-Part 23-

933 133 25
                                    

Bukannya memasuki kamar tamu yang sudah Rosie siapkan, Jisoora malah memasuki kamar Rosie.

"Ada apa Kak?" Bingung Rosie.

Jisoora tersenyum malu malu "Bisa Kakak tidur sama kamu?"

Rosie tersenyum "Matikan lampu kamarnya"

Jisoora ikut tersenyum. Setelah mematikan lampu utama kamar, dia bergegas berbaring disamping sang adik.

Tanpa aba aba, Rosie langsung masuk kedalam pelukan Jisoora membuat sang Kakak tersenyum bahagia.

"Sudah lama aku tidak manja sama Kakak" ujar Rosie berusaha menghilangkan rasa canggung diantara mereka.

"Kakak juga rindu dengan tingkah manja kamu. Kakak harap kamu tetap menjadi manja seperti ini ya" balas Jisoora.

"Aku rindu kita yang dulu. Yang selalu tidur bertiga diatas kasur yang sama" lirih Rosie.

"Kamu ingat semua itu!?" Kaget Jisoora.

Rosie tersenyum tipis "Berkat terapi yang aku lakukan atas bantuan Kak Eulgi, ingatan aku kembali walaupun sedikit"

"Rosie. Kakak, Mama sama Papa tidak pernah memaksa kamu untuk mengingat kembali memori kamu yang dulu. Melihat kamu kembali dengan selamat saja sudah bikin kita merasa tenang. Jangan terlalu memaksa untuk mengingat memori masa lalu kamu kalau itu bikin kamu merasa sakit" ujar Jisoora mengelus kepala Rosie dengan lembut.

"Tidak apa apa Kak. Aku tidak merasa sakit kok. Lagian memori masa lalu itu berharga banget untuk aku. Aku tidak ingin melupakan memori manis aku bersama kalian" jelas Rosie.

"Sekarang kita sudah kembali bersama. Bagaimana kalau kita menciptakan memori baru bersama?" Usul Jisoora.

"Kakak serius!?" Antuasis Rosie.

Jisoora mencubit pipi gembul Rosie dengan gemes "Kakak serius Rosie. Besok Kakak akan menghubungi Jenniefer. Kita bertiga akan menghabiskan waktu bersama"

"Kakak the best!" Puji Rosie yang sudah tidak sabar menantikannya.

"Sekarang ayo tidur" ajak Jisoora.

"Selamat malam Kak Chu"

"Selamat malam juga Rosie"

Akhirnya dengan posisi berpelukan, keduanya tidur dengan tenang tanpa gangguan.

*
*

Pagi sudah tiba dan sekarang Jenniefer lagi bersiap siap didalam kamarnya karena dia baru saja mendapat panggilan dari sang Kakak yang memintanya untuk datang kemansion Rosie.

"Kamu sudah mau ke butik?" Tanya Hana.

"Hari ini aku libur" sahut Jenniefer.

"Terus kamu mau kemana? Kok sudah rapi?" Tanya Jinhyun.

"Aku ingin bertemu Kak Jisoora. Dia meminta aku untuk datang kemansion Rosie" sahut Jenniefer.

"Jisoora benar benar keras kepala ya! Kenapa dia harus dekat sama gadis itu!?" Sambar Sunwoo dengan marah.

"Gadis itu adalah adik aku jadi aku harap Grandpa sama Grandma bisa menerima Rosie!" Balas Jenniefer dengan datar.

"Ma, Pa, Jenniefer pergi duluan" lanjutnya berpamitan.

Kedua orang tuanya tersenyum "Iya Sayang" sahut Jinhyun.

"Silakan menikmati waktu berharga kamu bersama kedua saudara kamu ya" lanjut Dongwon menggoda sang anak.

Jenniefer hanya tersenyum tipis sebelum berganjak pergi dari sana.

"Kalian apa apaan si!? Seharusnya kalian menghalang Jenniefer sama Jisoora untuk bertemu sama gadis itu!? Bagaimana kalau Jisoora sama Jenniefer terluka gara gara gadis itu!?" Marah Hana.

"Gadis itu punya nama. Namanya Rosie dan dia adalah anak aku! Rosie itu adik kepada Jisoora dan Jenniefer jadi tidak mungkin Rosie bikin Jisoora sama Jenniefer terluka!" Balas Jinhyun tersulut emosi.

"Ka-"

"Mom, please" potong Dongwon "Jangan ribut lagi. Mendingan kita sarapan sekarang" lanjutnya meleraikan perdebatan itu.

Hana hanya mendengus kecil sebelum kembali fokus menikmati sarapannya.




Sementara itu dimansion Rosie, terlihatlah Rosie yang rebahan santai diatas kasurnya sambil menunggu Jisoora yang lagi berhias didepan cermin.

"Kita bakalan sarapan diluar?" Tanya Rosie.

"Iya. Kakak sudah ngomong sama Jenniefer" sahut Jisoora.

"Ngomong ngomong, kamu tidak menyiapkan sarapan untuk Abang Haeiz?" Lanjut Jisoora memberikan pertanyaan.

"Abang Haeiz bahkan sudah berangkat ke perusahan. Abang memang ingin membantu aku mengurus perusahan selama beberapa hari si. Abang juga bilang kalau aku butuh lebih banyak waktu bersama keluarga kandung aku"

"Dia Abang yang pengertian ya"

"Dia juga cowok yang pengertian loh. Siapa yang menjadi istrinya pasti beruntung"

Blushh

Tanpa diduga, pipi Jisoora bersemu merah. Gadis ini kelihatan tersenyum malu malu membuat Rosie menatapnya penuh curiga.

"Kakak suka sama Abang aku?" Tebak Rosie.

"Nde!?" Kaget Jisoora "T-Tidak kok" lanjutnya gugup.

"Hurm baguslah"

Balasan dari Rosie membuat Jisoora merasa sedih. Apa Rosie memang tidak ingin Haeiz bersama dengannya? Tapi kenapa? Apa dia memang tidak cocok bersama Haeiz?

"Abang Haeiz itu Abang aku. Dan Kak Jisoora ini Kakak aku. Kalau kalian pacaran dan kalian putus, aku pasti berada diposisi yang sulit. Aku tidak bisa memilih diantara kalian. Bukannya aku tidak suka Kak Jisoora menjadi wanita pilihan Abang Haeiz, hanya saja aku takut harus memilih diantara kalian. Kalian berdua berharga untuk aku jadi aku tidak bisa memilih diantara kalian" jelas Rosie yang mengerti perubahan raut wajah sang Kakak.

Jisoora tersenyum tipis "Kakak mengerti"

"Tapi kalau kalian memang saling mencintai, aku tidak akan menghalang kalian" ujar Rosie diangguki oleh sang Kakak.

Ding dong~

"Sepertinya Jenniefer sudah tiba. Ayo kita berangkat sekarang" ajak Jisoora.

Setelah menyambar tas, keduanya bergegas keluar dari kamar untuk menghampiri pintu utama mansion.

Ceklekk

"Apa aku telat?" Tanya Jenniefer ketika pintu dibukakan.

"Kenapa Lalice ada disini juga?" Tanya Jisoora setelah menyadari sosok Lalice yang berdiri disamping Jenniefer.

"Kakak bilang kita ingin menghabiskan waktu bersama bukan? Jadi aku mengajak Lalice juga deh" jelas Jenniefer sementara Lalice yang berada disampingnya hanya tersenyum.

Jisoora sontak melirik Rosie. Raut wajah adiknya itu sudah berubah dan sekarang dia yakin rencana yang sudah dia siapkan tidak akan berjalan dengan lancar.

Huftt! Dasar Jenniefer!




Tekan
   👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang