Gibran yang giat bekerja walaupun rasa tubuhnya sakit
"Gib. Tau bang raka gak" Asep
"Kenapa sep"
"Ini mau bilang bahan makanan udah hampir habis"
"Biar aku cari dulu"
Gibran yang menuju ruangan Raka
"Bang kenapa" Gibran yang baru sampai dia menemukan Raka yang memegangi pinggangnya sambil menahan sakit
"Tolongin dulu gib" Gibran membopong Raka kebangku
"Abang butuh apa"
"Ambilin obat gua ditas" Gibran langsung menuju tasnya dan mencari obat dia kanget obatnya banyak dan ada sejenis seperti punya Gibran
"Yang ini bang" Raka melihat dan menggangguk
Gibran mengambil air untuk Raka
Raka meminum obat nya, setelah meminum Raka bersadar kesofa dan sambil memegangi pinggangnya mengatur napasnya
Gibran hanya melihatnya karena dia juga seperti itu setelah meminum obat
Setelah kondisi dirasa udah baik Gibran membuka suara
"Lo sakit apa bang"
"Gua gak sakit apa-apa Gib, gak usah kuatir"
"Jangan boong, obat yang lo minum tadi ada obat keras untuk meredakan rasa sakit"
Raka tak bisa menjawab.
"Dan kalau boleh jujur gua sering lihat elo ada dirumah sakit"
"Lo kok bisa tau"
"Lo lupa bang. Kalau gua juga menghibur anak yang punya penyakit mematikan. Jadi gua tau obat yang lo minum. Dan elo sering check up dirumah sakit"
Lagi-lagi Rakha hanya diam
"Lo punya gagal ginjal" Rakha terkejut yang diucapkan oleh Gibran
"Bang gua sering lihat lo memegangi pinggang lo. Apalagi yang lo mau boong lagi"
"Yang lo bilang itu benar"
"Jadi selama ini dugakan aku bener"
Rakha menggangguk "gib janji sama gua. Jangan sampai ada yang tau soal ini"
"Jangan bilang yang tau hanya gua" Rakha menggangguk kembali
"Eby, om Fathir, tante Metta mereka tidak tau" ucap Gibran Rakha menggangguk
"Gua mohon gib"
Gibran mengambil napas kasar
"Lo udah cari pendonor"
"Udah gib, gua udah nyari kesana kemari. Tapi belum nemu gak ada yang cocok"
"Bang kalau boleh saran lo bilang ke keluarga lo"
"Enggak Gib gua gak mau lihat mereka kuatir sama gua"
"Bang mereka berhak tau, mereka semua sayang sama elo"
"Beda sama gua. Gak ada yang peduli" suara irih Gibran mungkin hanya dia yang mendengar nya
"Enggak gib. Gua nyakin sebelum mereka tau gua akan menemukan pendonor itu"
"Kalau enggak. Lo keburu mati terus keluarga elo kecewa gimana"
"Bang kenapa lo gak minta Eby donorin ginjal buat elo"
"Lo gila apa gua gak mau ya. Lihat adik gua donorin ginjal nya untuk gua, nanti dia kesusahan hidup gimana"
"Tapi gua nyakin Eby akan bersedia dengan hal itu"
"Enggak Gib"
"Kalau elo gak bisa bilang.biar gua aja yang bilang ke keluarga elo bang"
"Enggak gua mau elo tetap diam"
"Oke gua beri waktu elo bang. Untuk Bicara dengan keluarga lo. Tapi kalau ada apa-apa jangan salahkan gua"
__________
"Kak adekmu udah pulang" Miko yang baru pulang dari kantor
"Ayah. Ayah nyari Gibran" Miko menggangguk
Al melihat jam tangannya "bentar lagi dia akan pulang. Kenapa ayah nyari dia tumben"
Brummm brummm brummm
"Tuh suara montor Gibran"
Gibran masuk kedalam rumah tanpa bicara apapun
"Udah pulang Gib" Al yang masih berdiri bersama Miko
Gibran melihat kedua orang itu. Melihat yang dibawa Miko. seperti sate 3 bungkus yang masih berpakaian kantor
"Gua keatas dulu"
"Kita makan malem bersama. Saya bawakan sate"
"Maaf saya baru makan dicafe. Buat anda saja"
Mungkin ini pertama kalinya Miko mengingat Gibran. Biasanya Miko kalau bawa sesuatu dia hanya membawa 2 bungkus untuknya dan Al
"Saya sudah memberikan ini untuk mu. Kamu tidak menghargai banget jadi orang"
"Ya siapa sangka anda beli untuk saya. Jadi saya makan lah dicafe bekas orang biar saya tidak mati kelaparan tengah malam dirumah ini" ucapan Gibran membuat hati Miko sakit
"Bekas orang" gumam Miko
"Iya bekas orang yang masih bisa makan. Ya saya makan"
"Dari kapan kamu lakukan itu dek" Al
"Senjak ayah lo lupa sama gua"
Suara mereka hening. Tak tunggu lama Gibran naik keatas dan menutup pintunya
"Denger kan yah apa yang Gibran katakan, ayah kemana aja yah, yah Gibran itu anak ayah kan. Jawab yah" Al
"Dia anak ayah. Adek kamu Al"
"Tapi kenapa ayah baru sekarang sadar, dari mana aja yah"
"Ayah.. ayah hanya belum menerima kepergian bundamu Al"
"Ayahh sudah berapa kali Al bilang. Bunda kecelakaan bukan karena Gibran, itu murni kecelakaan Gibran juga gak mau kalau bunda tiada"
"Iya Al, ayah berusaha untuk menerima ini semua. Tapi sulit sampai beberapa minggu ini bundamu datang kemimpo ayah"
"Bunda. Bunda bilang apa?"
"Bunda mau ambil Gibran. Ayah takut kehilangan lagi. Tapi ayah belum siap menerima ini"
Al memeluk Miko"al bantu yah. Sebelum terlambat. Semonga mimpi ayah itu tidak bener bunda tidak akan mengambil Gibran"
Tengah malam Gibran terbangun karena laper. Dia sambil ngerokok mencari nasi dan lauk.
Yang ditemukan bungkusan sate. Gibran membuat napas kasar.
Dia mengambil bungkus tersebut dan memakannya.
Miko melihat itu semua. Miko masih nyilu melihat rokok yang disamping Gibran dari tadi Miko melihat aktifitas Gibran
"Kenapa digunting dagingnya" guman Miko karena Gibran menggunting bagian-bagian yang gosong karena saran oleh Liam dia tak bisa makan sembarangan. Dia gak bisa makan yang gorong ataupun berminyak
Tapi heran nya dia masih afa ngerokok
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Ficção Adolescente#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari