-Part 32-

978 185 27
                                    

Setelah menjemput Jisoora dirumah sakit, Rosie memutuskan untuk membawa Kakaknya itu pulang kemansion miliknya karena sang Kakak tidak ingin kejadian yang terjadi itu diketahui oleh orang tua mereka.

"Abang kamu belum pulang?" Tanya Jisoora mengikuti langkah Rosie memasuki mansion.

"Malam ini Abang bakalan lembur di perusahan. Mungkin juga dia menginap di sana si. Perusahan lagi ada masalah dan Abang lagi berusaha menyelidikinya" sahut Rosie.

"Mendingan sekarang Kakak kekamar terus mandi. Aku akan memesan makanan. Kakak pasti belum makan" lanjutnya.

"Kakak mau ayam ya"

Rosie terkekeh kecil "Baiklah baiklah. Aku akan memesan banyak ayam untuk Kakak"

Jisoora meletakkan ponselnya diatas meja diruang tamu lantas dia berganjak kekamar sang adik.

Drtt drttt

"Kak Ji!! Ini ada panggilan dari Kak Jen!" Teriak Rosie.

"Kamu jawab saja!" Balas Jisoora sebelum menutup pintu kamar.

Rosie akhirnya mengambil ponsel Jisoo lalu dia menerima panggilan dari Kakak keduanya itu.

"Kak Ji, apa Kak Ji masih dirumah sakit?"

"Kak Jen"

"Rosie? Kenapa ponsel Kak Jisoora bisa ada sama kamu? Kamu lagi bersama Kak Jisoora?"

Rosie terdiam selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk menceritakan kejadian yang sudah terjadi kepada Jisoora.

"Kakak akan ke sana sekarang!"

Tut

Panggilan akhirnya dimatikan secara sepihak oleh Jenniefer.

Rosie kembali menyimpan ponsel Jisoora lalu dia mengambil ponselnya untuk memesan makanan yang diinginkan oleh Kakaknya itu.

Sambil menunggu makanan yang dipesannya itu tiba, Rosie memutuskan untuk menghubungi Eulgi.

"Kak Eulgi!!" Serunya heboh ketika Eulgi menerima panggilan darinya.

"Hey Rosie. Ada apa hurm?"

"Kakak tidak rindu sama aku huh? Kita sudah lama tidak ketemu loh"

"Ahaha maaf Rosie. Kakak juga rindu sama kamu tapi pekerjaan Kakak terlalu banyak sehingga Kakak tidak boleh ke mansion kamu"

"Ya sudah deh. Aku mengerti"

"Ngomong- ngomong bagaimana sama hubungan kamu dengan kedua saudara kamu itu?"

"Semakin membaik Kak. Aku sama Kak Jisoora sering menghabiskan waktu bersama. Hanya saja cukup sulit untuk aku menghabiskan waktu aku bersama Kak Jenniefer karena Kak Jenniefer lebih sering menghabiskan waktunya bersama Lalice"

"Abang kamu ada ngomong sama Kakak kalau kamu di terror lagi. Apa itu benar?"

"Benar Kak. Bahkan tadi Kak Jisoora diserang sehingga tangan Kak Jisoora terluka"

"Bagaimana bisa itu terjadi eoh?"

Rosie memijit pelipisnya "Aku juga bingung Kak. Orang itu bukan hanya musuhan sama aku tapi dia juga musuhan sama keluarga aku"

"Papa sama Mama kamu tahu soal ini?"

"Tidak. Aku tidak ingin mereka tahu soal ini"

"Mendingan kamu ngomong sama mereka. Mungkin saja mereka bisa berjaga jaga"

"Nanti saja deh aku fikirkan"

"Ya sudah. Kakak tutup duluan ya. Ada pasien. Ingat, kamu jangan lupa sama rawatan kamu juga agar trauma kamu segera sembuh"

"Iya Kak, aku mengerti. Bye bye"

Tut

Panggilan akhirnya dimatikan oleh Eulgi. Rosie langsung saja meletakkan ponselnya diatas meja lalu dia memejamkan matanya dengan kepalanya yang bersandar disofa.

Brakkkk

Secara tiba tiba pintu mansion dibuka secara kasar sehingga Rosie terbangun dengan kaget.

"Kak Jen" seru Rosie melihat sang Kakak yang menghampirinya.

"Kak-"

Plakkkk

Wajah Rosie berpaling ke samping setelah menerima tamparan dari Jenniefer.

"K-Kenapa Kak?" Tanya Rosie kaget.

Srettt

Jenniefer menarik kerah baju Rosie dengan kasar "Kehadiran kamu hanya menambahkan masalah! Gara gara kamu, Kak Jisoora terluka! Kamu yang bikin kita semua di terror Rosie!"

Mata Rosie berkaca kaca. Tatapannya beralih kearah Lalice yang berdiam diri disamping Jenniefer.

Ah, sepertinya dia sudah tahu siapa yang menjadi alasan Kakak keduanya itu benar benar emosi.

"Maafin aku Kak" lirih Rosie pada akhirnya.

"Tidak ada maaf untuk kamu Rosie!" Sentak Jenniefer dengan nafas yang memburu.

Selama ini, Jenniefer sering menangis ketika Jisoora sedikit terluka dan sekarang setelah mengetahui kalau Jisoora kembali terluka, dia benar benar merasa panik.

"Apa yang harus aku lakukan agar Kakak memaafkan aku? Aku juga tidak ingin kejadian seperti ini terjadi Kak"

Tangan Jenniefer terangkat. Dia ingin kembali melayangkan tamparannya.

"Ayo tampar aku! Terusin Kak terusin! Ayo tampar aku kalau itu bisa bikin Kakak memaafkan aku! Ayo Kak!" Teriak Rosie.

Plakkk

Plakkk

Plakkk

Rosie hanya diam dan terus membiarkan pipinya menerima tamparan dari Jenniefer.

"Jenniefer!" Jisoora berlari menghampiri mereka dengan terburu buru lantas dia menarik Rosie bersembunyi dibelakangnya.

"Kenapa kamu menampar Rosie!?" Marahnya.

Jenniefer beralih memegang tangan Jisoora yang diperban itu "Kakak lihat bukan! Gara gara dia, Kakak terluka!"

"Jen, semuanya bukan salah Rosie!" Balas Jisoora.

"Selama ini kita hidup baik baik saja tanpa terror tapi setelah kedatangan Rosie, semuanya berubah! Kakak terluka dan kita diincar sama seseorang! Dia hanya beban untuk kita Kak!" Teriak Jenniefer diakhir.

"Jenniefer!"

Plakkk

Kali ini pipi Jenniefer yang menerima tamparan dari Jisoora.

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan!? Rosie ini adik kita Jen! Dia bukan beban untuk kita! Seharusnya kita sebagai Kakak ini yang melindungi dia tapi nyatanya dia yang mati matian berusaha melindungi kita! Tanpa Rosie, Kakak mungkin sudah mati Jen! Rosie bahkan sanggup membayar Bodyguard untuk menjaga kita dari jauh! Sadar Jen, sadar! Jangan kemakan sama omongan seseorang sehingga kamu menyakiti adik kamu sendiri!" Nasihat Jisoora diakhir sambil melirik Lalice yang kelihatan salah tingkah itu.

Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar "Aku sudah menghubungi Papa agar Papa sama Mama kesini. Mereka harus tahu soal kejadian terror ini"

Jisoora tidak mempedulikan omongan itu. Gadis ini sudah sepenuhnya menatap Rosie yang menunduk.

"Rosie" panggil Jisoora mengangkat kepala sang adik agar menatapnya. Dia meringis kecil ketika menyadari kalau sudut bibir adiknya itu berdarah dan pipi adiknya juga kelihatan bengkak.

"Kamu keterlaluan Jen" lirih Jisoora membawa Rosie duduk disofa sebelum dirinya mengobati luka adiknya itu.













Cerita ini bakalan diterbitkan versi buku. Jadi tolong vote ya, aku benar benar membutuhkan dukungan kalian untuk cerita ini🤧


  Tekan
   👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang