-29-

784 127 12
                                    

Cubitan dipipi gembulnya membangunkan sosok Rosie yang berada didalam mimpi.

"Eunghh" Lenguh Rosie menggeliat kecil.

"Bangun Rosie" Seru Jenniefer yang terus saja mencubit pipi gembul sang adik.

Rosie akhirnya membuka matanya "Eonnie" Dengan manjanya dia memeluk Jenniefer.

Sosok yang dipeluk sontak tersenyum "Ayo bangun. Sudah pagi"

Rosie menatap Jenniefer "Dimana Kak Jisoora?"

"Lagi bantu Mama bikin sarapan didapur. Mendingan kamu mandi terus kita sarapan bersama"

"Arrasso" Rosie bangkit lantas berganjak kekamar mandi sementara Jenniefer memutuskan untuk merapikan selimut dikasur.

30 menit kemudian, Rosie keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian yang sudah rapi.

"Eoh, Kak Jen masih disini" Ujarnya.

"Biar Kakak bantu" Jenniefer mendudukkan Rosie dibangku meja rias lantas dia menggunakan hairdryer untuk mengerikan rambut sang adik.

"Tumben?" Bingung Rosie.

"Apa yang tumben?" Jenniefer ikutan bingung.

"Biasanya Kakak cuek sama aku bukan? Kenapa sekarang malah perhatian? Apa gara gara tidak ada Lalice disini?"

"Kenapa harus bawa Lalice?"

"Ya karena Kakak tidak akan peduli sama aku ketika ada Lalice disekitar Kakak"

Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar. Dia menatap wajah sang adik melalui pantulan di cermin.

"Rosie, kamu harus mengerti Kakak. Selama ini hanya Lalice yang ada disamping Kakak. Dia yang menjadi sandaran Kakak. Dan Kakak tidak boleh terlalu perhatian sama kamu ketika Lalice ada bersama karena Kakak tidak ingin Lalice salah faham. Kakak tidak ingin Lalice berfikir kalau Kakak membuang dia setelah kamu kembali"

"Jadi Kakak lebih memilih untuk menjaga perasaan dia berbanding perasaan adik kandung Kakak sendiri?"

"Rosie, maksud Kakak bukan seperti ini. Kakak hanya-"

"Tidak apa apa Kak. Aku mengerti" Potong Rosie "Aku mengerti kalau kehadiran aku hanya mengganggu kebahagiaan Kakak sama Lalice" lanjutnya.

"Rosie-"

"Ayo turun. Mereka pasti sudah menunggu" Rosie kembali memotong omongan Jenniefer lantas dia berlalu keluar dari kamar meninggalkan Jenniefer yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.





"Selamat pagi semuanya" sapa Rosie setibanya dimeja makan.

"Selamat pagi Sayang" balas kedua orang tuanya.

"Dimana Jennifer?" Tanya Jisoora.

"Tidak tahu" sahut Rosie berganjak duduk dibangku kosong disamping Jisoora.

Jisoora memicingkan matanya. Dia yakin ada sesuatu terjadi diantara kedua adiknya itu.

Baru saja dia ingin bangkit untuk menghampiri Jenniefer, adik pertamanya itu sudah menghampiri mereka.

"Rosie" Panggil Jenniefer.

Namun Rosie memilih untuk tidak peduli "Dimana Abang Haeiz?" Tanyanya.

"Abang kamu sudah ke perusahan. Mama sudah memintanya untuk sarapan bersama tapi dia bilang dia harus segera ke perusahan" Jelas Jinhyun.

Dahi Rosie mengernyit. Kenapa Abangnya itu ke perusahan dengan terburu buru? Apa ada sesuatu yang terjadi?

"Mendingan kita sarapan sekarang. Papa juga harus ke perusahan" ujar Dongwon.

Acara sarapan akhirnya bermula dengan suasana yang hening.

