran
Tapi saat itu Al tidak tau jika itu Gibran 2 kali Al kalah dengan adeknya sendiri
Rakha tersenyum dalam tangisnya
"Abang juga mau balapan dengan mu dek" rakha juga mengingat bagaimana Al dulu kesal dengan namanya Dafi tabungan dia habis karena ingin melihat Dafi karena bertandingan sebelumnya Al kalah dan bertanding ke dua Dafi ingin beberapa uang jika menang kalau kalah Dafi harus melepas maskernya
Perasat Al dulu adalah Gibran. Ternyata sekarang benar itu Gibran. Al mengenalinya liwat matanya itu
Sesi Al dan Rakha selesai
Rakha berdiri dihadapan Bara
"Mau lihat Gibran" tanyanya KEBARA
"Keluarga mu bagaimana" Bara melihat fatir dan Eby
"Mereka setuju jika kamu yang masuk"
"Gua sendiri"
"Sama Eby"
"Makasih banyak" Bara
Terimakasih itu hal yang belum Rakha denger dari mulut Bara.
Bara dan Eby sudah didalam
"Gib tugas lo belum selesai yok kerjain. Gapapa kalau lo mau nyontek gua ikhlas tapi asalkan lo bangun yok. Gua gak suka nya lihat lo kayak gini hiskkk" Eby langsung menangis
"Gib katanya mau juara dunia. Masak sang juara tumbang" tambahnya
"Lo tau Lisa akan balek gua bingung harus ngomong apa kalau Lisa lihat lo kayak gini" Eby terus mengoceh tanpa memberikan Bara kesempatan
Tapi bara saja bingung menatap sahabatnya begitu mengenaskan dengan beberapa alat.
"Gib... (Eby belum bicara namun dia menangis)
"Gua ya by" Bara dengan lembut. Eby hanya mengangguk dan menunduk di samping Gibran memengangi Gibran
"Daf. Ehh Gib. Ahh gua suka manggil lo Daf. Gapapa kan" Bara yang bingung degan panggilan itu
"Dafi lo ingatkan kalau lo gak ada gua ikut. Gua baru ditinggal sama bunda gua. Masak loo juga mau ninggalin gua. Lo udah gak sayang lagi sama guanya"
"Lo gak mau ngerokok di trotoar lagi. Gua traktir deh. Gua yang beri rokoknya"
"Banggg" Eby yang tak terima namun Bara hanya membalas senyumnya
"Daf intinya gua gak siap jika merasakan kehilangan lagi. Gua mau loo tetap disini. Main montor sama gua. Gua ajarin jadi montir nanti. Kan loo sendiri yang mintakan"
"Jadi pengusaha mapan dan membangun banyak rumah untuk anak jalanan masak gak inget janjinya" Bara
____________
Wahhhh bagaimana ini ??
Gibran sadar apa gak ya ????
Oh iya aku tuh pengen denger pendapat kalian bagaimana tentang vidio ku yang aku post di tiktok?
Komen dan vote ya 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari