-Part 22-

732 116 13
                                    

Acara makan malam keluara besar Choi iu akhirnya selesai dan kini mereka semua sudah bersantai diruang tamu mansion.

"Lalice, kenapa kamu tidak menginap saja disini?" tanya Hana.

"A-Aku merasa tidak enak" sahut Lalice.

"Jangan merasa tidak enak. Kamu juga sudah menjadi sebahagian daripada keluarga ini. Lagian dimansion ini masih punya satu kamar kosong" ujar Hana lagi.

"Itu kamar Rosie" timpal Jinhyun.

"Siapa yang memberi izin untuk gadis itu menginap disini!?" marah Sunwoo.

"Rosie itu anak aku, dia ada hak untuk tinggal disini!" sahut Dongwon.

"Sudah Daddy bilang kalau dia bukan anak kamu!" ujar Sunwoo.

"Dan aku sudah bilang sama Daddy kalau dia memang anak kandung aku!" balas Dongwon membuat Sunwoo berdecak kesal.

"Kalian saja bisa menerima Lalice tapi kenapa kalian tidak boleh menerima Rosie?!" kesal Jinhyun.

"Karena Rosie hanya ingin menghancurkan keluarga kita" Balas Hana.

"Bagaimana Mommy tahu kalau Rosie ingin menghancurkan keluarga kita!?" tanya Jinhyun menahan emosi.

"Kalau dia benaran Rosie, dia pasti sudah kembali dari dulu. Dan juga kenapa dia baru saja kembali sekarang?" balas Hana.

"Alasan yang konyol" gerutu Jinhyun.

"Lalice ini anak yang baik. Aku yakin dia bisa menggantikan posisi Rosie" ujar Seojin.

"Tidak akan ada siapa siapa yang bisa menggantikan posisi Rosie!" tegas Jinhyun. Gara gara sudah terlanjur kesal, dia akhirnya berganjak kekamar.

Lalice pula sudah merasa tidak enak "Erm Grandma, Grandpa, Lalice pulang dulu ya" pamitnya.

"Iya sayang. Kapan kapan kamu kesini lagi ya" ujar Hana.

Lalice mengangguk dan dia akhirnya berganjak pergi dari sana.

"Apa Mommy sama Daddy ingin menginap disini?" tanya Dongwon.

"Daddy sama Mommy akan menginap disini saja. Kita harus memastikan kalau gadis tidak jelas asal usulnya itu tidak akan menjejakkan kakinya kedalam mansion ini" ujar Sunwoo disetujui oleh sang istri.

Dongwon mengusap wajahnya dengan kasar "Terserah kalian saja. Aku ingin beristirahat" pamitnya bergegas menyusul sang istri.

"Ya sudah deh. Aku sama anak anak akan pulang dulu" pamit Seojin sebelum berlalu pergi bersama Jeffri dan Nara.

"Jen" panggil Hana.

"Iya Grandma?" sahut Jenniefer.

"Apa Jisoora pergi bertemu Rosie?" tanya Hana.

"Mungkin" sahut Jenniefer.

"Anak itu benar benar ya" keluh Hana.

"Besok biar aku saja yang ngomong sama Jisoora. Mendingan sekarang kita istirahat" ujar Sunwoo memutuskan untuk membawa sang istri kekamar tamu yang sering mereka gunakan ketika mereka tidur disana.

Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar. Membayangkan sosok Jisoora yang bersenang-senang bersama Rosie saja sudah membuat dirinya merasa kesal. Urghhh, seharusnya dia juga berada disana.

:
:

Angin malam yang dingin sama sekali tidak dipedulikan oleh sosok Jisoora yang kini hanya melamun dibangku taman belakang mansion. Gadis ini kelihatan terus menatap kearah bintang yang bersinar indah dilangit.

Secara tiba tiba, lamunannya buyar ketika ada sosok yang memakaikan selimut dibadannya "Nanti kamu sakit"

"Haeiz-ssi"

Haeiz berganjak duduk disamping Jisoora "Kamu bisa memanggil aku Abang. Aku lebih tua dari kamu"

"Baiklah" sahut Jisoora dengan patuh.

Haeiz mendongak menatap bintang dilangit "Kamu ingin tahu soal Rosie?" tanyanya memecahkan keheningan.

Jisoora mengangguk tanpa ragu "Bagaimana Abang bisa bertemu Rosie?"

"Abang bertemu Rosie dipanti asuhan di Australia. Waktu itu hanya Abang sama Rosie orang Korea makanya Abang senang banget ketika bertemu Rosie"

"Dimana keluarga Abang?"

"Abang sudah tidak punya siapa siapa. Setelah orang tua Abang meninggal, Abang tinggal bersama Grandpa di Australia. Tapi Grandpa meninggal sehingga Abang dibawa masuk kedalam panti asuhan"

"Abang menjaga Rosie dengan baik. Aku bersyukur karena Rosie dipertemukan dengan sosok sebaik Abang dan Uncle Lee"

Haeiz tersenyum "Abang juga bersyukur karena ketemu mereka"

"Ngomong ngomong, kenapa Rosie trauma?"

"Abang tidak ada hak untuk ngomong soal itu. Mendingan kamu meminta Rosie untuk menjelaskan semuanya. Tapi Abang mohon sama kamu dan yang lain, tolong jangan memaksa Rosie untuk mengingati semuanya karena itu bisa berdampak buruk sama kondisi mental Rosie"

"Baiklah, aku mengerti" sahut Jisoora.

"Maaf kalau Abang lancang, tapi apa kamu sudah punya pacar?"

Dahi Jisoora mengernyit. Kenapa Abang angkat kepada adiknya itu tibatiba saja bertanya soal itu?

"A-Aku belum punya pacar kok" sahut Jisoora pada akhirnya.

Namun Haeiz kelihatan tidak percaya "Masa gadis secantik kamu tidak punya pacar? Walaupun tidak punya pacar, Abang yakin kamu punya orang yang kamu suka bukan?"

Jisoora terkekeh kecil "Dulu aku punya tunangan tapi akhirnya putus gara gara dia selingkuh"

"Mwoya? Bodoh banget cowok itu karena sudah selingkuh dari kamu" komentar Haeiz.

Jisoora tersenyum tipis "Aku yang salah kok. Aku terlalu sibuk sama pekerjaan aku sehingga aku tidak ada waktu bersama dia"

Haeiz tersenyum "Aku ingin lebih mengenali kamu" ujarnya tanpa basa basi.

"Nde?!" kaget Jisoora.

"Kita bisa berteman bukan?"

"Abang jangan godain Kakak aku ya!" teriak Rosie dari balkon kamarnya.

"Seharusnya kamu mendukung Abang" gerutu Haeiz.

"Tidak tidak!" balas Rosie dengan cepat "Mendingan sekarang Kakak kekamar" lanjutnya.

Jisoora terkekeh dengan sikap posesif adiknya itu. Akhirnya dia bangkit dan berpamitan untuk kekamarnya meninggalkan Haeiz yang mendumel sementara Rosie sudah terkekeh jahil.




  Tekan
    👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang