-Part 14-

785 107 4
                                    

Kedatangan Sunwoo dan Hana langsung disambut oleh anggota keluarga Choi bahkan keluarga Seojin juga sudah berkumpul dimansion Dongwon.

"Mendingan Mommy sama Daddy istirahat saja duluan. Kalian pasti capek setelah perjalanan yang panjang" ujar Dongwon.

"Tidak perlu. Mommy sama Daddy sudah tidak sabar untuk bertemu gadis yang berbohong sebagai Rosie itu" ujar Hana dengam sinis.

"Maksud Mommy apa? Gadis itu benaran Rosie, cucu kandung kalian" ujar Jinhyun.

"Seojin sudah ngomong sama kita kalau gadis itu bukan Rosie. Kenapa kalian begitu bodoh percayakan gadis itu?" sambar Sunwoo.

"Seo, apa yang sudah kamu ngomong sama Mommy Daddy hah!?" marah Dongwon.

"Aku hanya mengatakan kebenarannya" sahut Seojin dengan santai.

"Rosie itu anak kandung aku. Aku yang melahirkan dia jadi aku tahu kalau dia adalah anak kandung aku" tegas Jinhyun.

"Daddy tidak akan membiarkan orang asing untuk masuk kedalam keluarga kita" sambar Sunwoo.

"Aku tidak peduli. Apa pun keputusan kalian, Rosie tetap anak aku!" balas Jinhyun.

"Ini hasil test DNA nya. Dia benaran Rosie" Dongwon menyerahkan hasil test DNA kepada kedua orang tuanya itu.

"Aku yakin hasil test DNA itu palsu. Gadis itu bisa saja berbohong soal hasilnya" sambar Seojin lagi.

"Cukup Seo!" kali ini Honsuk yang menegur sang istri.

"Ini urusan keluarga aku, mendingan kamu jangan ikut campur" balas Seojin membuat sang suami menahan emosinya.

"Sudah 16 tahun Rosie pergi, bagaimana kamu bisa yakin kalau gadis itu adalah Rosie?" tanya Sunwoo.

"Karena dia adalah anak aku. Aku sama Jinhyun bisa merasakannya" sahut Dongwon.

Bersamaan dengan itu, Rosie bersama Chaera akhirnya tiba.

"Rosie, ini Grandpa sama Grandma" ujar Dongwon.

Rosie hanya membungkuk sopan tanpa mengeluarkan suaranya.

"Kenapa lo kesini juga?" Jeffri melemparkan pertanyaan kepada Chaera.

"Gua diundang sama Aunty Jinhyun" sahut Chaera.

"Kedatangan lo disini tidak dibutuhkan. Lo juga tahu Grandpa sama Grandma benci sama lo, jadi kenapa lo masih saja muncul didepan mereka? Butuh simpati?" sambar Nara.

"Chaera kesini juga tidak merepotkan kalian. Kenapa kalian yang marah? Ini juga bukan mansion kalian" balas Rosie dengan datar.

"Mommy sama Daddy lihat saja deh. Gadis ini bahkan tidak menghormati Nara sama Jeffri yang sudah jelas lebih tua dari dia" ujar Seojin memanaskan suasana.

"Nih keluarga tidak ada yang waras deh" batin Rosie menahan kesal.

"Kamu benaran Rosie?" tanya Sunwoo.

"Dad, sudah aku bilang kalau dia adalah Rosie. Daddy bahkan sudah melihat hasil test DNA nya" sambar Jinhyun.

"Hasil test DNA ini saja tidak cukup. Kita butuh lebih banyak bukti" ujar Sunwoo dengan serius.

Dahi Rosie mengernyit "Bukti apa lagi yang kalian inginkan?"

"Ceritakan memori masa kecil kamu sebelum kamu kecelakaan" sahut Sunwoo.

Rosie menghela nafasnya dengan kasar "Kecelakaan itu bikin aku hilang ingatan. Aku tidak bisa mengingati semuanya dengan jelas"

"Bohong. Sudah 16 tahun berlalu, masa ingatan kamu belum kembali? Ini pasti hanya akal akalan kamu saja" ujar Seojin penuh yakin.

Tangan Rosie terkepal dengan erat. Sudah cukup dia bersabar dan sekarang dia sudah tidak mampu menahan emosinya lagian "Cukup Seojin-ssi. Kalian yang membawa aku masuk kedalam keluarga kalian dan sekarang kenapa kalian menyalahkan aku seakan aku yang memaksa untuk masuk kedalam keluarga kalian hah!?"

Hana bangkit lantas menghampiri Rosie.

Plakk~

Rosie tersenyum sinis ketika Hana menampar pipinya "Kurang ajar ya kamu!" marah Hana.

"Mommy apa apaan si!" marah Jinhyun menarik Rosie agar berdiri dibelakangnya.

"Usir gadis itu dari sini. Dia bukan sebahagian daripada keluarga kita" ujar Hana dengan serius.

Jinhyun menatap sang anak "Rosie, kamu masuk kekamar sekarang. Biar Mama uruskan soal ini"

Tidak ingin membantah, Rosie lantas berganjak memasuki kamarnya. Lagian dia juga lagi emosi saat ini dan jika dia terus berada disana, dapat dipastikan dia akan membuat keributan yang lebih besar.

"Aku kecewa sama Mommy" ujar Dongwon.

"Apa kalian buta? Sudah jelas kalau gadis itu bukan Rosie. Rosie kita dulu adalah sosok yang patuh" ujar Hana.

"Mommy bahkan baru bertemu Rosie jadi bagaimana Mommy bisa langsung yakin kalau gadis itu bukan Rosie?" tanya Dongwon berusaha menahan emosinya.

"Mommy kenal siapa cucu cucu Mommy" sahut Hana.

Dongwon mengusap wajahnya dengan kasar "Kenapa Mommy sama Daddy selalu saja percaya sama omongan Seojin. Bahkan sebelum Seola meninggal juga Mommy sama Daddy lebih percaya sama Seojin berbanding aku sama Seola? Apa aku sama Seola ini hanya anak angkat Mommy hah?!" marah Dongwon pada akhirnya.

"Kamu jangan kurang ajar sama Mommy kamu hanya gara gara gadis itu ya!" marah Sunwoo.

"Aku hanya mengatakan kebenarannya. Kalau Mommy sama Daddy masih ingin percaya sama Seojin, silakan saja. Aku tetap tidak akan mengusir Rosie karena Rosie anak kandung aku!" tegas Dongwon.

"Mendingan Mommy sama Daddy ikut aku pulang" ajak Seojin.

Tanpa berlama lama lagi, Seojin bersama keluarganya langsung pergi dari sana. Tidak lupa juga dengan keberadaan Sunwoo dan Hana yang akan mengikut keluarga Seojin untuk pulang. Sementara Chaera, dia juga sudah pulang setelah temannya datang untuk menjemputnya.

"Adik kamu benar benar keterlaluan!" kesal Jinhyun setelah mereka semua berganjak pulang.

"Kenapa Aunty Seojin seakan benci sama Rosie?" Jisoora yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Mama juga bingung sama Aunty kalian itu" sahut Jinhyun.

"Kak" Jenniefer akhirnya bersuara. Dia menatap Jisoora dengan takut takut karena sejak perdebatan tadi pagi, mereka masih belum berbicara.

"Hurm?" sahut Jisoora.

"M-Maaf soal tadi pagi. Aku bersikap seperti anak kecil" lirih Jenniefer.

Jisoora tersenyum tipis lantas dia membawa Jenniefer kedalam dakapannya "Kamu juga tahu Kakak tidak bisa marah lama lama sama kamu"

Jenniefer sontak tersenyum bahkan dia sudah memeluk Jisoora dengan manja.

Dongwon dan Jinhyun yang melihat keduanya sudah akur akhirnya bisa bernafas lega.

:
:

Sementara itu didalam kamarnya, terlihatlah sosok Rosie yang sudah menghancurkan cermin yang ada didalam kamarnya itu.

Nafas gadis ini sudah memburu bahkan dia tidak mempedulikan tangannya yang sudah berdarah gara gara serpihan kaca itu.

Self harm. Inilah yang sering Rosie lakukan ketika dia tidak mampu mengawal emosinya sendiri.

"Aku benci kalian" lirih Rosie bersandar lemes di dinding kamarnya.

Ditatapnya sekeliling kamarnya yang sudah berantakan itu. Rasa emosinya sudah sedikit menghilang makanya sekarang dia bisa merasa sedikit tenang.

Gara gara takut tidak mampu mengawal emosinya lagi, Rosie akhirnya memutuskan untuk menghubungi seseorang yang mampu membuat dirinya merasa tenang "K-Kak Eulgi" lirihnya ketika panggilan itu diangkat.







  Tekan
    👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang