Waktu terus berlalu dan kini jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi namun sedari tadi Rosie terus bolak balik dari posisi rebahan karena dia tidak bisa tidur walaupun saat ini matanya sudah benar benar mengantuk. Sepertinya dia belum terbiasa tidur disana. Namun kenapa dia bisa langsung tidur dimansionnya walaupun dia baru saja berpindah kesana? Aneh.
"Aishh menyebalkan" gerutu Rosie.
Gadis ini memutuskan untuk berganjak keluar dari kamarnya. Langkahnya menghampiri kamar Jenniefer yang berada disamping kamarnya. Dengan ragunya dia membuka pintu kamar itu. Kebetulan sekali pintu kamar itu tidak bisa dikunci makanya Rosie bisa langsung memasukinya.
Melalui cahaya lampu kecil yang ada dinakas, Rosie bisa melihat Jenniefer yang tidur berdua bersama Lalice bahkan keduanya tidur dalam posisi berpelukan. Seketika Rosie merasa cemburu. Seharusnya dia yang berada didalam dakapan sang Kakak namun sepertinya posisinya sudah diganti.
Tidak ingin membangunkan sang Kakak, Rosie akhirnya berganjak keluar dari kamar lantas dia menutup pintu kamar itu dengan perlahan lahan.
"Rosie"
Rosie terbelalak kaget ketika Jisoora tiba tiba saja berdiri didepannya "Kamu ngapain dikamar Jenniefer?"
"A-Aku hanya ingin melihat Kak Jenniefer saja kok" gugup Rosie.
"Dia tidur bersama Lalice bukan?" tanya Jisoora.
"Iya"
Jisoora mengangguk faham.
"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Rosie ingin mengalihkan perbicaraan.
Jisoora menghela nafasnya dengan "Apa kamu tidak menganggap Kakak sebagai Kakak kamu?"
"Maksudnya?"
"Kamu memanggil Jenniefer dengan embel Kakak sementara kamu hanya ngomong aku-kamu sama aku. Apa kamu hanya menganggap Jenniefer sebagai Kakak kamu?"
Rosie menelan ludahnya dengan kasar "Maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu kok"
"Sepertinya aku memang bukan Kakak yang baik" keluh Jisoora ingin berganjak memasuki kamarnya.
"K-Kak Jisoora" panggil Rosie yang menghentikan langkah Jisoora.
"Kakak adalah Kakak yang baik kok" lanjut Rosie.
"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Jisoora.
Rosie mengusap tengkuk belakangnya. Dia tidak mampu menjawab pertanyaan itu karena dia memang tidak ada jawaban untuk itu. Andai saja dia tidak hilang ingatan, mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu namun sekarang dia hilang ingatan makanya dia tidak bisa mengingati memori masa kecilnya dengan jelas.
"Kakak hanya bercanda" ujar Jisoora memecahkan keheningan.
"Ngomong ngomong, kenapa kamu belum tidur?" tanya Jisoora.
"Aku tidak bisa tidur. Sepertinya aku belum terbiasa" jujur Rosie.
"Mau tidur sama Kakak?"
"Apa boleh?" polos Rosie.
Jisoora terkekeh kecil sebelum menarik Rosie memasuki kamarnya. Setelah Rosie berbaring diatas kasur, Jisoora langsung saja mematikan lampu kamar sehingga hanya cahaya lampu kecil diatas nakas yang menemani mereka.
"K-Kak" panggil Rosie dengan ragu.
"Hurm?" sahut Jisoora.
"B-Bisa minta peluk?" cicit Rosie malu malu.
Tanpa menjawab, Jisoora langsung membawa Rosie kedalam dakapannya. Dielusnya kepala Rosie dengan lembut agar adiknya merasa nyaman.
"Bisa Kakak ceritakan soal Kakak dan yang lain? Aku belum ingat soal kalian" ujar Rosie.
"Apa yang kamu mau tahu? Kakak hanya seorang Dokter terus Jenniefer pemilik butik dan juga designer. Untuk pengetahuan kamu, perusahan Papa itu dulunya punya Grandpa si. Papa satu satunya anak laki laki makanya Grandpa mewariskan perusahan itu untuk Papa. Papa punya 2 adik cewek. Pertama, Aunty Seojin terus yang bungsu Aunty Seola. Aunty Seojin sudah menikah dengan Uncle Honsuk terus mereka punya 2 anak kembar iaitu Nara sama Jeffri yang seumuran sama Jenniefer. Aunty Seola sudah menikah dengan Uncle Hanjun tapi pernikahan mereka tidak direstui oleh Grandpa sama Grandma gara gara Uncle Hanjun hanya pria miskin. Aunty Seola diusir sehingga dia tidak mendapatkan warisan keluarga Choi. Park Chaera, itu nama anak Aunty Seola sama Uncle Hanjun. Grandpa sama Grandma bahkan tidak menganggap Chaera sebagai cucu mereka"
"Dimana mereka? Aku tidak pernah melihat mereka" bingung Rosie.
"Aunty Seola sama Uncle Hanjun meninggal gara gara kecelakaan. Apa kamu ingat gadis yang berkumpul bersama kita itu? Itu adalah Chaera. Papa sama Mama sudah memaksa Chaera untuk tinggal disini tapi dia ingin tetap tinggal dirumah peninggalan Aunty sama Uncle" jelas Jisoora.
"Chaera? Nama itu seperti tidak asing" komentar Rosie.
"Dulu kamu sama Chaera dekat loh. Kamu sering memaksa Mama sama Papa agar kita kembali ke Korea agar kamu bisa bersama Chaera tapi gara gara pekerjaan Papa di Australia membuat kita tidak bisa sering ke Korea. Ngomong ngomong dulu perusahan AR Group ini ada di Australia sebelum akhirnya berpindah ke Korea"
Rosie mengangguk faham "Jadi dulu aku dekat sama Chaera" gumamnya.
"Kamu hanya tua 1 tahun dari dia kok"
"Apa Grandpa sama Grandma masih hidup?"
"Mereka masih hidup tapi sekarang mereka ada di Japan. Kakak yakin mereka akan segera pulang kalau mereka tahu soal kamu"
"Kenapa Aunty Seojin tidak suka sama aku? Apa dulu aku ada bikin kesalahan?"
"Aunty Seojin memang sulit untuk mempercayai seseorang. Kamu harus terbiasa ya"
"Arrasso"
"Sekarang ayo tidur. Sudah jam 2 pagi nih"
Rosie mengangguk patuh lantas dia memeluk Jisoora seakan mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
"Selamat malam, Ochie" bisik Jisoora.
Rosie memejamkan matanya "Selamat malam juga, Kak Chu"
Jisoora sontak menelan ludahnya dengan kasar. Sudah lama dia tidak mendengar panggilan itu dari adik bungsunya dan sekarang dia merasa begitu bersyukur karena masih bisa mendengarnya "Tuhan, tolong kembalikan ingatan Rosie. Aku rindu Rosie yang dulu" batin Jisoora sebelum dirinya menyusul sang adik ke alam mimpi.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Sister ✅(TERBIT)
FanfictionSetelah hampir 16 tahun berpisah, Rosie akhirnya kembali bertemu keluarga kandungnya namun ternyata posisinya sudah digantikan sehingga kehadirannya malah tidak dihargai. Jenchulichaeng📌 Siblings📌 Fanfiction📌