Gibran yang sudah sampai rumah dia sangat bosan biasanya jam segini dia disibukan dengan orderan dicafe ini malah dia dikamar memainkan hp dan tv menyala
"Gibran" Al yang baru datang langsung membuka kamar adeknya tanpa mengetuk pintu
Dia mendengar suara TV yang menyala
"Hemmm baru pulang kak"
"Iya. Gak biasanya lo ada dirumah jam segini. Libur kerja"
"Enggak, ayah lo aja nooh aneh banget"
"Kenapa ayah"
"Lo tau gak gua tadi diantar pak Yono kesekolah sampai ditungguin. Karena takut kalau gua kerja"
"Maksudnya"
"Dia ngelarang gua untuk kerja. Padahal kemarin-kemarin dia gk masalah"
"Wahh bagus dong jadi kamu gak capek-capek untuk kerja"
"Hemm. Lebih baik gua kerja kak dari pada dirumah gak ngapa-ngapain"
"Kak tolong Gibran lah. Bantu ngomong sama ayah lo biar gibran bisa kerja lagi"
"Gib mungkin ayah pengen kamu gak capek dan ingin memperbaiki hubungnnya dengan lo "
"Hemm omongannya sama kayak bang Rakha"
"Emang Rakha ngomong apa"
"Ya kayak lo tadi"
"Lo cerita dulu sama dia gak kegua dulu, kakak lo gua lo bukan Rakha"
"Sensi abang bro. Tadi bang Rakha anter Eby terus dia tanya kenapa gua resign. Padahal gua gak resign, jadi gua ceritain deh"
"Oh begitu"
"Dah sana Mandi kak bau kali"
"Yeeeee"
Setelah mandi Al kekamar Gibran menemani nya bermain game agar Gibran tak bosan padahal dari tadi gibran sudah mengeluh bosan
"Kenapa bosan"
"He.em"
"Tidur deh dek dari tadi lo bilang bosen melulu capek dengerin ya"
"Masih jam 8 kak. Nangung banget tau"
"Terus mau...."
Dtrrttttttt dtrrtttt bunyi HP Gibran
"Kak angkat telvon dulu" Al menggangguk Gibran mengangkat telvon itu.
"Haloo ada apa"
"Gib to..tolongin guaa"
"Haa ada tugasss. Tugas apa woy"
Disini Gibran berpura-pura karena yang menelepon Rakha. Dia tak mungkin menyebut nama Rakha ataupun tanya kenapa keadaan
"Gib gua se serius. To tolong"
"Lo lagi dimana. Kita ngerjain bareng-bareng ya"
"Ap ....Apartemen"
"Oke. Gua kesana pinjem montor abang gua. Mumpung dia ada disamping nih"
Ucap Gibran Rakha tau sebenarnya kenapa Gibran menjawab seperti itu. Karena ada Al disampingnya dan telvon tertutup
"Kenapa dek"
"Bang pinjam montornya boleh"
"Mau ngapain. Montor lo dimana"
"Montor gua disita sama ayah lo. Plisss bang pinjemin ya ini antara hidup dan mati gua nih".
"Kenapa sih"
"Ada tugasss gua gak akan bisa ngerjainnya"
"Disini aja kakak bantu"
"Kakak gak akan bisa kak, ini harusnya kerja kelompok 2 orang karena gua sama temen gua lupa. Besok ngumpulin nyA. Dari pada aku dijemur kan"
"Kak ayoo lahh pliss"
"Tapi ini udah malem Gib. Gua anter deh dan gua tungguin"
"Gua nginep ke rumah dia"
"Kenapa harus nginep sih Gib"
"Ya bayangin aja tugasnya belum sama sekali dikerjain. Mana mungkin 1/2 jam selesai"
Al berfikir sedangkan Gibran langsung berkemas memasukan beberapa buku dan seragam sekolah didalam tas
"Gib"
"Kenapa"
"Lo mau kemana
"Lo budeg ya. Gua mau kerumah temen. Kalau lo gak mau pinjemin montor ya udah gak masalah. Gua nyari taksi" Al baru melihat adeknya yang keras kepala. Atau marah seperti ini
"Gib tungguin"
Al mengerjar Gibran dibelakang. Sebelum Gibran membuka pintu Miko sudah membuka pintu duluan
"Ada apa" ucap pertama kali Miko masuk
"Kamu mau kemana. Malam-malam seperti ini apalagi bawa tas"
"Saya ada tugas harus selesai malam ini. Bisa anda kasih kunci montor saya"
"Emang tidak ada hari esok"
"Kalau menunggu hari esok, saya pasti sudah keliling lapangan"
Miko terdiam
"Kalau tidak bisa. Ya tidak apa-apa saya akan tetap pergi"
Gibran melangkah keluar. Dia sekeras itu ternyata
"Gibran" Miko teriak
"Ayah" raut wayah Al tidak dapat diartikan takut ayahnya marah kepada Gibran
"Ini kunci motor kamu dan gembok untuk membukanya. Besok saya harap kamu ada dirumah" Miko menyadari sikap Gibran pasti turunan dari diringa sendiri
Walaupun dilarang Gibran akan melakukan yang dia suka. Untung saja pas Gibran tidak boleh kerja dia menurut
Gibran mengambil kunci tersebut langsung membuka gembok dan menyalakan montor pergi dari rumah itu
Gibran berboong tidak ada tugas sama sekali. Untuk ayah dan Al tidak akan ber tanya soal sekolah.
Dia menuju apartemen Rakha dia pasti kesakitan disana
Untuk menyelamatkan Rakha dia berani berboong kepada keluarga
Sampai Diparkiran dia langsung menuju tempat Rakha, untung saja Gibran diberikan kode untuk masuk kekamarnya
"Bang rakha" teriak Gibran menemukan Rakha yang udah pingsan dibbawah kasur
" Bang bangun bang" menepuk-nepuk pipi Rakha
"Bang gak lucu bang" tak ada pilihan lain Gibran membopong tubuh Rakha dan mengantar ya ke rumah sakit
Karena Gibran saja bingung harus bagaimana
******
Sengaja up jam segini ada yang baca tidak
00.40😁
Karna mimin baru aja rehat🥲
Komen dan vote gaes 🫣
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Waktu (Tamat)
Teen Fiction#Seorang anak mencari jati diri #pemuda tak menyerah Gibran mempunyai keluarga pada umumnya namun semua berubah 85 derajat. #lelaki yang ingin dicintai #dia dikejar oleh waktu waktu terus berjalan namun dirinya belum mendapatkan yang dia cari