"Rosie, kamu ingin ikut Mama Papa kemansion atau bagaimana?" Tanya Jinhyun memecahkan keheningan.

"Aku harus ke perusahan Ma" Sahut Rosie.

"Bagaimana sama kalian?" Jinhyun beralih bertanya kepada anak pertama dan anak keduanya.

"Aku harus kerumah sakit Ma. Ada operasi jam 9 nanti" Sahut Jisoora.

"Aku juga harus butik. Lalice akan melakukan photoshoot disana" Ujar Jenniefer.

"Sepertinya Mama akan kesepian deh" Keluh Jinhyun.

"Bagaimana kalau Mama ke cafe aku saja? Chaera juga ada disana" usul Rosie.

"Cafe kamu?" Bingung Jinhyun.

Rosie mengangguk "Aku punya satu cafe si. Chaera bekerja disana sebagai Manager"

"Baiklah, nanti Mama akan meminta Papa kamu menghantar Mama kesana" Ujar Jinhyun diangguki oleh sang anak.

*
*

Rosie berjalan memasuki perusahan diikuti oleh sosok Ash yang setia dibelakangnya.

"Erm Ms, saya punya informasi terbaru untuk Ms" Ujar Ash ketika mereka hanya berdua didalam lift yang menuju kelantai atas.

"Ada apa?" Tanya Rosie bingung.

"Kedua bodyguard yang mengikuti Ms Jisoora sama Ms Jenniefer melaporkan kalau ada sosok misterius yang terus mengikuti kedua saudara Ms"

"Dan apa tindakan kamu?" Tanya Rosie datar.

"Saya sudah meminta kedua bodyguard itu untuk mencari tahu semuanya Ms"

"Bagus. Kalau bisa, tangkap saja pria misterius itu agar kedua saudara aku baik baik saja"

"Baiklah Ms"

Ting!

Mereka akhirnya tiba dilantai atas dan pintu lift akhirnya terbuka.

Seperti biasa, Rosie berjalan untuk memasuki ruangannya sementara Ash akan ke cafe perusahan untuk menunggu disana.

"Selamat pagi Ms" Sapa Airin ketika menyadari keberadaan Rosie.

"Selamat pagi juga" sahut Rosie "Apa Abang aku ada?"

"Tuan Jung ada didalam ruangan Ms"

Rosie mengangguk singkat lantas dia berjalan memasuki ruangannya.

Ceklekk

"Abang" Panggilnya.

"Rosie? Kenapa kamu kesini? Bukannya Abang sudah bilang kalau Abang akan membantu kamu mengurus perusahan?"

"Tetap saja aku harus membantu Abang" sahut Rosie "Apa ada sesuatu yang terjadi? Kenapa Abang terburu buru ke perusahan?"

Haeiz menghela nafasnya dengan kasar "Laporan keuangan perusahan menurun secara drastis. Beberapa investor utama juga sudah menarik diri dari project yang kita jalankan ini"

"Bagaimana bisa!?" Kaget Rosie.

"Investor kita diambil oleh AR Group"

"Tidak mungkin Papa aku melakukannya" Bingung Rosie.

"Abang tahu kok. Dan sekarang Abang yakin semua ini adalah ulah sosok yang mengincar kamu"

"Tapi bagaimana bisa Bang? Bukannya hal perusahan seperti ini begitu privasi? Apa mungkin musuh ada disekitar perusahan?"

Haeiz mengangguk "Abang yakin dalang utama ada disekitar kita. Mungkin saja dia bekerja di perusahan kita dan mungkin saja dia bekerja di AR Group"

Rosie mengusap wajahnya dengan kasar "Sekarang kita harus bagaimana Bang?"

"Abang akan berusaha mencari investor dan meyakinkan mereka. Dan kamu hanya perlu mencari siapa dalang yang sudah menimbulkan masalah ini"

"Baiklah Bang. Aku akan segera mencari keberadaannya"










Tekan
   👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang